Xiaomi, perusahaan teknologi raksasa asal Tiongkok yang dikenal dengan produk smartphonenya, kembali membuktikan ambisinya untuk menjadi kekuatan baru dalam industri otomotif.
Pada 26 Juni 2025 lalu, Xiaomi meluncurkan produk terbarunya berupa SUV listrik YU7. Sama seperti produk smartphonenya yang fenomenal, YU7 sukses mengantongi SPK sebanyak 289.000 unit hanya dalam waktu sejam.
Meski begitu, ada yang sedikit janggal dalam presentasi produk. Walau semua model YU7 menggunakan baterai jenis CATL, namun pihak Xiaomi tidak menyebutkannya. Hal ini sangat berbeda dibanding peluncuran produk sebelumnya: SU7 di mana Xiaomi menyoroti penggunaan baterai CATL sebagai salah satu nilai jualnya.
Dilansir dari carnewschina.com, bungkamnya Xiaomi terkait baterai CATL mungkin disebabkan oleh dua faktor. Pertama, informasi tentang CATL baru muncul dalam dokumen Kementerian Perindustrian dan Teknologi Informasi Xiaomi Auto pada bulan Mei. Pada saat acara peluncuran, sertifikasi standar nasional (GB 38031-2025) belum diterima. Terlebih lagi, Xiaomi tampaknya secara strategis mengecilkan merek CATL untuk menjaga fleksibilitas dalam upaya pengurangan biaya di masa mendatang.
Sebagai informasi, YU7 Max sebagai varian tertinggi menggunakan baterai Qilin generasi kedua dari CATL, yang memiliki tingkat pengisian daya maksimum 5,2C. Sementara itu, versi Standard dan Pro menggunakan kombinasi baterai dari dua pemasok: baterai Blade dari BYD dan baterai Shenxing dari CATL, yang keduanya memiliki spesifikasi kapasitas dan berat 96,3 kWh yang identik.
Menariknya, meskipun Xiaomi mengiklankan waktu pengisian daya selama 21 menit (10-80%) untuk model Standar dan Pro, ternyata mobil yang memakai baterai Shenxing CATL dapat mengisi daya lebih cepat. Beberapa konsumen yang menerima model YU7 yang dilengkapi dengan baterai CATL dapat mengalami kecepatan pengisian daya yang lebih cepat daripada yang diiklankan secara resmi–sebuah kejutan yang menyenangkan!
Xiaomi sendiri telah menjadi pelanggan baterai otomotif terbesar CATL sejak Mei 2025, menyumbang hampir 10% dari pengirimannya.
Baterai CATL biasanya 10% lebih mahal daripada baterai pesaingnya, yang merupakan pengeluaran yang cukup besar bagi Xiaomi. Untuk mengelola biaya sekaligus mempertahankan kinerja, Xiaomi telah mendiversifikasi pemasok baterainya, dengan laporan yang menunjukkan bahwa model masa depan mungkin akan menggunakan baterai dari produsen lain, seperti CALB dan Sunwoda.