DeepEnd ke Tuban, bukan tanpa alasan.
Ada 2 alasan utama.
Pertama, tentu ingin mendukung car scene di sana, sehingga minimal bisa level up dan memperkuat peta modifikasi mobil se-Jawa Timur.

Kedua, lebih karena personal.
Mau bertemu Imam Buryanto dan Accordnya.
Manusia kalem, intelek, namun kerap bercanda. Berbekal 3 hal ini, Imam ingin memajukan car scene Tuban melalui movement bernama #CahTuban. Bukan sekadar gerakan, tapi juga membuat Accord sebagai salah satu ikon Tuban. “Buat #CahTuban jangan lemah syahwat, perkuat nafsu modifikasi kalian dengan kerja keras,” tegas Imam.

Papi Imam, panggilannya, punya Accord 2013.
Sedan nyaman dan bodi besar cocok buat stance.
Mewah dan dijuluki sedan Eropanya Jepang.
Stancenya harian, bisa buat mejeng dan touring.

Tapi DeepEnd bingung, mau kemana sih mejengnya?

Cuma Tuban punya sedikit kendala. Ronggolawe city ini belum memiliki tuner yang berpengalaman. Sebagai kastemer, pengerjaannya harus sabar ditunggu, “Dan perlu lama untuk menemukan setingan yang pas di hati,” ucap kelahiran Rembang, 22 November 1978.
Tapi kita short cut saja pada hasilnya.

Yang sangat kelihatan banget tentunya eksterior.
Permainan desain body kit dan dimensi velg, menjadi magnet utama.
Body kit yang jika body drop, langsung memegang erat bumi.
Lihat saja foto-foto DeepEnd. Dari depan, samping hingga belakang, rebahnya mobil memikat mata.

Tapi apakah enak ditumpangi?
Ternyata enak bin nyaman. Setir juga clear corner.

Bannya punya peranan.
Redaman karet ban Accelera Phi sangat mumpuni. Apalagi bannya punya ketahanan lebih lama.
Sudah 2 kali touring Tuban-Malang pulang pergi, “Masih belum ganti ban. Padahal cambernya lumayan ekstrem” ungkap Imam.

Sedangkan suspensinya, banyak manfaatnya.
Nyaman saat ride mode. Berguna ketika melewati poldur.
Bahkan ketika air out, “Mobil jadi kelihatan kayak cewek yang pakai baju tidur rebahan di ranjang,” kata Imam, salah satu jajaran eksekutif dari Rocket Chicken.