350Z ini diperoleh Diwan dari salah satu kawan dekatnya. Dengan wujud sudah sangat full racing look. Sebagian bodi disentuh karbon. Akhirnya, “Gue beliin fender asli 350Z buat gantiin fender karbon,” cerita Diwan tentang mula proses merealisasian konsepnya, mengembalikan tampilan tongkrongannya.

Walau begitu, kap mesin disisakan dengan tampilan karbon. Di sini kesan racingnya terlihat nyata. Namun walau tidak banyak secara jumlah, beragam perubahan menyentuh eksterior. Yang penting mutu, bukan kuantitas.

Bumper depan dan side skirt dipercayakan pada Nismo Version 1. Tidak agresif, agar tak jomplang dengan model velg. Sementara di belakang, tidak memakai Nismo. Melainkan dipadu dengan diffuser keluaran Top Secret. Sekali lagi, tidak terlalu agresif. Tapi asyik dilihat. Titik agresif muncul saat mesin menderu knalpot HKS full systemnya.

Diwan bisa dengan lugas membuat kesederhanaan mempunyai nilai yang tinggi. Tak sembarang orang bisa melakukannya. The little secret is fokus pada velg. Dengan velg, seharusnya mobil tampil dengan sangat berkarakter. Toh ini memang kunciannya Diwan.

Walau semua itu tak semulus wajah BCL. Fendernya gede banget. Di depan memang bisa langsung masuk. Tapi di bagian belakang, “Gue mesti tambah spacer knock lagi 15 mm.” Itupun jarak big brake kit AP Racing dengan velg hanya 1 mm. Adapun velg SSR MS1 berukuran 20x(9.5+10.5) inci ini punya ET minus 10 dan minus 15.

Velg 3-piece ini dibuat berbasis teknik Heat Treatment Manufacture, dimana inner barrel dipanaskan untuk kedua kalinya yang bisa menambah kekuatan sekaligus reduksi bobot. Cocok buat mobil kencang, atau yang berbobot agak berat.

 


Workshop:
Wheels & body set up: Eurovolution @eurovolution
Body work: Rajawali Auto Garage @rag_bodyworks

Data Mods:
Pirelli front tyres P Zero Nero 235/35ZR20 & Toyo rear tyres Proxes T1R 265/30ZR20, SSR wheels MS1 20x(9.5+10.5) inches, AP Racing big brake kit, Nismo front body kit Ver.1, Nismo side skirt Ver.1, Top Secret rear diffuser, HKS full system