“Koted, nanti support Gesrexgang ya. Kami ngadain Flower City Slow Ride 2022.”

Enggak pake ngak ngek ngok!
Enggak pake telaah proposal!
Enggak pake nanya poin kerjasama!
Gasssss, pokoknya wajib hadir.

Sebab dari awal sudah tahu, visi Gesrexgang adalah menjadi media yang mendukung skena modifikasi dengan ciri khas Gesrexgang. Rebel gayanya, otentik karakternya, unik colornya tapi tetap fungsional mobilnya.

Zikri Aulia @zikrizime bilang, “Gesrexgang sudah hadir cukup lama di skena modifikasi mobil sebagai automotive media lifestyle sering juga terlibat di beberapa event skala nasional maupun regional dan berbagai movement yang ada di Indonesia, namun masih dirasa kurang. Mengapa tidak membuat sesuatu sendiri yang berbeda dan rasanya Gesrex banget?

Dan Flower City Slow Ride sebenarnya misi dari 3 tahun lalu, sebelum Gesrexgang pindah ke Bandung. Banyak media, termasuk DeepEnd, mengkritik bahwa Bandung mati suri. Bahkan event skala nasionalpun akhirnya tak lagi memilih Bandung sebagai salah satu kota tujuannya.

Flower City Slow Ride merupakan gabungan makna dari flower city sebagai kota kembang, sedangkan slow ride lebih ke perumpamaan kita berjalan pelan tapi maraton bahwa Bandung akan kembali di puncak peradaban modifikasi Indonesia. “Saya berharap menjadi barometer kembali, dan ini lebih melibatkan perasaan pribadi karena memang Bandung adalah tempat lahir saya,” ujar Zikri.

Dimas Dboi menegaskan, “Menurut saya, Bandung amat sangat beragam orangnya, unik dan juga kreatif. Juga banyak aktif skena motor dan mobil di minggu pagi (sunmori).” Kakak dari Zikri ini menambahkan, “Tatap muka adalah kuncinya. Semoga car scene di Bandung semakin maju dan berkembang dengan adanya Flower City Slow Ride.”

Konsep acaranya adalah “Casual Meet Up” dengan dresscode Y2K. Gaya 2.000-an dengan musik yang juga era 2.000-an. Jangan hanya kalcer di mobil dan modifikasinya, tapi Gesrexgang ingin tatap muka dan tukar pikiran menjadi kunci Bandung bangkit. Bukan cuma mobil, tapi anak-anak motor juag diundang, berbaur dan menikmati acara ini. 

Dikemas bukan hanya mobil dan sendal jepit, tapi mobil dan karakternya harus diseimbangkan. “Dengan adanya fashion show kita buat orang yang kurang percaya diri jadi percaya diri,” ungkap Dimas Dboi. Dengan perbedaan busana dan style mobil yang berbeda-beda tidak membuat gap atau celah, harus tetap menyatu.

Rupanya banyak banget yang hadir. Mari kita sebut satu demi satu. Hakim Putratama dan HPT Motosport, Zulness From Bandung With Love (FBWL), Ivan Group Otomotif 1990, F*ck Wheel Dude, Lyberti Club Drift Team, Musuh Gadun, New Dimesion Bandung, Struggle Auto Club, Max Offroad, Epro Engineering, Nerekel Off-road, Garasi Orang Lama, Eurowerks Autotech, Detail Drivers, RAW Garage, Bimmer For Sale, Paguyuban Organizer, Gundam Garage, Kulkas Engineering, Ae Project, Kandang Civic Cikampek, Kelas Sore, Gina Clinic, Seventhirty, Freaky Fast, Speedtuner Indonesia, Bandung Allstar, SA Towing Service, NKA Garage dan IBS.

Walau begitu, “Susah-susah gampang ya bangunin orang pagi-pagi!” ucap Dimas.
Rachel Gesrexgang memberikan catatan tersendiri, “Kita sangat bangga di acara kemarin banyak orang berpengaruh di automotive scene menyempatkan hadir di acara kita, dan juga untuk yang baru mencoba muncul di automotive scene pun ikut menghadiri, membuat kita yakin bahwa audience maupun pemain di automotive scene ini bisa terus ber-regenerasi dan akan berkembang lebih baik secara modifikasi maupun kulturnya.”

Alif Rahman Hamdi dari event management Flower City Slow Ride, “Semoga ke depannya penggemar otomotif kita bisa saling merangkul satu sama lain, juga bisa lebih memeriahkan kembali car scene Bandung dan kota-kota lainnya.”