Jarang gila loh nemuin mobil Teana.
Sekalinya ketemu, udah busuk.
Nah yang DeepEnd pandang, kok caem ya.
Namanya Yuka. Penuh asmara nampaknya.
J31 biru ini versi 2008.
Sedan mewah menengah yang mengusung mesin V6 2.300 cc.
Asal nama Teana berarti kebebasan, kemandirian, terhormat dan tak takut mengambil resiko.
Yang kemudian oleh Mr. D, sang pemilik Teana, kebebasan diartikan sebagai apapun bisa dimodifikasi jika mobil itu mempunyai sejarah tersendiri dalam hidup. Sedangkan sisi kemandiriannya, dari kecil pemilik mobil ini adalah sosok yang mandiri dalam hidupnya tidak terlalu bergantung pada orang tua.
Hari ini, Mr. D merasakan asmaranya pada Yuka.
Kelahiran tahun 1990 menerapkan VIP Style.
Walaupun jarang sekali referensinya, tapi jalan terus.
Agar sesuai konsep dan sekaligus supervisi quality control, Mr. D menggamit Lutfi Kuple, juragan Cuanki Autoparts.
Akhirnya, body kit dibuatkan seminimalis mungkin. Ditambahkan lips spoiler yang tinggal ngikut bumper aslinya. Tapi side skirt kiri-kanan memang fully custom. Intinya, bodi bisa drop the love to the land, dan menghasilkan harmonisasi bodi yang optimal.
Sudah begitu, ketimpahan cat biru yang so far enak banget dilihatnya.
Pemilihan warna biru ini permintaan dari owner karena sangat suka keadaan air laut biru dengan pantulan matahari, tenang bahkan menghanyutkan.
Begitu pula mobil ini, maunya saat sudah dikendarai bikin betah berlama-lama keliling kota.
Material penting yang digunakan adalah, “Dempul Alfa Hi-Grade, cat Nippon dan pernis Nippon Nax,” ucap Adit, dari Paduka Auto Garage, sang vendor cat.
Paralel dengan cat, sebenarnya Kuple puyeng 7 keliling soal undercarriage.
Bagian depan Teana ini, rongga spakbornya sangat sempit.
Misal, untuk posisi camber yang sering berubah-ubah. Ketika pressure jalan, camber otomatis berubah minus, dan posisi velg menjadi keluar. Sedangkan saat air out, camber berubah ke arah positif dan posisi velg masuk ke dalam disebabkan posisi arm yang fleksibel. Selain itu, kondisi arm yang berbentuk V saat posisi mobil di air out, otomatis menyentuh tanah terlebih dahulu maka dari itu diperlukan penyesuaian di body kit.
Di area belakang, rongga inner fender juga sempit. Terlebih, kondisi bodi dan tabung shock yang pendek dan kecil, menjadikannya mepet ke barrel.
Oleh Kuple, bentuk arm yang sangat rumit tersebut, direka ulang untuk bisa mengakomodir custom camber/caster/toe. Selain itu dibuat juga depan custom pillowball dan arm di depan, serta custom rear camber/caster/toe kit. Camber kit belakang ini letaknya sangat rumit harus melewati antara rongga rangka dan bodi mobil. Bentuknya seperti gelombang frekuensi, dan harus menggunakan teknik blanking dalam proses fabrikasinya.
Paduannya, suspensi menggunakan Feelair jenis universal 2-point karena harganya masih terjangkau, “Feelair memiliki kekuatan balon yang lumayan bagus, dan tidak terlalu lembek,” ucap Kuple yang juga bilang jenis ini masih menggunakan tombol dan sakelar custom 3 kaki.
Mr D kemudian memilih velg SSR SP3 karena bentuk facenya lumayan agresif dibanding model SSR formula lainnya. Lebarnya tidak terlalu over, mengingat rongga inner fender Teana juga sangat sempit sekali. Ring 19×9 inci all around, dengan offset depan 30 dan belakang 32 mm.
Duetnya dengan ban Accelera Phi, “Ya sudah lumrah, sebab Accelera Phi sangat elastis dan cocok menurut saya untuk velg-velg lumayan lebar,” kata Kuple. Ukuran ban yang digunakan tidak terlalu narik yaitu 215/35 dan 225/35 untuk ukuran velg lebar 9 rata mengingat bobot mobil yang lumayan berat.
Dari kombinasi-kombinasi ini, wheel fitment direka semaksimal mungkin dengan basis fitment belakang sedikit slammed dan di depan berpatokan fender to lips. Hal ini bertujuan mendapatkan titik air out yang maksimal dan rata antara side kirt depan-belakang.
Workshop:
Wheels & tyres: Cuanki Autoparts @cuankiautoparts
Body work & paint: Paduka Auto Garage @padukaautogarage
Undercarriage: Cenk Garage Custom @cenkgaragecustom