Jika Amerika butuh presiden seperti Trump, seorang yang sensasional dan juga kontroversial. Maka Indonesia butuh mobil modifikasi seperti Alphard ini. Juga sensasional dan kontroversial.

Why?

Sama kontroversialnya dengan Ridwan Kamil meladeni teori iluminati modal kliping yang digugat kepadanya. Ilmiah dan cocoklogi kan dua hal yang berseberangan, mirip bumi bundar dan bumi datar. Tapi toh ada saja yang membela kubu cocoklogi.

“Bisa dimaklumi ‘perkawinan ini diperbolehkan’ karena ada unsur Eropanya juga.”

Lah, ada hubungannya sama Alphard ini?

Perlu kejelian bagi DeepEnder. Sorotkan matamu di bagian bawah Alphard. Terdapat Rotiform MUC yang anti mainstream. Velg ini konsepnya ditujukan untuk mobil Eropa, tepatnya Audi. Dalam segala promo adsnya, Audi yang dipakai untuk merepresentasikan kegagahan desainnya. Sudah terpasang di SQ5, A4 All-road dan RS5. Walaupun ada BMW G50 yang memakainya dengan chrome finished, bisa dimaklumi ‘perkawinan ini diperbolehkan’ karena ada unsur Eropanya juga.

Apakah pernah diaplikasi di mobil Jepang? Makin spesifik, pernahkah dipakai di MPV Jepang? Oke then, rada nyeleneh konsepnya ini. Kontroversial, walaupun ada irisan yang kemudian menjadi bridging masuk ke justifikasi. Apa itu? MUC ini monoblok, alias tanpa bibir, yang kemudian sering kita lihat biasa dipakai di wagonist Jepang.

Sampai di sini, cocokloginya masuk kan?

 

If you want space

If you want change

Sleep on your bed

Bullet to my head

 

Model MUC dirilis mulai dari diameter 17 hingga 21 inci, dengan lebar custom. Nah, terserah deh itu mau seberapa bikin lebar, offset sampai kelirnya. Bespoke treatment memang jadi kunci. Pembeli velg hanya melihat, “Oh velg ini cocok untuk Audi.” Mereka akan memantas-mantaskan dengan spefisikasi yang sudah ada contohnya. Mereka lantas berhenti untuk berkreasi crossing car paltform. Padahal, bespoke lebih dari itu. Bespoke tentang cita rasa blending dengan teknik.

“Badass ride, dope and the setup is lookin’ great.”

Mari kita kupas MUC!

Ukurannya agak-agak mengerikan. 20×10 inci di depan dan 20×11 inci di belakang, ditancap tanpa korbankan bodi Alphard. Ingat jangan sampai sliding door jadi korban. Berapakah angka offsetnya, sebaiknya tanya DeepEnd sambil ngopi sore hari. Yang jelas, setelah terpasang, bisa flush waktu air out suspensinya dengan gap hanya 3 mm dari fender. Nyetel dengan ban Michelin Pilot Super Sport 245/35/20 dan 255/35/20 yang disematkan di ke semua velg.

Badass ride, dope and the setup is lookin’ great. Tapi jangan lupa, ada peran warnanya yang unik dan sensasional. Rotiform MUC berbahan forged T6061-T6 dengan konstruksi 2-piece ini exposed bolt dengan warna special color liquid transparan bronze.

Sensasi berikutnya ada pada rem. Alphard ini yang pertama menggunakan Brembo di 4 roda di Indonesia. Di depan 380 mm dan di belakang diameternya 345 mm. Pistonnya juga beda, 6 di depan dan 4 di belakang.

Terakhir, suspensi menggabungkan 2 merek. Strut bagnya dari Prazis dan management 3P3H dari Airlift Performance. DeepEnd sempat menyetir. Gabungan suspensi ini enak dipakai untuk daily use. Dengan keadaan ceper pun tetap bisa dikendarai dan masih nyaman. Pengendalian ketinggian dari airlift 3H memungkinkan mobil tetap dalam kondisi rata walaupun ada beban dan ketinggian beda dari jalan, penyeimbang posisi tetap berfungsi dengan baik.

Brembo dikawinkan dengan Belfe Design. Pelototin di bagian atas teromol roda belakang, seperti menggantung di atas velg bagian dalam. Itu namanya Electronic Parking Brake (EPB) System di belakang yang berguna membypass system elektronik parking brakenya Alphard standar. Warna kalipernya bisa merah, hitam, perak atau warna emas khusus. Harganya kiri-kanan 168 ribu yen, belum pajak, belum shipping, belum margin.

Model-model baru seperti Mercedes-Benz, BMW, Audi, VW, Bentley, Porsche, Toyota dan banyak mobil modern lainnya, telah dianggap sulit untuk diganti karena rem samping dioperasikan secara elektrik dan terintegrasi dengan kaliper rem.

Dengan memecahkan masalah perubahan kaliper mobil dengan rem parkir elektrik dengan EPB yang dikembangkan oleh Belfe, brand asal Osaka, menjadi mungkin untuk secara bebas memilih ukuran rotor dan kaliper, dan dimungkinkan untuk lebih mengoptimalkan sensitivitas rem.


Workshop:
Antelope Ban @antelopeban

Data Mods:
Wheels Rotiform MUC 20x(10+11) inches, tyres Michelin Pilot Super Sport 245/35ZR20 & 255/35ZR20, big brake kit Brembo, electronic parking brake Belfe, strut bag Prazis, air sus management Airlift Performance, body kit Modellista, limited black chrome Modellista, complete exhaust system Modellista.