Persis sebelum pandemi, 1M tiba-tiba dicari banyak orang.
BMW 1 Series M Coupe ini semakin moncer, bernilai lebih dari 1M rupiah sekarang.
Di luar sana, tepatnya Amerika, BMW 1M Coupe yang langka dan berkinerja tinggi bernilai lebih mahal ketimbang saat baru. Suatu prestasi yang belum pernah terjadi sebelumnya. 1M 2011 menguasai lebih banyak pasar bekas daripada semua penawaran BMW M lainnya pada tahun itu, termasuk sport coupe M3 yang legendaris, X5 M yang jauh lebih mahal dan bahkan SUV X6 M.

Diproduksi hanya untuk satu tahun, ia memakai sebutan satu kali dan singkat saja; “1 Series M Coupe.”

It is a statement!

Kalau masuk dalam kabinnya, memang kita berasa ada di kokpit pembalap. Semuanya serba fokus pada sang driver. Gerak tangan rasanya enggak bisa keluar dari area kendali. Mata lurus ke depan, tangan merajalela di setir dan tuas transmisi. Gaspolll!

Nampak lebih menghibur daripada M3 yang lebih besar dan lebih bertenaga. Tapi karena ini hanya bracket product yang diproduksi untuk memenuhi line up, 1M ini dibatasi 2.700 unit secara global, dengan hanya 740 unit yang datang ke AS.

Indonesia? Bisa dihitung jari.

Salah satunya ada di Solo.
Di tangan Michael Na a.k.a Mike, yang sudah jatuh cinta dengan mobil ini semenjak launching di 2011. “Kebetulan 2011 saya business trip ke Munich dan berkunjung ke BMW Welt. Di sana melihat 1M dengan balutan Black Sapphire Metallic. Love at first sight,” ucap pengusaha muda ini.

Sedangkan alasan yang lebih rasional adalah karena 1M memang tipe mobil yang Mike sukai. Lightweight, compact, great handling, great performance. No nonsense. No bullshit.

1M ini sebenarnya menggunakan mesin N54 yang notabene bukan mesin M. “Namun kombinasi antara mesin N54 dan mayoritas komponen sasis dan suspensi dari E90/E92 M3 membuat mobil ini sangat unik,” jelas kelahiran 10 Juni ini. Mesin N54 adalah mesin turbo pertama dari BMW semenjak tahun 1986. Mesin ini juga memiliki tuning potential cukup baik dan menggunakan twin turbocharger.

Maka jangan heran konsep modifikasinya adalah Street/Track/Performance. Bagi Mike, “Lightweight adalah konsep yang selalu saya usung di semua mobil saya.” Mungkin Mike terinspirasi oleh apa yang selalu dibilang pendiri Lotus Cars, Colin Chapman, “Adding power makes you faster on the straights. Substracting weight makes you faster everywhere”.

Faktanya sistem audio dilepas semua. Joke yang timbul adalah “engine and exhaust noise is much better than audio system anyway”.

Kedua, velg memakai yang lightest yaitu BBS RI-D.
Ketiga, jok Recaro selain ergonomis juga bobotnya berkurang jauh.
Keempat, coilover Ohlins dengan Swift springs lebih ringan dari stock suspension.


Kelima, full titanium Akrapovic Turbo-back Exhaust yang juga lebih enteng dari knalpot bawaan 1M.

Akan tetapi konsep Street/Track/Performance selalu memberikan challenge terbesar dimana kita harus dapat menemukan balance yang pas antara keduanya.

Terlalu track oriented maka mobil tidak nyaman untuk di street.

Terlalu street/comfort oriented maka performa mobil untuk performance/spirited driving juga tidak akan memuaskan.

Maka kuncinya adalah memilih komponen modifikasi yang tepat. Contoh suspensi yang notabene sangat penting adalah dengan menggunakan Ohlins Road & Track, “Mobil benar-benar dapat balance yang pas sesuai dengan nama suspensinya.” Yang menarik, Mike mendapatkan apa yang disebut sebagai great aftersales service from Ohlins Indonesia! No endorsement, tapi ini kenyataan.

Pada velg, sudah barang tentu BBS RI-D jadi kuncian. Velg paling ringan untuk ukuran 19 inci dari BBS. 19×9 ET22 dengan bobot 7.2 kg dan 19×10 inci ET25 dengan berat 7.5 kg. Meskipun ringan, velg ini juga kuat karena dibuat dari forged Duralumin. Sedangkan bannya menggunakan Michelin Pilot Sport 4S, street tire paling mumpuni saat ini. Aman untuk dry dan sangat baik untuk wet condition.

Kemudian, untuk estetika eksterior, Mike hanya menambahkan front lips buatan FlowDesign. Berbahan polyethylene composite yang tidak mudah pecah atau crack. Sedangkan rear diffuser menggunakan model Revozport Raze.

Di dalam kabin, interior juga tidak banyak diubah. “Menurut saya interior 1M cukup driver-oriented dan itulah selera saya. Fokusnya bukan luxury tapi performance and simplicity,” kata pemilik postur 176 cm/78 kg. Sedangkan jok Recaro bucket merupakan keharusan bagi Mike karena ia sudah terbiasa dan nyaman dengan tipe RS-G.

Kelengkapannya, steering wheel yang dibalut Alcantara with flat bottom memudahkan keluar masuk mobil dengan jok bucket. Sementara shift knob Raceseng Slammer sebagai finishing touch.

Finalisasi ada pada bagian mesin. Mike bersama bengkelnya sendiri, MNA Garage, memodifikasi mesin dengan memaksimalkan performa stock turbo bawaan pabrik. Reflash stage 2 melalui MHD yang menaikkan boost dan performa. Disupport oleh intake AEM dan intercooler VRSF HD. Lalu dari sisi gas buang digunakan full Akrapovic turbo-back exhaust untuk meminimalisir back pressure. Mesin N54 ini karakternya menjadi cukup liar dengan torsi tinggi di RPM rendah.

Sedangkan pada saluran pembuangan, MNA Garage mempercayakan exhaust full titanium Akrapovic yang bersuara khas merdu menjadikannya “icing on the cake”!


Workshop:
Wheels, brakes, suspension & seat: Drivetech Auto Garage
Engine, ehaust & interior: MNA Garage

Data Mods:
AEM intake, VRSF chargepipe, VRSF intercooler HD 7 inches, Akrapovic turbo-back exhaust, Tial BOV, NGK 97506 iridium plugs, MHD Stage 2 reflash, Ohlins coilover Road & Track, Swift springs, Vorshlag camber plate, Powerflex front control arm bushing, Powerflex sway bar bushings, Powerflex rear shock bushing, FlowDesign front lips, Razor diffuser RevoZport, BBS wheels RI-D 19x(9+10) inches, Michelin tyres Pilot Sport 4S 245/35R19 & 265/35R19, AP Racing front brake Radical 2, Ferrodo pads DS2500, Recaro bucket seat RS-G, Raceseng shift knob Slammer, custom Alcantara flat bottom steering wheel