Volcano yellow ini milik William dan Raymond Tjendera. Dan mereka kali ini coba menjadi Jeremy Clarkson dan Jay Leno. Mengendarai, mereview sampai merasakan dua sisi muka McLaren MP4, bengis dan santun!
Mobil ini dirancang manufaktur yang membuat F1 Formula Car. Maka dari itu menjadi unik. “Menurut kami ini mobil unik dari segi desain, shape, garis lekukan dan sistem buka tutup kabin,” ucap William. Dan ini mengikuti beberapa aspek ikonik dari McLaren F1 1st generation tahun 1992-1998 yaitu dari bentuk fender depan, pintu yang menggunakan butterfly door.
“Kebetulan kami dapat full option dengan rata-rata mengunakan factory carbon equipment seperti side mirror, side fin, rear diffuser dan juga dari segi interior dengan perpaduan karbon di main console panel plus setir dengan Alcantara dashboard with yellow stitching,” ungkap Raymond.
Kalau antara Alcantara, jahitannya dan karbon super duper tampil rapi, seneng banget lihatnya. McLaren kan tak mungkin lari dari kualitas. Jadi itu sudah poin yang menggenapi visualiasi di kabin. Clean and cool. Pintunya punya model butterfly door. Ikonik, sejak awal McLaren merilis McLaren P1. Sistemnya menggunakan pintu soft close (vacuum) untuk buka dan tutup pintunya.
Supercar ini dilengkapi 7-speed dual clutch transmision yang menghasilkan kenyamanan untuk perpindahan gigi dengan cepat seperti PDK di Porsche. Jadi layak dipakai untuk harian, tembus macetnya Jakarta. Tak lelah menyetirnya.
Sedangkan McLaren MP4-12C ini tidak terlalu besar, hanya 3,8 L twin turbocharged V8. Akan tetapi mesin berkode M838T ini mampu menghasilkan hampir 600 hp, dengan kecepatan 0-100 km diklaim dapat ditempuh dalam 2,8 detik.
Konsep modifikasi kakak-beradik ini seperti biasa, simple and neat saja dengan meminimaliskan modifikasi dan tetap mempertahankan original factory. Tanpa penggantian body kit, namun cukup menambahkan rear carbon engine cover, carbon roof dan carbon cover tail lamp dari Mansory. Nampak lebih agresif.
Mereka memilih warna kuning dikarenakan ingin memadukannya dengan velg brushed supaya terlihat kombinasi yang bright and clean. Di sisi lain, banyak MP4 menggunakan velg gelap seperti hitam atau gun metal pada bodi dinamisnya ini.
Untuk itu, mereka memadukannya dengan velg ADV.1 ADV10 M.V1 SL ring 21 yang ditimpa brush finished. Lebar depannya 9.5 inci dengan offset 25 dan lebar belakang 12 inci dengan offset 25, yang dibungkus ban 255/30/21 dan 295/25/21. Kombinasi ini bukan tanpa tujuan. Di ban belakang supaya sedikit lebih stretch dan looksnya lebih gendut dari tampak belakang. Bodi dibuat drop sedikit dengan coil spring H&R di semua suspensi.
William dan Raymond punya cara sendiri. Mereka ogah pasang 20 inci, sebab terlihat agak kecil di depan. Kalau pakai 20-21 seperti halnya style di USA/UK/Japan, harus special order yang butuh waktu. Maka diputuskan memasukkan ring 21 inci rata.
Walau begitu, masih ditemukan sedikit kendala pada bagian depan. Sizing sih pas-pas saja masuk ke dalam lubang fender dengan rapi, akan tetapi problem muncul saat setir berbelok. Ternyata ban nyangkut sedikit mengenai bagian plastik fender.
Awalnya cukup sulit saat plastik dipanaskan untuk dibentuk karena plastik fender depan terintegrasi nempel langsung ke pintu mobil. Tapi AT Motorsport sudah paham cara mengikat-tarik bagian plastik tersebut sehingga roda leluasa keluar masuk celah inner fender.
Workshop:
AT Motorsport @atmotorsport
Data Mods:
ADV.1 wheels ADV10 M.V1 SL 21x(9.5+12) inches, Toyo tyres C1 Sport 255/30ZR21 & 295/25ZR21, H&R coil spring, Mansory carbon roof, Mansory rear carbon engine cover, Mansory rear carbon tail lamp, Fab Speed exhaust system