Jalan-jalan ke Ancol, eh kok nemu hidden gem?
DeepEnd mampir ke markasnya teman-teman MemeModifikasi @mememodifikasi. Turun tol JORR di seberang Alexis, langsung belok kiri. Ketemu bunderan, langsung slide to the right, izin satpam masuk menuju MemeModifikasi yang notabene adalah garasi rumah yang disulap jadi tempat nongkrong anak-anak yang suka mobil.
Di situ, Ancol Barat tepatnya, DeepEnd ngobrol 2 jam sebelum meliput Lexus IS300 ini.
Diskusinya membuka wawasan. Seru. Ngakak. Refresh.
Ada Stevanus, Davin, Vicky dan Albert di basecamp itu, selain Michael Jeremia. Tentu ini baru sebagian saja. Merekalah yang memberikan banyak kontribusi ide untuk modifikasi IS300. Agar Lexusnya bisa tampil sama hitsnya dengan si pendahulu, bagged white W205.
Patokannya jelas banget, “The Only Negative Things In Your Life Should Be A Camber And Wheel Offset.” Sehingga dibuatlah daily stance, yang enak untuk dilihat dengan fitment manis dan juga masih bisa dibawa kemana-mana.
Semuanya berawal dari velg sentimentil.
“Velg ini cuma ada 3 di dunia dan setiap ukuran cuma ada 1,” ujar Michael. Jika dilacak, ukuran 18 inci digunakan di BMW i3 dan size 20 inci di Nissan GTR yang memakai body kit LBW. Sedangkan ring 19-nya ada di Asia, dan kini terpasang di Lexus ini. Namun Lexus IS300 ini bukan yang pertama mengaplikasinya, sebab sebelumnya sempat nempel di W205 C250 AMG, milik Michael juga, yang bercamber kurang-lebih minus 8 derajat.
Offset velg ini 0 dan -10. Lebarnya sama, 10.5 inci. Hanya beda offset.
Melalui ban Accelera Phi 215/35/19, fitmentnya cocok buat velg lebar. Tampilannya jadi narik namun tak gampang bocor. Di lebar velg 10.5 inci, ban ini kelihatan mantab dan jejek. Dengan setingan size ini, maka dimulailah pengerjaan kaki-kaki.
Cerita semua ini bermula dari airs sus yang mantannya W205. Ada penyesuaian tentunya saat aplikasi. Karena bagian belakang W205 itu shockbreaker dan balonnya pisah. Sedangkan Lexus menyatukan balon dan peredam kejutnya. Alhasil, mau enggak mau, harus mengganti balon yang belakang.
bikin camberan depan-belakang. Finally, kemiringan roda saat air out adalah minus 6 derajat di depan dan di belakang diset minus -7 derajat.
Michael yang sekolah desain di Jepang bilang Lexusnya ini gaya dia banget. “Mungkin enggak semua orang suka, tapi saya pede dengan gaya yang saya pilih,” ungkapnya yakin.
Namun biar tak lupa performa, kelahiran Jakarta 23 Maret ini lantas utak-atik sedikit di sektor mesin. Sebagai permulaan, diincarlah y-pipe dan juga ditambahkan catback Fujitsubo. Kedua komponen baru ini membuat suara raungan V6 mobil ini menjadi hening saat langsam. Tapi masih ada di RPM atas, “Sehingga masih bisa dipakai harian.”
Tidak banyak perubahan di mesin hanya penggantian open filter, porting throttle intake dan penambahan piggyback. Dibikin custom di bengkel Dressup Garage, menggunakan bahan aluminum buat pipa intake, dengan total pembuatan open intake kena 3 juta. Sedangkan piggyback menggunakan Dastek Unichip Q4. “Kebetulan Dasteknya bekas di mobil lama saya yang sekarang tidak terpakai,” ucak warga Kelapa Gading ini. Golnya lumayan buat mengincar torsi, dengan hasil naik menjadi sekitaran 270 ps.
Workshop:
Engine: Dress Up Garage @dressupgarage
Wheels & undercarriage: YM Autowheels @ymautowheels
Data Mods:
K&N open filter, throttle intake porting, Dastek piggyback Unichip Q4, Fujitsubo front Y-pipe, Fujitsubo catback, 2-point air suspension, custom front & rear camber kit, Yellow coilover, PUR Wheels wheel LG04 19×10.5 inches, Accelera tyres Phi 215/35ZR19, Brembo brake GT 6 pot/380 mm