Indo Style?
Susah banget menurunkan dan memberikan definisi pada istilah ini. 

Bagi DeepEnd, sebaiknya memang Indonesia tak sekadar ikut-ikutan membuat label. Apalagi harus mengekor JDM, USDM, EDM, ADM, sebab memang IDM itu tak akan pernah ada, kecuali ceruknya lebih spesifik lagi seperti LCGC atau minibus. Tapi apakah kita akan proud pada apa yang kita sebut “super niche market” di global market? 

Maka, apakah tawaran DeepEnd bahwa kita punya Indo Kultur, akan menjadi frasa baru bagi kita semua mengenalkan gaya kita sendiri? Serang saja benak dunia lewat hesteg #IndoKultur di seluruh platform yang bisa mengetalasekan karya kita. 

Senior-senior kita di era sebelum 80-an, sudah main modifikasi juga. Lanjut ke 80-90, malah makin booming. Cuma memang nyampe Tanah Airnya lumayan sulit. Hanya importir yang berani saja yang mau memasukkan komponen modifikasi ke sini. Padahal di luar, sudah berjalan seiringan antara mobil dan motor. Coba bandingkan deh dengan Vespa, dimana industri rumahan aksesorinya menghasilkan barang-barang yang hingga masih diburu. Windshield, jok, body trim, kepet, dll, pada akhirnya adalah sesuatu yang sifatnya personal saat diaplikasi. 

Mobil pun demikian. 

Misal, tuner Jerman dan Jepang. Di sini, fragmentasinya seolah menjadi 2 kutub besar. Yaitu Jerman identik elegan, dan Jepang lebih ke racing, yang mana semuanya terdominasi oleh tuner, atau boleh disebut branded parts. Pemilahan tersebut disebabkan oleh terbatasnya kehadiran mereka di sini. Ya itu tadi, jarang importir yang berani. Yang pasti-pasti aja. Pasti dikenal dan terkenal, jadi alasan dijualnya brand tersebut. Padahal, kedua negara itu saling punya brand bergaya elegan dan racing. 

Maka perlu diingat, keterbatasan importasi itulah yang membentuk gaya bermobil kita. Kita cenderung dikelilingi oleh keterbatasan. Selain terbatasnya brand modifikasi yang hadir di Indonesia, juga ada:

  • Keterbatasan varian mobil
  • Keterbatasan alat di bengkel
  • Keterbatasan literasi akan skena ini
  • Keterbatasan cara pandang
  • Keterbatasan alat dan medium promosi 

Jangan heran, trial and error adalah laboratorium berjalan, yang jauh amat berbeda dengan era kekinian yang tinggal menonton referensi via Youtube.  

Keterbatasan itu terekam pada memori car enthusiast.
Keterbatasan itu kini berbuah menjadi objek-objek yang diburu.
Keterbatasan itu membentuk kultur yang khas.
Mungkin bisa disebut sebagai Indo Kultur. 

Kultur merupakan pandangan hidup yang diakui bersama oleh suatu kelompok masyarakat, yang mencakup cara berfikir, perilaku, sikap, nilai yang tercermin baik dalam wujud fisik maupun abstrak.

Dan Indo Kultur itu direpresentasikan oleh Auto Kultur Indonesia.
Kultur yang diserap menjadi sebuah nama event keren di awal Desember 2022.
Ciamik tenan. 

Semua ini berkat 6 orang pendiri Euro Retro Enthusiast. Rangga Sulistya, Indra Goin, Jendy, Edwyn Noegroho, Iqbal Hamidi dan Deddy Syafuandi yang kompak berembuk membuat kegiatan yang lebih luas. Lantas kemudian Euro Retro Enthusiast menggamit Threego Indonesia, Adnomali dan Nomina Creative membuat Auto Kultur Indonesia.

Dan benar…, di dalam Auto Kultur Indonesia kita bisa melihat banyak sekali mobil-mobil langka, unik serta dimodifikasi dan di-dressed up menggunakan top brand. Mobil-mobil yang nadinya disuntik oleh proses-proses period correct, retromod atau custom convertion. 

Vibesnya beda.
Banget!

Apa yang membuat Auto Kultur Indonesia menjadi layak ditunggu?

  1. Global Retro

Auto Kultur Indonesia adalah festival untuk anak mobil yang tak terbatas di mobil Eropa aja, tapi juga dari Asia, Amerika hingga Australia. 

