Orang bilang ini racing style.
Banyak juga yang menyangka beneran mobil balap.
No matter what people think, just go with it.

DeepEnd menyebutnya hybrid tuning style.
Sah?
Ya boleh dong, sing penting kan apik fungsinya.

Tentu hybrid di sini sudah diperhitungkan harmonisasinya. Sebab penggabungan keunggulan performa dan penyesuaian estetika merupakan 2 elemen kuncinya.

Soal dapur pacu, tenaga 435i ini berada di kisaran 302 hp yang tercetus di rentang 5.800-6.500 rpm, dan torsi 295 ft⋅lb pada 1.200-5.000 rpm yang diteruskan oleh transmisi otomatis 8-percepatan. Punya hardtop 3 bagian yang dapat dibuka singkat (20 detik), dan termasuk headliner plus tirai udara yang menyerap kebisingan. Jika ditilik lebih rinci, terdapat head-up display dan lampu depan LED.

Dibandingkan model ‘E90’, desain ‘F33’ ini lebih efisien namun lebih bertenaga, 40% lebih kaku, serta diimbuh konektivitas ekstra yang berteknologi tinggi. Penumpang belakang mendapatkan sedikit lebih banyak ruang berkat peningkatan jarak sumbu roda dan barang bawaan sedikit lebih mudah masuk ke bagasi yang terbatas.

Walaupun muncul bobot tambahan yang disebabkan bahan tambahan yang diperlukan untuk memperkuat rangka cabriolet. Membuatnya lebih berat 230 kilogram daripada Seri 4 Coupe. Hal ini berdampak pada responsifitas kendaraan. Itulah sebabnya Raindy Iga memilih mesin bensin 435i yang lebih besar.

Raindy juga tahu bahwa secara mengejutkan 435i ini lumayan senyap saat dikendarai dengan atap lipat yang dibuka. Bisa ngobrol di kabin, apalagi jelang senja tiba. Cukup kaca dinaikkan saja agar kekedapan kabin bisa sedikit ditingkatkan. Selebihnya, biarkan headliner yang menyerap kebisingan. Headliner ini juga mengoptimalkan kenyamanan penumpang saat dalam cuaca dingin.

Semua fitur unggul itu ada baiknya digunakan. Kalau tidak…, akan seperti senior pakai smartphone yang bisanya hanya memakai aplikasi umum saja.

Tapi oleh Raindy, 435i ini disesuaikan lagi estetikanya, agar tercipta daya tarik visual yang lebih personal.

Ada apa saja?

Mobil ini dimodifikasi dengan style Street Racing namun juga kental bernafaskan semi Time Attack yang identik dengan bodi sangat lebar dan super agresif. “Ditambah lagi big wing yang besar menjulang serta penggunaan center lock untuk rodanya,” ucap Raindy yang lahir di Bangko, 13 Mei tahun 90-an. Berasa banget vibes sirkuitnya.

Time attack adalah jenis kompetisi motorsport di mana para peserta bertujuan untuk mencatatkan waktu putaran tercepat di lintasan balap atau lintasan tertentu. Dalam time attack, setiap mobil biasanya keluar secara individual, dengan tujuan menyelesaikan satu putaran secepat mungkin.

Di bagian eksterior jelas terlihat perbedaan signifikan. Mendekati perubahan 100%. Mulai dari bodykit menjadi M4 GTS, include engine hood, grille, fender, spion dan stop lamp.

Di bagian kokpit tak bisa didiamkan standar. Mulai dari setir, panel carbon, semi bucket seat serta penambahan rollbar demi mencuatkan kesan racingnya lebih kental.

Sedangkan di bagian kaki-kaki, banyak penggunaan aftermarket adjustable kit. Velg memakai konstruksi 3-piece hidden bolt dilengkapi PCD centerlock, yang dibungkus Toyo R888R dengan size super meaty. Sangarrr…, dan makin kental vibes time attacknya. Sementara air sus, dipercaya untuk fleksibilitas di segala medan apapun.

Tapi tahukan DeepEnder, bahwa Raindy banyak menemukan rintangan?

Pertama, problem terberat terjadi saat pengerjaan wide body. “Tingkat kesulitan yang ekstra dikarenakan mobil ini convertible, dengan ruangan yang sangat terbatas,” ungkap Raindy. Banyak sekali modul dan elektrikal serta saluran bahan bakar yang harus diamankan posisinya agar semua aman dan tidak kehilangan fungsi.

Kedua, kebutuhan style meaty dengan menggunakan profil ban kotak dan tebal, “Membutuhkan ruang lebih dengan mengorbankan adjustment di beberapa tempat bagian dalam agar bisa ngejar ground clearance yang proporsional.”

Ketiga, pada pengerjaan interior. Banyaknya perubahan di kabin, pada prosesnya jadi bersinggungan dengan sensor seatbelt atau setir misalnya. Convertible otomatis seatbeltnya menempel dengan seat bawaan mobil. “Saya harus mikirin gimana caranya sensor bisa mati dan mobil tetap aman digunakan,” aku Raindy yang menambahkan external seatbelt merujuk standar FIA untuk make sure agar mobil ini tetap safety.

Keempat, kendala waktu pemasangan. Dengan adanya beberapa problem 1 dan 2, pastinya butuh tambahan waktu. Makan waktu lumayan panjang dimulai dari melepas satu-satu semua elektrikal dan jangan lupa juga memasang satu satu demi satu. Tidal simpel prosesnya, sebab ada recoding dengan data base standar bawaan mobilnya.

Kelima, kendala waktu barang tiba di Tanah Air. Ah… kalau ini memang biasa terjadi.

Tapi yang jelas, Raindy sudah memberikan warna baru di skena modifikasi Indonesia dengan tetap menjunjung tinggi proporsi modifikasi dan tidak mengenyampingkan fungsinya.


Workshop:
Rain Auto Parts @rainautoparts

Data Mods:
Full convertion to M4 GTS, custom lip spoiler, custom splitter, custom diffuser, custom duck tail, custom carbon spoiler, full body repaint brown to blue, Recaro Sportster Electric LH210H, Schroth Racing seatbelt, M Performance wheel steering, custom rollbar 4 point, aftermarket carbon interior panel, custom carbon cover rear seat, interior retrim brown to black, Rainautoparts Motorsport centerlock wheels 19x(10+11) inches, Toyo R888R 295/30R19 & 305/30R19, M-Performance 380 mm/6 pot & 380 mm/4 pot, Accu Air suspension, Gomz Racing adjustable kit undercarriage, Rockford Fosgate full set audio, full custom exhaust system