Baru tahu, Miata ini jadi pelakor. Korbannya Scirocco. Musababnya, James Kenneth memang main mata dengan Miata. Padahal Scirocco masih ada di rumah. Masih sering makan malam bareng. Bahkan masih suka nemenin healing.

Tapi ya dasar lelaki, mana bisa dicegah.

Menurut James, keseksian Miata ini terletak pada sensasi fun to drive yang didapat dari konfigurasi roadsternya serta handlingnya yang luar biasa di kelasnya.

Respon setir sangat instan, boleh jadi disebabkan karena bobotnya yang sangat ringan. Selain itu, alignment roda yang sudah diseting untuk sporty driving memberikan feedback dan feel yang sangat raw dari setir.

Sementara itu, untuk mesin 170 Hp-nya bisa dibilang pas-pasan untuk mobil ini, apalagi power baru keluar di Rpm tinggi. Power segitu menyebabkan pengemudi harus menjaga momentum saat berkendara kencang agar speed tidak drop.

Saat pertama membangun mobil ini, James mengambil inspirasi dari gaya Miata NC di Amerika yang simpel, clean, namun track ready. Dan bahkan sering digunakan untuk autocross dan track day. Namun saat meriset style tersebut, “Saya banyak melihat bahwa fitment dari kebanyakan mobil-mobil tersebut kurang pas, sehingga saya berpikiran untuk membuat Miata yang bisa track ready namun dengan fitment yang juga enak dilihat,” ucap kelahiran 8 Maret ini.

Dimulai dengan memilih velg RPF1 Face 2. Velg ini dianggap timeless modelnya, dan tidak pernah salah. Dari sudut pandang spek, dimensi 17×9 inci dan offset +45 ini merupakan spek tersopan RPF1 R17 dengan Face R. DeepEnder perlu tahu, spek tersebut aslinya adalah untuk Honda S2000.

Selanjutnya, coilover BC Racing yang diseting mepet 1 jari di depan dan 2 jari di belakang. Fitment dengan rake ke depan ini diaplikasikan karena memberikan feel dan karakteristik handling yang balance saat dilakukan high speed cornering and driving.

Coilover dipakai dengan pertimbangan bahwa jika mobil akan sesekali digunakan untuk high speed driving maupun track day, sedangkan penggunaan air suspension akan berdampak pada handling mobil.

Selain itu, warga Mulyorejo, Surabaya, ini lebih menyukai mobil yang static karena terlihat keren baik saat jalan maupun parkir. Pemilihan BC Racing dilakukan karena keterbatasan pilihan di Indonesia, di mana coilover ini pun didapatkan dengan kondisi seken almost new.

Sementara untuk setelan kekerasan suspensi diset di klik 23 (max. 30) di depan dan klik 28 di belakang. Camber depan diset di -3.2 untuk grip belok sementara camber belakang diset di -1.8. Toe depan dan belakang juga sudah diset supaya cross toenya 0.

Sementara itu, karena MX-5 menggunakan suspensi double wishbone di depan dan multilink di belakang, camber, caster dan toe dapat diseting secara bebas tanpa perlu camber plate.

Sedangkan camber depan diseting di -3.2 dan belakang di -1.8 agar dapat memaksimalkan grip dari roda depan saat menikung.

Namun…, James turut melakukan aksi radius plus tarif fender d/b. Cari siasat perfect agar tak lagi keluar 2 cm. Masalah ini sebenarnya bisa diselesaikan dengan mengganti ban dari 255/40/17 menjadi 235/45/17, tetapi sidewall ban akan menjadi narik dan tidak masuk dengan konsep awal.

Maka akhirnya, ban Advan Neova kiriman dari Riverside Wheels bisa langsung nempel dengan bentuk sidewall kotaknya. Sangat memberi kesan meaty dan track kepada mobil. Selain itu, grip dan performanya yang bagus juga membuat James memilih ban tersebut.

Membaca cerita ini, James merupakan DeepEnder yang teliti.
Peduli literasi.
Kuat akan konsepsi.
Bahkan teramat detail.

Sebagai contoh soal knalpot.
Mengaplikasi header 4-1 dari ADR Exhaust, centre pipe standarnya dan muffler Kakimoto Class KR. Header 4-1 ini memiliki diameter yang sedikit lebih besar dari standar. Selain itu header ini juga membuang catalytic converter yang menjadi titik hambatan terbesar di knalpot Miata ini.

Sementara itu, centre pipe sempat diganti dengan straight pipe, yang akhirnya dicopot dan diganti standar karena malah menurunkan performa di putaran bawah hingga menengah serta suara knalpot menjadi terlalu kering.

Lalu, muffler Kakimoto Class KR ini didapatkan dari seorang member club yang mobilnya sudah dijual dengan harga 7 juta rupiah, dimana barunya sudah lebih dari 15 juta.

Dengan paduan ini, sekarang suara knalpot menjadi adem dan hanya berteriak di Rpm dan load tinggi. Selain itu, kenaikan performa menjadi lebih konsisten di segala putaran mesin. Estimasi kenaikan sebesar 8-10 Hp dari standarnya yang 170 Hp.

Contoh kepedulian akan detail, muncul juga di sektor eksterior.

Semuanya terinspirasi dari edisi khusus MX-5 NC ini di luar negeri. Yang pertama adalah pilar dan atap yang diwrap hitam terinspirasi dari MX-5 25th anniversary edition. Selanjutnya, decal di samping terinspirasi dari MX-5 Club Edition versi US.

Untuk ke depannya, ada rencana untuk menaikkan performa Miata NC3 versi facelift ini dengan remap serta pemasangan big brake kit. Untuk BBK ini, desain spoke RPF1 face R dipadu offset yang besar membuat menemukan big brake kit yang pas sangat sulit.

Saat ini, satu-satunya opsi adalah Goodwin Racing big brake kit by Wilwood. Permasalahannya adalah Goodwin Racing menunjuk Racingbeat Europe untuk penjualan keluar dari US yang membuat harga big brake kit tersebut menjadi tidak masuk akal, dimana harga shipping jadi lebih mahal dari remnya.


Workshop:
Body works: Icon Autoworks @iconautoworks
Carbon: Rennen Composite Works @rennen.id
Wheels: HWS Wheels @hendarwis
Tyres: Riverside Wheels @riverside_wheels
Wrapping & pillar: Versa Media @versamedia

Data Mods:
Enkei RPF1 17×9 inches, Advan Neova AD08R 255/40R17, BC Racing coilover, Icon Autoworks front/rear fender radius & pulled, Rennen Composite Works rear ducktail, front chin spoiler delete, MX-5 Club style side decal, Gloss Black pillar, Gloss Black mirror housing, Gloss Black roof wrap, The Stubby rear antenna, Rennen Composite Works dry forged carbon fibre upper door trim panel, AutoExe sports induction kit for NCEC Roadster, K&N air filter, Pivot high pressure radiator cap, ADR Exhaust 4-1 catless header, Kakimoto Class KR rear muffler