Ferrari is Ferrari.
Heritagenya prancing horse tidak diragukan.
Desain Pininfarina yang membulat, melebar dan memanjang, mudah membekas di seluruh benak manusia di muka bumi ini.

Tak lupa karakter suara mesin V8.
Responsifnya sublime. Membikin adiksi.
Dan pada F430, mungkin ini yang terbaik dari semua generasi mid engine V8 Ferrari.

Kemudi sangat komunikatif, fun di sektor ini. 500 tenaga kuda yang keluar, bisa dikelola dengan luar biasa. Nol hingga 100 km/jam bisa dicetak dalam 4 detik. Kecepatan puncak mencapai 320 km/jam. Sebenarnya, tol Jagorawi adalah surga bagi F430.

Mistis Ferrari tak hanya mencakup kinerja. Gaya, gengsi, martabat dan eksklusivisme semua berkontribusi pada daya pikat mobil sport eksotis Italia ini.

Maka…, F430 lebih dari sekadar peluru dalam garis lurus.
Once again, Ferrari is Ferrari.
Lantas kurang apalagi?
Mengapa Freggy Effendy dan Ryan Melano malah putar otak pusing kepala hanya karena sesuatu yang belum pernah dilakukan di Indonesia?

Tak dapat disangkal kemampuan F430 aslinya mudah memutar kepala, hingga bikin patah leher. Jadi perlu yang technical skill agar sepadan dengan nama besar Ferrari.

Awal cerita modifikasinya sepertinya perlu dibuka ke publik.
Jagoan velg, BBS, menjadi vendor pembuat velg Ferrari F430. Freggy kebetulan punya versi Ferrari F430 Challenge Stradale yang juga dibuat oleh BBS. Size standarnya 19×7.5 inci di depan dan 19×10 di belakang.

Saat itu, Freggy (lagi) tak ingin velg yang terlalu fashion.
Ide gila Ryan tercetus, “Gimana kalau velg monoblock standar itu gua potong, terus dijadiin 3-piece?”

Dasar pemain lama, Freggy setuju dan nyerahin sepenuhnya.
“Ini velgnya, coba lo atur,” begitu kira-kira Freggy menerima tantangan Ryan.
Ryan yang sudah 20 tahun lebih spesialis di wheels convertion, langsung memesan American Rim Supply rim berdimensi 20x(10+12.5) inci. Konstruksi konversi ini 3-piece step lip. Rincian detailnya, 3 inches outter + 7 inches inner barrel dan 4 inches outter + 8.5 inner barrel.

Yes, singkatnya adalah BBS Motorsport Ferrari F430 Challenge Stradale monoblock 19x(7.5+10) inci, dicutting dan diambil hanya bagian tengahnya saja. Sementara lingkar diameternya, dirinci sebagai outer dan inner barrel, dipesan khsusus. Diameternya menjadi 20 inci, lebar depan 10 inci dan lebar belakang di 12.5 inci.

Velg ini dipotong ya!
Diurai, dan dirangkai ulang.
Bukan beli bespoke di satu tempat. Atau ambil velg multipiece, lantas dibikin 3-piece lantas refinish.
Nope.

“Terus terang ego gua sebagai seniman di otomotif agak terusik. Kenapa Jepang bisa, sedangkan gua enggak?” ucap Ryan, bapak 2 anak ini. Ini mengacu pada persaingan sehat dengan Kazuki Crossglow. Bukan cuma sekali ini, Ryan bahkan sudah mengaplikasikan gaya ini ke Ferrari F458 milik Bayu MH.

One of a kind project in the world.
One kind of a wheel on F430 baggedrari.
Dengan itu, Ryan mengandaskan F430.
Baggedrari never gets old.
Ada sebabnya.

Suspensi stock jebol.
Pilihannya cuma 2, kembali ke stock atau air sus. Tren bagged euro exotic kan lagi mewabah.
So why not?

Soal potensi limbung, bisa dituntaskan oleh 3H/3P dari Air Lift. Perangkat ini enak buat diajak pelan ataupun high speed. Dan ini semua terbukti. DeepEnd menggeber di Jagorawi hingga 200 km/jam pun mobil tak punya indikasi limbung.

Selain manajemen Air Lift, pada area suspensi Ryan mengombinasikannya dengan Prazis.
Selaku agen Prazis Indonesia, Ryan sudah banyak memasang merek ini ke premium car.

