Basis W202 ini adalah C180. Swap M111 engine to Carlsson C25. Dengan mengusung mesin Carlsson C25 ini, berarti Reynard Swandoko Suko telah meningkatkan 38% kapasitas mesin mobilnya.
Pasti fun to drive.
Walau bisa saja sebagian orang menganggapnya nobody.
Tapi Ateng, panggilan akrabnya, anteng aja…, sebab ia begitu percaya diri.
DeepEnd sempat ikutan keliling Surabaya bareng sleeper-nya Ateng ini. Sesekali dibejek pedal gasnya. Bodi kecil W202 yang punya gross weight 1.620 kg ini jadi semakin gesit. Yang menarik, Ateng juga mengganti setirnya dengan Carlsson C25 dan velg Carlsson 3/6 18×8.5 inci yang akhirnya menyumbang rasio setir yang tepat, memungkinkan pengemudi untuk mengontrol arah kendaraan dengan akurat.
Bagaimana dengan driving impressionnya? Kalau tarikan gas pol di gigi 1 dan 2, paling geol-geol pantatnya di sisi bawah. Sementara di gigi 4 atau 5, jarum spidoemternya cepet banget menyentuh angka yang dimau.
Anggota Mercedes-Benz W202 Club Indonesia ini menceritakan, “Pernah sudah mentok di 240 kmh, tapi kok gas masih 3/4. Mobil masih bisa melaju. Gigi 4 dan 5-nya panjang dan masih ngisi terus.” Pengalaman naik mobil C-Class ini, “Bisa nempel M2. Masih ketinggalan, tapi enggak jauh-jauh banget. Selisih 1,5 bodi.”
Yesss, besutannya timeless tapi galak.
Mercedes-Benz W202 yang merupakan generasi pertama dari Mercedes-Benz C-Class, selalu mendapatkan berbagai penghargaan desain dan penghargaan “Car of the Year” di beberapa negara. W202 diakui karena desainnya yang klasik, elegan dan keandalan yang tinggi.
Lantas, kegalakannya disumbang oleh Carlsson C25. Carlsson sendiri adalah rumah modifikasi asal Jerman yang mengkhususkan diri pada Mercedes-Benz. Carlsson C25 merupakan model yang telah disempurnakan oleh Carlsson, artinya model tersebut adalah W202 C-Class yang telah dimodifikasi oleh Carlsson untuk menyertakan peningkatan performa.
Namun tak hanya mesin, nama Carlsson itu ada dimana-mana. Di seluruh badan, dan semua part number. Modifikasi period correct di tahunnya itu, “Sebuah pencapaian yang sangat lega dan mempertahankan ciri khas 90-an,” ucap Ateng. Lanjutya, “Seninya adalah mempertahankan originalitas mobil di tahun itu sangat susah, sekaligus merawat sebuah Mercedes-Benz tua tetap dalam konsisi segar.”
Proses pencarian pada periode correct juga tidak semudah kita kira. Sering zonk, sering pula tak cocok, tapi ritual pencarian bahkan hingga ke luar negeri memakan waktu 4 tahun lebih. Bisa dibilang, Carlsson is the forgotten Mercedes tuner.
Selanjutnya, tentang perawatan mobil berusia hampir 3 dekade ini sama tak gampangnya, “Harus ada taste cara merawat mobil yang baik dan benar.”
Workshop:
Body work: RPM @rpm_sby
Maintenance: Reynard Sticker @eynardsticker
Data Mods:
Carlsson C25 engine, Carlsson C25 short shift transmission, Carlsson C25 axle w/ LSD, Haltech 550 Elite ECU, K&N air filter, Mitsubishi Evo 4 injector, MSD ignition coil, Carlsson C25 brake, Carlsson C25 caliper, Carlsson C25 wheel steering, Carlsson 3/6 18x(8.5+10) inches, Carlsson suspension, Carlsson front bumper, Carlsson rear bumper, Carlsson side skirt, Carlsson trunk spoiler, Carlsson exhaust, Carlsson pedal set, Carlsson shift knob, Carlsson door sill plate, Carlsson floor mat, Carlsson speedometer, Carlsson door lock button, Recaro LX seat, Mercedes-Benz C240 wood panel, Mercedes-Benz C240 console box, Mercedes-Benz curtain, Mercedes-Benz Wurth plate numbe frame, Alpine head unit, Alpine PXA H-701 processor, Reverb Acoustic F2BE full range speaker, Vox 4 ch power, Phoenix Gold 2 mono power, Orion Cobalt CO124s 12 inches subwoofer, Dios De La Musica cable