Mobil ini kecil sekali. Enggak kebayang, jadinya bagus kayak sekarang ini.
Mungil, pendek, rendah. Disebutnya subcompact. Seri F22 memiliki distribusi bobot 50:50 dan dilengkapi suspensi depan MacPherson strut dan suspensi belakang lima tautan. Dibandingkan dengan coupe E82, F22 lebih panjang 72 mm, lebih lebar 26 mm dan lebih rendah 5 mm. Namun untuk M235i, body kitnya berbeda dengan yang 220i.

Apalagi?

Tenaganya cukup besar. Mesin berkode N55B30O0 mempunyai kapasitas 3.0L dengan straight six (L6) yang didoping oleh turbo. Mesin enam segaris ini produsen pembakaran internal, dengan 6 silinder dipasang dalam garis lurus di sepanjang bak mesin dengan semua piston menggerakkan poros crankshaft. Menghasilkan getaran yang jauh lebih sedikit daripada mesin dengan jumlah silinder di bawahnya.

Tenaganya 322 HP dan torsi 332 Lb.ft yang bisa menggapai 100 km/jam dalam 4.8 detik. Bodinya seri 2 ini juga menyumbang koefisien hambatan yang rendah, sebesar 0,29 Cd.

Sehingga kondisi gabungan seperti itu, F22 ini challenging sekali dimodifikasi.
Sumber dari segala sumber adalah memilih velg mesti benar-benar mikir, supaya dapat yang tepat.

Alfi Yusuf Ananda berterus terang bahwa ia sulit menentukan velgnya, “Dikarenakan velg standar hanya selebar 8,5 rata depan belakang dengan offset di atas 40.” Kemudian, “Rada sulit untuk menentukan model velg yang pas di bodinya yang kecil.” Sehingga kunciannya ada pada perubahan sektor kaki-kaki yang membutuhkan banyak utak-atik.

Modalnya adalah velg BBS RS 1 flat face dengan lebar 9.5 + 10.5 inci. Tapi oleh Kobun, panggilannya, bibir velg ini dibikin Radinox lips 3 inci. Untuk dimensi velg 19 inci, bisa jadi bibir selebar itu the one and only di Indonesia.

Memang bibir itulah yang menjadi daya tarik terbesar pada mobil ini.
Dengan velg tersebut, terjadi kompromi sebagai trik equilibrium antara karakter power dengan karakter stance. Dan DeepEnd memandang, trik ini berhasil.

Tapi belum berhenti hingga di situ.

Kobun, kependekan dari Kodok Buncit, berani main velg miring (camber) di mobil dengan bodi sekecil ini. Minus 9 dan 10 derajat. Camber yang agresif dan ngotot untuk fender to lips.

Jika hanya mengandalkan suspensi aslinya, baik saat air out maupun ride mode, “Rasanya rada enggak sip,” kata member Cambergang Indonesia. Banyak trial and error. Kobun mencoba beberapa kali setelan jalan dan setelan camber. Bolak-balik untuk dapatkan yang cocok, sesuai gaya mengemudi kelahiran Jakarta 23 Oktober ini. Kobun ini presisi dalam menemukan racikan-racikan yang sangat enak saat mobil digaspol maupun air out.

Komposisi akhirnya adalah kawinan shock breaker L&T plus bags dan air management Air Lift Performance 3H with hardline.

Hmmm…, Air Lift Performance dan Alfi Performance memang duet yang enggak mudah berpisah. “Sudah jatuh cinta sekali dengan Air Lift dikarenakan model remotenya yang simpel dan gampang dihapal,” aku wirausahawan yang punya hobi menembak.

Begitupula dengan ban. Setelah dicoba sana-sini, akhirnya dipakailah Accelera Phi 225/35ZR19 dan 235/35ZR19. Tadinya Kobun mencoba berbagai macam merek ban agar tahu bentuk dan rasa yang berbeda, “Tapi ternyata tidak ada yang sanggup dengan apa yang saya mau.” Akhirnya cinta lama bersemi kembali, “Baliknya ya ke Accelera Phi lagi dan lagi-lagi selalu Accelera. Dikarenakan tekstur dari ban yang sangat enak ditarik dan enggak rewel, bandel dan tahan banting.”

Usai suspensi, air bags dan ban, Kobun merambah ke eksterior bodi.
Walaupun tanpa pemakaian body kit, dan bisa dikatakan enggak banyak perubahan bodi dari segi manapun, Kobun mengaplikasi custom lips spoiler dan diffuser. Di luar itu, bodi tanpa begitu diketahui mata orang awam, sudah terkena radius. Sesuai kebutuhan, yaitu untuk mendapatkan air out yang maksimal, Kobun akhirnya memutuskan untuk meradius mobil.

F22 ini sangat banyak diminati oleh Amerika Serikat, sehingga menjadi pasar paling populer untuk seri 2. Terhitung sepertiga dari semua penjualan global ada di Amerika, diikuti oleh Jerman dan Inggris Raya.

Namun rasanya, F22 milik Kobun menjadi sangat spesial dengan modifikasinya ini. Apalagi warnanya, kadang berubah. Bisa putih, kadang abu, atau malah broken white. FYI, BMW ngeluarin warna ini pertama di F87 (M2 Competition).

Well, jangan pernah peduli apa kata orang, jika kamu suka, just do it!


Data Mods:
Recaro seat Sportster, BMW Performance steering wheel w/ race display, custom lips spoiler, custom diffuser, Boot3mood stage 2, BBS wheels RS 1 flat face 19x(9.5+10.5) inches, Accelera Phi 225/35ZR19 & 235/35ZR19, BMW Performance brake, L&T shockbreaker w/ bags, Air Lift Performance air management 3H + hardline

Workshop:
Seat: Art Custom Works @artcustom bandung
Steer race display: Lunatic Performance @lunaticperformance
Engine reflash: 88 Coding @88coding_
Lips spoiler & diffuser: Efortysickgarage @efortysickgarage
Wheels: Fu*k Wheel Dude @willyfwd & Surya Burladas @surya.burladas
Wheels finishing: Godwheels Company @godwheelscompany
Suspension: Dimension Garage @dimensiongaragee