Siapa yang tak kenal Rifat Sungkar? Brand ambassador dari Mitsubishi Motors Indonesia ini merupakan seorang pembalap yang sudah harum namanya, bahkan nama keluarganya sudah sangat terkenal di kalangan reli.

Sang ayah Helmy Sungkar dan ibu Ria Sungkar sudah melegenda di ajang balap reli Indonesia. Meskipun terlahir dalam keluarga berlatar belakang balap, kesuksesan Rifat dalam dunia reli tentunya tidak instan, jalan dirinya menjadi pembalap reli seperti sekarang ini bahkan terbilang tidak mudah.

Seperti kisah yang Ia ceritakan saat awal mula dirinya terlibat dalam dunia balap, yaitu balap gokart saat Ia masih berusia 7 tahun. Rifat tidak dimodali besar-besaran, melainkan hanya sebuah rangka sehingga Ia harus membeli mesin, ban, dan komponen lainnya sendiri.

Namun Rifat menuturkan bahwa menjadi pembalap tidak selalu membutuhkan biaya mahal dan khusus orang berstatus kaya. Menurutnya, bila anak ingin menjadi pembalap, maka anak dapat mulai disertakan pada balap gokart, karena gokart punya standar agar seseorang lancar mengendarai mobil balap lain seperti reli atau bahkan balap single seater.

Belajar menjadi pembalap melalui gokart bertujuan untuk menguasai dasar balapan, sensitivitas, serta teknik, seperti balance manuver, akselerasi dan pengereman. Balap gokart juga akan membuat seseorang menjadi kompetitif karena semua peserta dikelompokan sesuai dengan umurnya sehingga tidak akan dikucilkan karena kelompok umurnya sama.

Kembali ke balap reli, Rifat menuturkan bahwa era sekarang sudah jauh berbeda dibandingkan era dulu dimana dirinya baru memulai karirnya sebagai pembalap reli. Pasalnya, sekarang dengan tinggi badan yang sudah mencukupi syarat, maka sudah bisa ikut balap reli.

Tentunya selain tinggi badan yang cukup, mendapatkan izin dari orangtua juga penting, karena pada usia dini pasti belum memiliki SIM (Surat Izin Mengemudi), walaupun baik reli dan sprint rally berada di kawasan tertutup dan tidak melibatkan jalan umum.

Lalu, secara teknik mengemudi, sudah banyak fasilitas yang menunjang seperti mobil-mobil yang bertransmisi otomatis, sehingga tidak perlu belajar transmisi manual.

Selain itu Rifat menambahkan bahwa, reli tidak mewajibkan penggunaan mobil 4WD, pemula bisa memulai balapnya pada kelas F1 yang menggunakan mobil sedan 1.500cc. Mobilnya pun bisa didapat dari mobil bekas balap ISSOM karena setiap 3 sampai 5 tahun, mobil balap pada ISSOM diganti.

Mobil eks ISSOM bisa menjadi pilihan tepat karena spesifikasi mesin, girboks dan banyak komponen lainnya sudah sama, sehingga bisa menggunakan mobil balap dengan harga murah yang kompetitif. Modalnya awal untuk mobilnya pun cukup dengan Rp 150 juta sampai Rp 200 jutaan.

Tentunya ketika sudah mengikuti balap, jangan lupakan target yang harus dicapai. Jangan sampai terjadi penurunan prestasi sembari jalannya waktu. Apalagi, jika sudah mencapai usia 30 tahun, pertandingan dalam dunia balap pun akan semakin sulit.

Selain itu Rifat juga menyatakan sikap disiplin dan menghargai peralatan balap milik sendiri adalah hal yang sangat penting.

Kini, Rifat akan turun balap dengan Xpander Rally Team atau XRT menggunakan Mitsubishi Xpander AP4 yang baru saja diuji coba perdana di Sirkuit Tembong Jaya, Serang, Banten pada 11 Juli 2020. Selanjutnya di Meikarta pada 25 Juli 2020 dengan medan gravel dan aspal.

Dari kedua uji coba yang dilakukan dengan Xpander AP4 didapatkan data vital mengenai semua performance di mobil tersebut, mulai dari mesin, transmisi, suspensi, sasis hingga konsumsi air pendingin untuk turbo.

Xpander AP4 menunjukkan performa dan hasil yang baik dan tidak ditemukan masalah yang berarti. Dari hasil tersebut, diperoleh data-data yang berguna dalam pengembangan dan penyesuaian Xpander AP4 selanjutnya.

Jika situasi sudah lebih kondusif, Xpander AP4 akan siap berpartisipasi di kejuaraan lokal sprint rally pada akhir tahun 2020 mendatang.