Compact executive car ini merupakan penerus M3 E92/E93. Mempunyai layout mesin depan S55B30 3.0-liter inline-6, dan gerak roda belakang. Mesinnya menggunakan 2 turbocharger mono-scroll dengan tekanan penambah puncak sebesar 18,1 Psi (1,25 Bar). Kalau ada kesempatan naik mobil ini, coba cek transmisinya. Jika M-DCT 7-percepatan, butuh 4.1 detik untuk mencapai 100 km/jam. Kalau naik yang transmisi manual 6 kecepatan, mobil bisa berakselerasi dari 0 hingga 100 km/jam dalam 4,3 detik.

Tanda kencang sebenarnya sudah terlihat jelas dari penampakan mobil ini. Sekilas lihat wujudnya sudah tahu, punya aura kecepatan. Tapi BMW tak berhenti mengembangkannya. Penggunaan serat karbon diaplikasi secara luas di seluruh mobil. Termasuk poros penggerak, atap, bagasi dan penyangga depan.


Lantas apa yang dilakukan Dewanto Kusuma Wibowo pada M4-nya? Ia memilih Austin Yellow. Cukup unik. Merupakan definisi lain dari warna kuning. Biasanya solid yang benderang di kancah balap. Yang ini, Austin Yellow dengan kode warna B67, adalah warna cerah menjelang sunset, namun memberikan coupe performa tinggi penampilan mengejutkan yang menonjolkan garis tubuh agresifnya.


Kadang, emas dengan banyak logam kuning di bawah sinar matahari, dan emas kehijauan dalam kondisi mendung. Jadi, memotretnya juga sulit. Karena benar-benar berubah tergantung cahaya. DeepEnder mesti lihat langsung, sehingga bisa menghargai kerumitan warna ini.

Walaupun super flashy dan stand out, tapi poin pentingnya sebenarnya bukan pada warna itu sendiri. Tapi soal penonjolan desain bodi. Ini beyond banget sih.


Namun…, Dewanto tak puas berserah pada kondisi standar. Sempat C-wagonnya diliput DeepEnd. Pakai air sus, velg keren, ganti cat dan pasang jok Recaro. Itu saja sudah bikin kagum. Nah yang ini, M4, juga tak luput dibuat makin ganteng.


“Tidak ada kesulitan karena semua plug and play,” ucap Dicky Hendarto, owner Drivetech Auto Garage, tuner asal Solo yang handle M4 ini. Semua harus mendukung pakem mobil ini, speed and performance. Velg forgednya amat ringan, RI-D hanya 8 kg. Padahal dimensinya 20x(9.5+11) inci. Diamond Black (DB) ini besar tapi enteng. Materialnya duralumin, paduan aluminium yang mengesankan kuat dan tahan lama, membawa unsur bahan kedirgantaraan.

Saking entengnya, kendalinya jadi enak. Ditopang oleh KW Height Adjustable Spring (HAS) yang menunjang tampilan (setelan tinggi kendaraan menyesuaikan ukuran roda) dan


driving dynamics yang dibuat dengan kualitas OEM. Semua sistem bantuan pengemudi dan fitur kenyamanan suspensi pabrik yang adaptif atau elektronik tetap beroperasi dan bekerja secara harmonis dengan pengaturan pegas KW.


Sementara bannya, Michelin Pilot Super Sport. Tidak pakai njelimet. Ban ini dirancang khusus untuk mobil super sport dan modifikasi performa tinggi. Punya teknologi dual compound yang berbeda antara bagian kanan dengan bagian kiri dari tapak, yang berguna menghasilkan performa maksimum baik di kondisi jalan yang basah maupun yang kering. Pilot Super Sport juga menggunakan twaron belt. Pada kecepatan sangat tinggi, sabuk ini menjamin stabilitas yang lebih tinggi.


Kunci utama modifikasi ada pada 3 komponen tadi. Yang dilakukan dengan sangat simpel namun punya fungsi yang mumpuni. Sisanya, Dewanto dan Dicky sepakat menambahkan lebih banyak komponen karbon. Seperti pada black grill, black side list, black emblem, lips, carbon side extension, carbon mirror dan carbon diffuser. Welldone, masters!


Workshop:
Drivetech Auto Garage @drivetechautogarage

Data Mods:
Carbon black grill, carbon black side list, carbon black emblem, carbon lips M Performance, carbon side extension M Performance, carbon mirror M Performance, carbon diffuser M Performance, fully exhaust Eisenmann, wheels BBS RID Dura 20x(9.5+11) inches, tyres Michelin Pilot Super Sport 265/30ZR20 & 295/30ZR20, suspension KW HAS