Nama Corolla itu dimaksudkan untuk membangkitkan citra mobil kompak dengan sebuah goal yaitu “eye-catching compact car”. Sejak dari KE10, KE20, KE30, KE70, KE80. KE90, KE100, KE110, KE120, KE140, KE160, KE170 bahkan sampai KE210, memang tak pernah gagal. Selalu dekat di hati, bahkan bagi car enthusiast di Indonesia.

Termasuk pada Corolla yang dirilis pada bulan Maret 1979. Corolla generasi ke-4 sendiri memiliki jumlah variasi bodi terbesar dalam sejarah merek ini. Bahkan produksi kumulatif Corolla mencapai rekor 10 juta unit pada Maret 1983. Sebuh kemenangan bagi Toyota dan tentunya Fumio Agetsuma, sebagai chief engineer yang menyempurnakannya di terowongan angin selama lebih dari 400 jam.

Diperkenalkan ke pasar pada Maret 1979, saat ekonomi Jepang akhirnya pulih dari krisis minyak dunia yang digelayuti oleh peningkatan permintaan untuk kendaraan yang hemat bahan bakar. Corolla saat itu dirancang ulang menjadi mobil keluarga dengan gaya bodi yang menarik namun ekonomis, bahkan ada juga model yang dilengkapi mesin diesel.

Corolla KE70 memiliki nilai koefisien hambatan hanya sebesar Cd 0,35. Selain itu, kedap getaran dengan sejumlah langkah isolasi suara untuk menghalau penetrasi suara bising jalan raya ke dalam kompartemen penumpang. Bumper Urethane dipasang untuk pertama kalinya karena sifat menyerap benturan dari bahan ini akan membantu melindungi bodywork di belakang.

Dan Jason M menemukan salah satu sub-varian dari Corolla DX KE70 di sebuah tempat di bilangan Kota. Varian ini menampilkan kontur lebih linier. Pada masanya, Corolla DX Coupe jenis Liftback ini sangat sukses penjualannya.

Sebagai contoh, di Amerika begitu disenangi. Modelnya 2 pintu namun masih bisa membawa penumpang di belakang. Sebab model atapnya masih seperti sedan, tidak terlalu landai dan bagasi belakang luas. Hal ini membuat juga disukai oleh pengemudi wanita untuk membawa barang dan belanja.

Di sisi sebaiknya, “Pernah dipakai rally juga oleh Toyota Team Duckhams, dengan drivernya Per Eklund dan navigator Dave Whittock,” ucap Isa Surya Nurmuhamad, punggawa K-Zero Tuning yang merestorasi si merah ini. Dalam rally, Liftback agak terlihat sedikit ‘berat’ dibandingkan dengan coupe tetapi sangat efektif.

Isa yang ditugasi oleh Jason, lumayan berkeringat.

Mereka ulang bodi dengan melepaskan cat dan dempul sebagai langkah pertamanya. Hingga terlihat wujud telanjang dari kondisi metalnya. Dari sini, tujuan membuat bodi simetris bisa disempurnakan oleh Isa. Sehingga menjadi re-chapter yang yang baik untuk menerapkan catnya.

Pilihan warna merah ini bukan sembarang. Bukan pula merah menyala modern. Hindari kesan terlalu kekinian. “Harus benar-benar warna merah eranya tahun 80-an,” ucap Isa yang menggunakan DuPont dengan clear agak basah.

So far, kesannya clear.
Bahkan becek.
Not cheesy.

Kaca yang clean menunjukkan intuisi kerapian dan kebersihan. Lis-lis stainless menonjolkan sedikit kesan mewah yang kontras. 2 lampu persegi panjangnya ikut menegaskan bentuk boxy secara keseluruhan.

Sebelum bonnet dibuka, sempatkan melirik spion GT. Masih bisa diatur sudut cerminnya dari tombol di dalam kabin. Memang tidak mudah, namun lama-lama terbiasa juga mengintip kondisi jalanan belakang. Ini retro, not modern safeness.

Di balik kap mesin, teronggok mesin 7KE yang sebenarnya secara basis sama dengan mesin asli 4K-nya Corolla. Tapi dengan kapasitas 1.8 liter, tentu lebih mumpuni dan lebih besar torsinya. Cocok untuk penggunaan gearbox matic, “Karena final gear Corolla aslinya perbandingannya 3.9, serta sudah mengadopsi sistem injection jadi lebih sempurna sistem pembakarannya,” ungkap Isa.

Kelar bodi dan mesin, Jason masuk ke kaki-kaki.

Ia memasangkan Kayaba Utra dengan sistem gas. Maunya menjadi lebih rigid. Walaupun pada KE70 perubahan besar sudah terjadi pada suspensi belakang, menggantikan sistem pegas daun semi-oval dengan sistem pegas koil 4-link dan batang lateral untuk meningkatkan kenyamanan dan stabilitas berkendara.

Pada karet bundar, Accelera 651 Sport 205/50R15 mampu memaksimalkan fungsinya. Ban ini punya soft compound sehingga memiliki tingkat kenyamanan tinggi. 651 Sport dirancang untuk penanganan yang presisi dan respons kemudi yang cepat, baik di dalam maupun di luar lintasan.

Memiliki 3 key features yaitu Two Main Ribs untuk memberikan precise handling, Water film Breaker sebagai pemecah air yang sangat effisien untuk mengatasi resiko aquaplaning dan tentunya Three Main and Directional Grooves yang memungkinkan evakuasi air yang cepat, untuk wet handling yang lebih baik.

Ban Accelera 651 Sport ini membalut velg Atara Racing. Tipenya bernama Pisang. Jason memasang dimensi 15×8 inci dengan offset 0 dan warna silver polish lips.

Overall, bagaimana?
Jason baru saja menimba ilmu di Inggris.
Masih lama ia kembali ke Tanah Air.

Daripada hanya maju-mundur saat pagi manasin mesinnya, lebih baik mobil ini diajak rolling ataupun touring. Apalagi kondisinya sehat sebab sukses overhaulnya. Good investment!

 

DM DeepEnd if you are interested.


Workshop:
Body work, engine & undercarriage: K-Zero Tuning @isa.surya
Lips spoiler & duck tail: Autospot @autospot88

Data Mods:
Corolla 7KE 1.800 injection, automatic gearbox, Toyota Cressida fuel pump, custom exhaust, Kayaba Ultra shock absorber, Toyota Cresside front disc brake, Toyota Soluna brake booster, custom rear springs, Toyota Soluna power steering, car mirror Corolla GT, Recaro seat, Nardi Torino steering wheel