Setelah makan malam, Rabu 25 Juni 2025, DeepEnd izin pamit.
Ngantuk berattt.
Walaupun hanya mencubit gurami bakar, terong goreng dan sambal dadak super pedas yang enak rasanya, plus tentunya nasi 6-7 sendok, mata ini sudah heavy-lidded.

Ujungnya…, masuk kabin mobil Suzuki Fronx.
Tidur di sebelah driver seat.
Sandaran full rebah.

Kondisinya: audio system dimatikan, non aktifkan fitur EASS (Engine Auto Start Stop) agar AC 20 derajat Celcius masih menyala sejuk.

Hasilnya: malah ketiduran 40 menit di mobil!
Sayangnya, DeepEnd tak menghitung status baterai.
Mohon maaf, keburu-buru.

DeepEnd yang punya tinggi 176 cm dan berat 96 kg, serta handicap pada pinggang, cocok betul dengan ergonomikal jok. Geser kiri, enakeun, Meleng ke kanan, juga nyaman. Leher tak pegal. Dari panggul, paha, betis hingga ujung kaki leluasa mencari posisi. Enggak ada tuh cerita kepentok sana-sini.

DeepEnd yang sering jalan keluar kota, confirmed cocok dengan Suzuki Fronx.

Hanya ada 4 syarat buat DeepEnd saat membeli mobil:
1. Jok depan wajib nyaman, buat duduk nyetir atau tiduran.
2. AC mesti seperti suhu di Jepang pada tahun baru.
3. Suspensi punya stabil, tidak berisik dan daya tahan tinggi.
4. Fun to drive.

Pada Suzuki Fronx yang DeepEnd sempat test drive di Bandung, 24-26 Juni 3035, hanya poin 3 yang belum teruji maksimal. Di poin 3 itu, karakter tidak berisik alias senyap menjadi ciri khas Suzuki Fronx. Sedangkan stabil, terus terang belum DeepEnd bawa hingga top speed. Sedangkan daya tahan, hanyalah waktu yang bisa menjawabnya.

Pada faktanya, Suzuki Fronx menggunakan kombinasi suspensi. MacPherson Strut pada suspensi depan dikenal dengan desainnya yang ringkas dan kemampuannya dalam menyerap benturan, memberikan kenyamanan berkendara. Torsion Beam pada suspensi belakang yang dikenal karena kesederhanaannya dan kemampuannya menjaga stabilitas kendaraan, terutama saat bermanuver. Di keempat titik suspensi memakai coil spring (per keong) yang membantu menyerap guncangan dan getaran dari jalan, meningkatkan kenyamanan berkendara.

Mohon diingat, Suzuki Fronx punya ground clearance 170 mm yang memberikan kepercayaan diri saat melewati jalan yang tidak rata. Di sisi lain, mempunyai radius putar 4,8 meter, terkecil di kelasnya, yang memudahkan pengemudi untuk bermanuver terutama saat berputar arah di jalan sempit atau saat menghadapi kemacetan lalu lintas. Juga dukungan ban 195/60 R16 yang cukup mampu meredam benturan.

Sehingga karakter suspensinya tak berdiri sendiri. Terintegrasi dengan dukungan ground clearance, radius putar, dan ukuran ban. Buat DeepEnd 4 aspek ini sudah lebih dari cukup.

Eh enggak taunya, kita masih bisa mengotimalisasi kesan fun to drivenya dengan mengaktifkan fitur Electronic Stability Program (ESP) menjadi sistem cerdas untuk pemantau traksi dan arah gerak kendaraan, Anti-lock Brake System (ABS) yang mencegah roda mengunci ketika pengendara melakukan pengereman secara mendadak, Electronic Brake-force Distribution (EBD) yang bertugas mendistribusikan gaya pengereman optimal ke tiap roda berdasarkan beban dan kondisi jalan, serta fitur Brake Assist (BA) berkontribusi secara otomatis untuk meningkatkan daya pengereman ketika pengemudi menginjak rem namun tak cukup kuat dalam situasi darurat.

Dengan harga Suzuki Fronx (baca: https://deepend.id/2025/05/29/suzuki-fronx-harga-rp-259-juta-hingga-rp-3199-juta-otr-jakarta/), karakternya asik sana-sini, fitur melimpah, dan tangguh, bolehkah DeepEnd mengusulkan bahwa Suzuki Fronx merupakan jawaban bagi para pencari mobil di 2025 ini?

DeepEnd masih akan mengupas banyak hal tentang Suzuki Fronx.
We can’t wait to share our experience of test driving the Suzuki Fronx.
Please be patient, DeepEnder!