Velg itu seperti arloji. 

Material dan teknologinya dimulai dari kualitas standar hingga bahan mutakhir. Produksinya dari mass pro hingga bespoke. Pun demikian sifatnya, memiliki karakteristik masing-masing.

Di awal tahun 2023, DeepEnd memilihkan velg-velg yang memiliki keunikan cerita di belakang layar. Simak 6 velg berikut:

  1. WORK T5R 19×(9.5+11) on Toyota FT 86 2013

Siapa bilang Work Wheels sulit bespoke? Lah ini buktinya. Dimensinya dipesan 19×9.5 dengan offset 0, dan 19×11 dengan offset -22, dan disembur warna gold yang saat dipadukan dengan cat bodi merah menjadi lebih vibrant dan menonjol. 

Velg ini bespoke, diukur menyesuaikan dengan Artisan Spirits Sports-spec Line ARS GT. Body kit ini mempunyai sepasang fender GT, yang ketika teraplikasi, bodinya semakin lebar dengan penambahan 50 mm di fender depan dan 80 mm di belakang. Maka…, velg sudah dihitung bersamaan dengan order body kit itu. Butuh kalkulasi imajinasi yang tepat. 

Sebab velg akan juga menjadi center point. Yang bukan asal order, dan bukan sembarang pasang. Terjawab ya…, bahwa salah satu perusahaan velg terkemuka di Jepang ini sebenarnya sangat friendly untuk menuruti keinginan konsumennya. Tapi ya itu, ukur yang benar, baru pesan.

Source:
Hyper Racing @hyperracing7

 

  1. Rotiform CVT 18x(10.5+13.5) on Porsche 993 Carrera S 1995

Tsubaki punya fender paling lebar dibanding RWB yang sudah ada di Indonesia. Per sisinya, lebih lebar 1.5 inci. Total menjadi 3 inci, alias 7.62 cm. Ruang luas di dalam spakbor itu diisi Rotiform CVT 18x(10.5+13.5) inci dengan offset minus seratusan.

Tapi ada proses bespoke yang DeepEnd bocorin. Diawali dengan Bakajin request model baru ke Rotiform. Something fresh, dan in general modelnya cocok buat mobil Porsche. Bakajin meminta Rotiform untuk mendesainkan.

Rotiform kemudian membuatkan facenya yang bagus, warna agresif death bronze, berkesan centerlock walaupun sebenarnya bukan. Velg ini dibuild perdana buat RWB Tsubaki, dan karena Bakajin sudah memposting di IG, maka banyak pihak yang sudah tau nama dan model CVT ini. Dampaknya, banyak yang akhirnya turut memesan ke Rotiform, namun baru dikirim setelah Tsubaki beres. 

Ketika project car ini mundur ke Novembet, maka Rotiform meminta izin untuk launch CVT resmi di SEMA pada Oktober. Rilisannya hanya monoblock dan 2-piece. Etika yang masih dijalankan oleh perusahaan besar seperti Rotiform. 

Source:
Bakajin @thebakajin

 

  1. Style 32 19x(9.5+10.5) on BMW Z4 2005

Style 32 ring 18 sudah banyak yang diutak-atik menjadi 3-piece. Sebab makin banyak bengkel velg yang kreatif dan berani mencari kombinasi-kombinasi yang berbeda. 

Tapi  Style 32 kali ini berbeda dari yang sudah-sudah. Diantara ujung luar spoke, terdapat penampang-penampang yang semuanya dihilangkan. Efeknya, batang-batang finnya menjadi sangat tegas dan bertambah panjang. Seolah-olah lebih besar diameternya, atau istilahnya one inch bigger. 

Selain itu, dudukan face juga dibikin sesafety mungkin. Caranya dengan fully welding  saat membuat noknya. Outputnya menjadi 19x(9.5+10.5) inci, semakin membesar dari ukuran asli 17 inci. Saat dipasang, rata bodi, tak perlu spacer.

Source:
F*ck Wheel Dude @willy_fwd

 

  1. Leon Hardiritt Gemut 19x(10+11) on Lexus LS430 2005

Ini bukan perkara spec. Tapi soal mengubah mood. DeepEnd bongkar cerita dibalik mengapa Gemut ini nempel di Lexus. Walaupun desain meshnya merujuk long lasting model, tapi Topan sebenarnya enggak doyan. Sama sekali bukan dalam bucket list, murni kecelakaan. Singkatnya, Topan enggak suka modelnya, enggak suka juga finishingnya. 

Incerannya hanya di spec yang cocok di LS430. 3-piece yang kompatibel dengan kaliper besar. Ukurannya 19x(10+11) inci dengan masing-masing offset -30 dan -20 mm. Tak heran jika kecelongannya cukup dalam.

