Suzuki Jimny ini pertama kali dirilis di angka 200 besar. Sekarang harganya sudah (dan tetap) di kisaran 400 juta. Itu untuk kondisi standar oribinal, non aksesori. Oribinal adalah sebuah keadaan original yang menggemaskan dengan segala aksesori yang memuaskan. Harga enggak bisa goyang jauh. Suka ya beli, kemahalan carilah mobil lain.
Yang ini generasi ketiga. Berbasis JB43. Versi si putih, disebutnya ‘Wide’, karena memiliki fender flare dan small bumper. Mengaplikasikan sistem part time (paruh waktu) 4WD yang dikendalikan oleh 3 tombol di dasbor tengah: 2WD, 4WD, dan 4WD-L. Terletak di bawah sistem pengaturan erkon, alias A/C. Standarnya adalah 2WD, menyalakan roda belakang. Pada 4WD, roda depan juga terlibat dalam gigi tinggi. Sedangkan 4WD-L menggunakan roda depan dengan rasio gigi yang lebih rendah.
Menjadi part time 4WD, tidak ada kopling diferensial atau viscous pusat untuk memungkinkan perbedaan kecepatan antara roda depan dan belakang, jadi hanya mode penggerak dua roda yang bekerja dengan baik di jalanan aspal atau beton.
Pada perkembangan lain, vacuum locking hubs (pusat penguncian vakum) Jimny memungkinkan untuk digeser dari 2WD ke 4WD saat bepergian hingga 100 kpj. Bedanya, kalau dari tinggi ke rendah, harus dalam keadaan berhenti. Tetapi tidak perlu lagi keluar dari kendaraan untuk memindahkan 4WD ke 2WD, dengan kopling tertekan dan transmisi dalam kondisi netral. Yang baru saja dijelaskan ini tentu menjadi fokus perhatian bagi die harder Jimny. 4WD yang nyata adalah Jimny, Jimny ini bukan SUV atau crossover.
Bagaimana dengan looksnya? Mempunyai jendela besar, mampu memberikan visibilitas yang sangat baik. Walaupun ada sedikit blind spot disebabkan ukuran pilar “B” kebesaran. Walaupun menurut DeepEnd, hal ini menjadikannya ciri khusus yang mudah membuat kita mengingat bahwa ini Jimny gen ketiga. Bobotnya pun hanya 1.060 kg. Sebuah advantage yang besar, jika masuk di arena lumpur atau pasir pantai. Walaupun juga, wheel base yang relatif pendek menyebabkan perjalanan yang berombak di jalan yang jelek.
Tapi itu kan dari pabrik. Pemiliknya, Gung Budi Hartono, sudah menambahkannya dengan beragam aksesori. Suzuki Genuine Accessories (SGA) banyak tertempel pada bagian eksterior. Mulai cover grill, hingga tow bar. Dari fog lamp, sampai rear spoiler. Apakah ada di Tanah Air? Gung Budi yang dokter spesialis kandungan ini memanfaatkan marketplace seperti Rakuten dan eBay, sebagai platform pencarian SGA.
Statement pak dokter ada di kover ban serep, Land Venture, yang kelirnya terkesan glossy dan menguatkan kesan city slicker. Bagi mata awam, semua aksesori yang menempel seakan factory look. Permukaan yang cukup luas dari genuine spare tire cover ini, menegaskan keresikan gaya mobil ini. Cocok dengan kaca film, harmonis dengan kelir hitam di sudut-sudut aksesori.
Sang pemilik juga menempatkan 5Zigen berdimensi 16×5.5 inci dengan offset 20 pada keempat rodanya. Velg ini berkode Jx4, dibacanya ‘Jay by Four’. PCD 5×139.7 dengan inset 0.20 dan hub diameter 108.2. Konstruksinya 1 piece dan memang hanya keluar satu saja ukurannya, dan fit pada Jimny. Makin gagah ketika velg ini dibungkus ban BF Goodrich AT KO2 235/70/16.
Workshop:
Auto 39 @dimasofficial_39
Data Modz:
Cover fog lamp SGA, cover bumper SGA, tanduk spion SGA, cover grill SGA, list body trim SGA, tow bar SGA, cover ban Land Venture JDM, rear spoiler SGA JDM, windshield SGA, head unit Pioneer, jok Recaro Ignis Suzuki Sport, knalpot Totsugeki by Apio exhaust, ECU Dastek Unichip, velg 5Zigen JX4 16×5.5 inci, ban BF Goodrich AT KO2 235/70/16, lift kit Apio 2 inci, lampu depan Hella HID 4.300K
fotografer: Arthamiya Hidayana