“Prazis adalah salah satu leading brand di bagged area. Gua pertama kali yang masukin di sini, waktu itu untuk Raihan punya Carrera kuning,” ungkap Ryan.

Bukan asal ngecap, karena lewat pengujian juga. “Sudah gua tes, dan ternyata konstruksi billet T6061 dan pengaturan dampernya cukup mumpuni di mobil sport untuk digeber, diajak zigzag dan juga mobil tetap cerdas tanpa merusak sistem kaki-kakinya,” ucap pria 46 tahun ini.

Banyak merek suspensi yang bagus dan terkenal. Tapi semua memang balik ke engineering yang ditawarkan. “Dan siapa yang bakal menangani di sektor pemasangan dan trouble shooting,” wanti Ryan.


BBS Motorsport F430 Challenge Stradale

5 LANGKAH REKONSTRUKSI VELG
Velg ini tergolong langka, harganya lumayan antara $5.000-$7.000 per set. Material logamnya bagus, garing dan enggak gampang retak.

Pertama, Ryan memetakan sistem konstruksi BBS ini. Jika salah potong, bisa kusut ini project. Dipotong, diambil facenya saja. Sisanya disimpan di gudang.

Kesulitan timbul karena batang spoke mentok ke ujung luar velg. Bukan di tengah-tengah seperti pada velg-velg BMW model lama yang spokenya di tengah, terus ke atas masih ada bibir. Itu gampang. Sementara ini BBS, jelas beda kelas.

Kedua, penentuan titik register (flange) untuk rivets. Bagaimana pemotongan dan rivets bisa duduk dengan harmonis di register.

Ketiga, setingan bibir untuk penentuan fitment.

Keempat, velg ini enggak boleh wooble atau goyang setelah inner, face/spoke dan step lip outer diassembly semua.

Kelima, center velg dibikin stone finished, terus dipowder dengan gloss single layer gun metal, dan bibir dibrushed dengan gloss carbon bronze.

Ternyata, setelah dipotong dan dirakit, velg di mesin balance kondisinya perfect. Tanpa ada isu goyang. Bahkan dites di tol, setir lurus tanpa vibrasi. Yang asyik, mobil enak dibejek, enggak muncul problem or error di suspensi.

 

Michelin Pilot Sport 4S

SIDEWALL BAN SELARAS FENDER
Terkait gaya seting, mengapa memilih ban yang dipakai ini?

Ban susah-susah gampang. Ferrari itu enggak kayak mobil RWD biasa. Posisi ketinggian ban depan-belakang ada kalkulasinya. Salah dikit sensor-sensor bakalan nyala semua.
Sempat memakai ban 255/30/20 di depan dan 325/25/20 di belakang, efeknya saat ride, posisi mobil enggak bisa bagus. Terlalu tinggi, karena ban terlalu pendek. Gap antara fender dan ban menjadi kendala. Kelihatan bakalan maksa banget. Sebab posisi velg waktu ride sejajar dengan body fender luar.

Solusinya, malah di luar dugaan. Michelin yang orang bilang ban gemuk dan enggak bisa dipakai buat stance fitment, malah megang peran. Dimensi 245/35 di depan dan 295/30 di belakang jadi pilihan. Punya konversi sidewall yang selaras dengan fender Ferrari. Sehingga waktu jalan ban mobil tetep celup.

Secara karakter, ban tetap sporty. Tanpa narik, enggak maksa. Saat dikemudikan, tongkrongan mobil kelihatan tetep sangar. Ferrari haram terlihat ngangkang. Wajib terlihat fitted dengan ban lebarnya. “Karakter ini yang jadi ciri khas Antelope Ban,” tegas Ryan Melano.


Workshop:
Antelope Ban @antelopeban

Data Mods:
American Rim Supply rim step lip 20x(10+12.5) inches, BBS for Ferrari F430 Challenge Stradale center spoke 19x(7.5+10) inches, Michelin Pilot Sport 4S 245/35ZR20 & 295/30ZR20, Prazis struts, Prazis double below bags, Air Lift air management 3H/3P, Viair compressor 480C, Air Lift air tank 5 gallon, iPE header, iPE catless test pipe, Kressieg F1 rear muffler