 

Tapi karena ini milik Sidha, bosnya PnP Wheels & Parts, maka Topan nyetatusnya cuma pinjam, yang setelah fitting, akan dikembalikan. Ya gitu deh, mau beli juga ragu. Eh ternyata, finishing bisa mengubah semuanya. Dari yang emoh sama velgnya, dengan difinishing isa berubah 180 derajat. Bagi penyuka modifikasi mobil, selayaknya melihat pada hal detail. Velg menjadi cerah yang dioptimalkan dengan fully hand brushed pada face, kemudian high polish di lips dan hardware.

Source:
God Wheels Company @godwheelscompany

 

  1. BBS FI-R 19x(9.5×10.5) on BMW M2 Competition 2018

Velg FI-R merupakan salah satu velg teringan di kelasnya. Untuk 19×9.5 dengan offset 22, bobotnya hanya 7.7 kg, dan yang 19×10.5 dengan offset 35 berbobot 8.2 kg. Kita bandingkan dengan BBS R1-D di ukuran dan offset yang sama adalah 7.9 dan 8.3 kg. 

Diburu dan dibeli lebih dari 2 tahun lalu, seharga 155 juta, dengan masa inden 10 bulan. Sebab dibikin dari BBS Jepang, tapi transit dulu ke BBS Jerman, sebelum datang ke Drivetech Auto Garage di Solo. Ini yang membuat DeepEnd memilih 

Kini, setelah BBS Jerman diakuisisi BBS Jepang, populasi FI-R semakin banyak. Jadi lebih mudah dipesan. Tak lagi langka, tapi tetap menjadi idola bagi yang ingin lightest wheel. Pure sports wheel yang incredibly tough. Lihatlah profil setiap palang silang yang memiliki lubang untuk mengurangi bobot lebih jauh sebagai kunci memperingan bobot. 

Well, velg one piece ini tak mewah sama sekali di mata awam, bahkan dinilai terlalu simpel. Hanya sembalap saja yang mengerti BBS RI-D. Apalagi, center cap merah ini dibeli opsional seharga 5 juta rupiah/set. 

Source:
Drivetech Auto Garage @drivetechautogarage

 

  1. Rotiform MUC 20×(10+11) on Toyota Alphard 2018

Jarang Alphard keren pake velg. Sulit. Roda depan bisa positif cambernya, kalau tanpa trik. Nah yang ini, DeepEnd menyorotinya bukan soal fitment. Sebab fitmen bagi Antelope adalah kudapan harian.

MUC ini sebenarnya dibuat Rotiform untuk mobil Eropa, tepatnya Audi. Dalam segala promo adsnya, Audi yang dipakai untuk merepresentasikan kegagahan desainnya. Sudah terpasang di SQ5, A4 All-road, RS5 dan terpasang juga di BMW G50. 

Dan yang ini malah dipakai di Alphard. Jarang Alphard keren pake velg. Sulit. Roda depan bisa positif cambernya, kalau tanpa trik. Nyeleneh konsepnya ini. Kontroversial, walaupun ada irisan yang kemudian menjadi bridging masuk ke justifikasi. Apa itu? MUC ini monoblok, alias tanpa bibir, yang kemudian sering kita lihat biasa dipakai di wagonist Jepang.

Ukurannya 20×10 inci di depan dan 20×11 inci di belakang, yang ditancap tanpa korbankan bodi Alphard. Setelah terpasang, bisa flush waktu air out suspensinya dengan gap hanya 3 mm dari fender. 

Source:
Antelope Ban @antelopeban

 

7.  Forgiato Fondare-ECL 26×10 on Toyota Land Cruiser VX 2016

Robert memang suka velg gambot. Fortunernya pake 24, TLC ini ketempelan 26 inci dari Forgiato. Lebarnya 10 inci dengan offset 30 mm. Tipenya Fondare-ECL.Brushed/polish finishingnya. Harganya? 185 juta perak nyampe ke Semarang. Ini dengan kurs jauh sebelum pandemi loh ya. Belum lagi keempat ban 295/30R26 107W XL.

Suspensinya sudah asli air suspension. Bukan aftermarket. Namun ditambahkan modul agar bisa dibuat lebih ceper lagi. Oleh Robert, TLC ini kemudian disentuh DUB style. Sebuah gaya yang hampir 20 tahun lalu sempat meledak di Tanah Air akibat munculnya diecast yang dirilis DUB, majalah yang meliput urban custom car culture di Amerika. Terminologi “DUB” adalah slang untuk custom/bespoke wheels berdiameter 20 inci atau lebih yang dipopulerkan melalui musik hip hop.

Forgiato punya market sendiri hingga saat ini. Sudah jejak. Padahal awalnya dimulai dari importir velg cor/casting, hingga sekarang bermaint di velg mewah. Dirancang, dipotong dan diselesaikan di Los Angeles, California. Forgiato mengklaim, suku cadang asli buatan Amerika, dan hanya menggunakan produk Amerika.

Source:
HKS Sky @hkssky