Surabaya selalu punya cerita.
Ketua Gaikindo, Yohannes Nangoi, pernah memberikan statement, “Pertama, Surabaya adalah kota terbesar kedua di Tanah Air. Kedua, Surabaya memiliki potensi besar untuk memperkenalkan model dan teknologi baru dari kendaraan terkini.” Selaras dengan itu, bahkan Menteri Perindustrian Republik Indonesia, Airlangga Hartarto, mendorong Surabaya sebagai hub atau pintu gerbang industri otomotif untuk wilayah timur Indonesia. “Surabaya memiliki potensi yang besar untuk industri otomotif di masa mendatang,” kata Airlangga.

Surabaya memang besar dengan caranya sendiri.
Kolektor? Enthusiast? Pakar? Wannabe? Line A Cars? Ada semua. You name it.
Maka DeepEnd pergi ke Surabaya bertemu Bernad.
Ia sedari kecil sudah dekat dengan dunia otomotif. Ayahnya punya bengkel motor. Maka sejak dulu, sudah punya hobi barang antik.

“Mobil pertama saya, Chevrolet Stylemaster 1948,” ucapnya.
Padahal anak lain minta Jazz atau Yaris.
Namun ayahnya menolak. Tak memberi restu. Maka Bernad mencari uang dari jual asuransi, dan kebelilah Stylemaster.

Lantas apa target spesifik dari hobi ini? Mendapatkan adrenalin dari berburu mobil antik dan nyeleneh. Kemudian juga bisa kenal banyak orang berbagai kalangan.

Zaman dulu belum ada internet bukanya majalah kuno di toko buku bekas. Sekarang lantas join ke forum-forum internet, baik lokal maupun luar. Lanjut ke offline, bengkel dan toko spare parts. Berburu sendiri baik kampakan di sini maupun kampakan di luar. Dari sini lah, ayahnya mulai fully support. Inspirasi dan suporter, first and last opinion sebelum akuisisi mobil apapun.

Di Surabaya, DeepEnd bertemu dengan 3 koleksi Bernad. DeepEnd yang memilih, dan dia membawanya tepat di Senin pagi yang cerah.

Bmw Z3 1999 1.9 Japan Spec

Mobilnya orikintil.
Sangat jarang Z3 orisinal dan low miles. Walaupun dulu barang mewah, tapi populasinya memang sedikit dan lebih banyak dimodifikasi.

Bernad membelinya tahun 2014.
Kilometer masih 11.400. Sekarang, saat diintip, sudah di 11.700 km.
Originalitasnya dari luar sampai dalam, menjadikan mobil ini layak dikoleksi.
Mesin 1.9 berbasis kode M44 ini terkenal bandel. Tidak memalukan untuk di track di jalanan, walaupun bukan top of the linenya Z3.

Pada saat diliput, velg OZ Mito 2 sudah menempel. Walau agak keluar, namun secar unit, velg ini cukup sulit ditemukan.

BMW M5 E61 2007

Zamannya station wagon, Bernad juga nyemplung.
Hanya ada 222 unit yang RHD. Berdasarkan data yang dihimpun, cuma 132 unit yang masih jalan. 3 unit di Asia Tenggara, meliputi 2 di Tanah Air dan 1 di Thailand.

Karakter family dan sporty diiris jadi satu.
V10 high rev N/A ini tergolong most badass wagon on earth.
Kalau dilihat dari rarity, mobilnya sendiri adalah raritynya!

Mercedes-Benz CLS 63 Shooting Brake Edition 1 2013

Apa bagusnya mobil ini?
Sudah pasti karena ini AMG, wagon dan Edition 1.

Kalau ditanya ke komunitas Benz, ini adalah idaman semua Benz freak.
Modelnya futuristik tidak pernah obsolete. Jika diandingkan dengan sesamanya, CLS 63 merupakan high quality wagon.

DeepEnd mencari detail Edition 1. Ada panel full carbon, premium sound Harman Kardon, headliner yang disentuh Alcantara. Mesinnya sendiri 557 HP, sementara yang tidak berlabel Edition 1 mempunyai 517 HP.

Di Indonesia, mobil ini hanya ada 2 saja. Satu punya Hotma Sitompoel, sang pengacara penyuka mobil. Namun bukan Edition 1. Sehingga technically, Edition 1 hanya ada one and only di Surabaya.