Di Cirebon, pagi pergi makan Nasi Jamblang Ibu Nur, siang ke Empal Gentong H. Apud, sore di Mie Koclok Panjunan dan malam ditutup dengan Sate Kambing Pandesan Pekiringan. Itu pun momen mampir bentar, saat melintas menuju Jateng.

Iya, jadi selama ini Cirebon hanya terlewati.
Sampai di Januari 2021 ini, DeepEnd mendatangi Earth Autoconcept di jalan Brigjend Dharsono. Persis di seberang Hotel Aston. Bengkel yang jembar dan banyak diisi mobil yang butuh bersolek dengan 3 gaya: JDM, Stance dan Radical Style.

Tapi DeepEnd sejak awal kepincut sama Z3 ini.
Bukan modifikasinya belaka, sebab ini sudah banyak diketahui orang. Toh Alvin Tjandra juga sering mengeksposnya di medsos.

Mau tahu?
Z3 adalah tonggak pertama babehnya Alvin dalam berbisnis.
Pertama kali beli mobil Eropa ya Z3 ini.
Gres dari baru. Dan saat itu, ditawari varian yang paling tinggi yaitu M-Package, roadster, 2.2 liter dan warna kabin merah.

Tapi rupanya, di Cirebon tak ada showroom BMW!

Ayahanda mesti pergi ke Jakarta atau Bandung. Sekalian business trip, atau pergi kuliner. Paling banter ya digendong, bukan disetir. Tapi lama-kelamaan, saking sibuknya, maka Z3 ini hanya jadi penghuni garasi. Oleh sebab sebagai mobil Eropa pertama, tak rela untuk dilepas. Sampai kemarin diliput, kilometernya masih 13 ribu.

Mobil dengan kelir mirip satellite silver ini lantas dititiplah ke anaknya, Alvin, komandan Earth Autoconcept. Dijadikan workshop icon, berguna buat bengkel. Sebagai percontohan mewakili karya bengkel.

Pindah tangan ke Alvin di 2017. Artinya sudah 7 tahun enggak keluar kandang. Kondisinya mulus, dan lengkap dengan Hartge Classic 19 + sport kit Eibach. Setahun berikutnya, mulai digarap. Biasalah, gatal tangan. Diawali dengan check up full services. “Bagusnya, enggak ada trouble. Langsung nyala,” ucap Alvin.

Modifikasi pertama, ring 19 pake Rotiform TMB. Dan memakai air sus Airgen. Sampai akhirnya dirombak lagi. Beroleh kesan, 19 tuh kegedean untuk bisa drop.
Akhirnya turun ke 17.
Agak jauh, downsize 2 inci.
Tapi lebarnyaaaaa…, 10.5 + 12.5 inci.

Dari situ, Alvin dapat ilmu. Fender bagian dalam di mobil lain itu lurus/rata depan-belakang. Sementara Z3 yang bagian belakang malah lebih tinggi posisinya, jadi roda bisa lebih masuk lagi. Kemudian saat apronnya dibuka, ternyata masih ada ruang kosong. Maka bisa diamblesin lebih jauh lagi.

Ruang kosong tersebut berjarak 9-10 cm. Walau begitu, kalaupun dimaksimalin, malah enggak imbang. Sebab di depan, wajib ngejar amblesnya roda belakang, maka daleman tulangan kap mesin dipapas sehigga ban bisa masuk ke dalam (bisa masuk 2.5 cm).

Mengenai velg, dipercayakan pada OZ Futura. Dengan face 16 inci, dan lipsnya 17, sehingga menjadi step lips. Offset di belakang -30, sedangkan offset velg depan malah positif di +5 mm.

Untuk ban, Alvin memasang Accelera Phi 215/40  dan 225/40. Ban ini, “Punya side wall lunak (lentur), harga murah jadi kalau gerus samping, bodo amat. Terus jarang bocor alus dan enggak gampang keluar kawat,” ungkap Alvin.

Kombinasi velg dan ban ini kemudian dibikin miring, dengan camber semua -12 di depan dan belakang. Diintip dari samping, anglenya selaras. Dilihat dari belakang, bohaynya dapat. Boleh jadi, Z3 ini yang paling miring rodanya di dunia.

Tapi menuju ke sana, ada sedikit sakit yang enggak berdarah.
Shockbreaker BMW dipotong 3-4 cm, terus dibuatkan ulir baru. Berikut juga kupingannya dibikinkan. Peredam kejut ini jelas dibuat custom. Termasuk custom camber top, dan sayap belakang yang dipotong dan dilas lagi. Semata ini juga buat penempatan balon air susnya.

Aesthetize. Being gorgeous and artistically pleasing.
Does anyone drooling?


Tabung Kompresor

TABUNG GAS UNTUK SUSPENSI UDARA

Bukan Alvin kalau enggak kreatif.
Uji coba tabung air sus menggunakan tabung elpiji terjadi di Z3 ini. Tabung kompresornya memakai tabung Bright Gas berukuran 5.5 kg yang berwarna pink.

Alvin dan team membuatkan custom nepel. Dibubut dibikin drat. Di sini kesulitan terjadi pada saat buka kepala gas. Harus sabar, sebab takut meledak.

Kuncinya nepel custom wajib pakai kuningan. Biar muai dan enggak cepat panas. Ingat, hawa dari kompresor yang nyembur ke dalam tabung itu pasti panas. So far, belum pernah bocor.

Apa alasannya Alvin menerapkan ide ini? “Hitungannya, gas yang mudah terbakar saja aman, nah ini cuma angin doang,” aku Alvin. Ongkosnya malah lebih murah. 600 ribu perak sama beli tabung dan bubut. Sementara 2.5 kali lipatnya untuk tabung air sus aftermarket berbentuk kompresor stainless.


Workshop:
Earth Autoconcept @earth_autoconcept

Data Mods:
Airgen air suspension 2-channel, OZ wheels Futura 17x(10.5+12.5) inches, Accelera tyres Phi 215/40R17 & 225/40R17, custom front camber top, custom rear camber arm, custom trunk set up, custom catback exhaust by Earth