  1. Curated Car Show

Mobil yang hadir mempunyai taste diantara keterbatasan di Tanah Air. Tapi sedikit berbeda adalah walaupun visualisasi seolah kembali ke zaman awal mobil itu beredar, namun fungsionalitas modifikasi, terutama kaki-kaki, sudah menemukan jawabannya. Lebih nyaman, lebih daily use dan sebagainya. By the way aja, peserta berkesempatan peroleh penghargaan hasil dari penilaian dari berbagai kurator pilihan.

  1. Curated Used Car Market

Di Auto Kultur Indonesia kita bisa mengerti tren harga mobil retro dari jualan mobil yang ada di sini. Sudah dikurasi, berarti sudah sefrekuensi dengan yang apa yang jadi pakem di Euro Retro Enthusiast. 

  1. Urban Camp

Rupanya ada yang bermalam di venue. Teman-teman dari @dreamwheelsproject bikin program Urban Camp, di mana kita diajak menikmati camping di perkotaan.  

  1. Live Auction

Showroom mobil lawas di Blok M, Malique Selatan Djakarta, bikin ger-geran. Mengadakan live auction yang biddingnya dilakukan secara offline, dan dipandu oleh Ifan Ramadhana, si mbahpedia otomotif. 

Pokoknya, pesan DeepEnd buat junior dan car enthusiast secara luas, datanglah nanti ke Auto Kultur 2023. Apa yang terjadi saat ini dibentuk oleh budaya modifikasi kita tempo dulu. DeepEnd menyitir seorang jurnalis Jamaika, Marcus Garvey, yang menyebut, “A people without the knowledge of their past history, origin and culture is like a tree without roots.” Once kita tahu, bentangkan respek, dan wawasan kita semakin bertambah. 

DeepEnder bukan hanya bisa melihat Mercedes-Benz, Volkswagen, Volvo dan BMW yang rare dan kinyis-kinyis. Tapi ada juga Holden, Peugeot, Citroen, Land Rover, Jaguar, bahkan Toyota, Honda, Suzuki juga unjuk gigi. Mereka hadir dengan batasan produksi yang dimulai sebelum tahun 2000. 

Auto Kultur Indonesia presented Euro Enthusiast bisa mempertemukan banyak marque. 

Ini soal jam terbang dan networking. Mencari, meyakinkan dan mengundang mereka tampil, tak semua organizer bisa menggenapkannya.

Namun begitu, DeepEnd ingin memberikan sedikit saran. 

Auto Kultur Indonesia ke depan bisa dibuatkan treatmentnya seperti event Concours. Tak perlu saklek, tapi kita bisa ambil saripatinya untuk diserap dan disesuaikan. 

Pertama, butuh tema sebagai GBHN acara yang dikomunikasikan dengan baik. 

  • Tema acara menjadi guide lines bagai internal, peserta dan pengunjung.
  • Sebagai contoh, GIIAS 2022 bertema “The Future is Bright” dengan tujuan untuk menunjukkan masa depan industri otomotif yang cerah, sedangkan IIMS 2022 bertema “Your Infinite Automotive Experience” dengan tujuan memberikan pengalaman tak terbatas bagi para pencinta otomotif. Maka mobil yang didisplay, ambiens, pengisi acara dan sebagainya akan mengikuti tema tersebut. 
  • Bisa saja Auo Kultur Indonesia 2023 akan memiliki tema “Boost Up” yang mengundang semua mobil retro pemakai turbo, atau “Cool Color” yang akan diisi dengan mobil retro yang sudah bukan cat standar lagi. 

Ketiga, ketegasan dalam menjalankan manual book.

  • Payung aturan memang ada di manual book, sehingga faktor subjektivitas di lapangan, bisa mengacu pada manual book.
  • Manual book akan menurunkan tema acara secara lengkap dan deskriptif.
  • Campaign, rundown dan signage memiliki benang merah yang serupa.

Ketiga, butuh mentalitas peserta yang selalu berkelas.

  • Banyaknya entri yang sangat baik kualitasnya tetap akan diakhiri oleh kurasi.
  • Setiap mobil yang ada diterimas lewat kurasi, telah “menang” hanya dengan berada di Auto Kutur Indonesia.
  • Memiliki kerendahan hati untuk bersedia dievaluasi oleh kurator dan publik.

Percayalah mempunyai poin 1 dan 2 saja, akan meminimalkan peserta tak lagi 6L (lo lagi lo lagi lo lagi). DeepEnd yakin, Euro Enthusiast dan Auto Kultur Indonesia akan menjadi magnet peserta di 2023.