Suatu ketika, saya membaca majalah. Mobil ini ada di situ.
Suatu waktu, saya ke pameran mobil. Mobil ini ada di situ.
Suatu saat, mampir ke Sunter. Mobil ini (lagi-lagi) ada di situ.
Kemudian, saat ke Sunter lagi. Mobil ini telah menghilang.

Mobil ini, BMW E46 touring wagen, kemudian menjadi nomaden. Ia berpindah, hanya sedikit rakyat modifikasi yang tahu persembunyiannya.

“In the garage, I feel safe.
No one cares about my ways.
In the garage, where I belong.
No one hears me sing this song.
In the garage.”

Awalnya si mobil populer dengan warna lamanya yaitu Nardo Greu/Grey. Warna ini pernah nemplok di Audi R8, Audi R8, RS5 dan RS3 Sedan/Hatchback. Bahkan dipakai di La Ferrari dan FIAT 500. Nardo Grey mungkin adalah salah satu warna paling ikonik di industri otomotif. Audi menempatkan warna yang tampak sederhana ini menjadi terlihat luar biasa. Tapi yang fenomenal memang, Nardo Grey muncul saat ADV.1 merilis ADV07R pada RS7 Sportback.

Tapi kejayaan itu sudah meredup.

Sang pemiliknya sekarang, Mr. HP, lantas berpesan dengan lembut dan sakral, “Mas, tolong gantiin warnanya. Terserah, tapi tetap abu-abu.” Btw, Mas itu bukan merupakan panggilan Jawa untuk kakak kang cat ya. Melainkan Dimas Ananthya Pamungkas, sesepuh gaya selatan Jakarta dari Auto 39, yang kebagian gawe soalan bodi.

“Ini spekulasi…, bisa bagus bisa jelek.”

Tujuannya, mentas di The Elite, sebuah pertemuan sakral diantara pemain-pemain modifikasi mobil yang datang tanpa culture shock, melainkan shocking culture! Dimas yang baru saja terpilih menjadi ketua Asosiasi Bengkel Cat (ABC) bilang, “Warna (ini) pun dipasrahkan ke gua.” Maka olehnya, terpilihlah Designo Selenite Grey. Kelir yang dipakai di Mercedes-Benz seperti AMG GT Roadster dan AMG E63. Dimas mengambil bukan yang metalik, melainkan yang aslinya finishing matte. Dari sini dibuatlah glossy. Sebenarnya, “Ini spekulasi…, bisa bagus bisa jelek.”

“Operator harus konsisten mengatur jarak optimal dan menghitung lapisan cat sampai merata.”

Walaupun bagus itu relatif dan jelek itu pasti, tapi seperti biasanya, kesulitannya warna grey adalah tidak meratanya aplikasi cat, sehingga mirip ‘macan tutul’. Solusinya mudah, hanya saja harus ekstra piawai dan sabar. “Operator harus konsisten mengatur jarak optimal dan menghitung lapisan cat sampai merata,” ucap Dimas lagi.

 

 

Bodi yang terkesan panjang, ternyata pemakaian bahan catnya hanya butuh 4 liter. Memakai merek Spies Hecker dengan kombinasi clear coat dari Glasurit. So far bagi DeepEnd, visualisasinya memang menjadi sangat beda dari mobil ini. Kesan sportnya tetap ada namun warna ini terkesan long lasting. Walaupun masing-masing car enthusiast punya selera, tapi yang ini dijamin enggak ngebosenin.

Brembo GT

TUNAIKANLAH JIKA MAMPU

Sebuah syarat bagi penggemar velg besar saat ini adalah BBK. Mau yang jarang ngebut, atau yang suka speedy seperti wagon ini. Diameter 380 mm sudah sangat penuh bersemayam dibalik velg yang terpasang. Dirancang dan diuji khusus untuk penggemar top rev. Tapi menjadi sangat penting bagi upsize wheel yang umumnya menjadi lebih berat bobotnya. Brembo GT 6 pot yang dipakai, punya kinerja superlatif. Memberi sistem torsi pengereman yang lebih besar dan kapasitas termal superior. Hasilnya adalah tindakan pengereman yang terasa lebih cepat dan tegas bahkan saat jalan normal, dan luar biasa kuat serta konsisten di bawah beban berulang dari penggunaan lintasan.

Pada Brembo GT ini, beberapa piston yang berlawanan, bekerja di bantalan dengan lebih presisi. Oleh sebab diameter piston yang lebih kecil dan tekanan berkurang yang diberikan pada masing-masing piston, sementara luas permukaan keseluruhan yang lebih besar antara bantalan dan piston menghasilkan keausan permukaan gesekan yang lebih seragam. Kesan kakunya kaliper dan braided hose metal mengurangi penyerapan cairan rem. Hasilnya; tekanan pedal rem lebih stabil, sehingga memungkinkan memodulasi kekuatan pengereman lebih tepat dan meningkatkan perasaan pedal.

Gile, bahasanya. Bikin pusing, DeepEnder! Langsung aja deh ke kosmetiknya kaliper Gran Turismo. Dari pilihan merah, kuning, hitam atau perak untuk warna kaliper, Mr. HP memakai yang kuning. Lebih soft touched, tidak konfrontatif dengan warna bodi mobil. Serta nampaknya bisa hidup bahagia bersama Racing Dynamics RS2. Pesan DeepEnd, tunaikanlah jika mampu.

Performa Mesin

GASNYA MASIH SISA BANYAK!

Mesin yang pada dasarnya 2.5 diupgrade menjadi 3.0 dengan penggantian piston racing dan setang piston racing. Bore up sebesar 500 cc ini sudah sangat signifikan sebenarnya. Tapi lagi-lagi belum cukup. Porting polish head dan crank rebalancing adalah ritual wajib, sebelum diakhiri dengan Dastek Unichip. Hasilnya sudah diduga; gasnya masih sisa banyak. Dibejek enggak ada habisnya. Yang disuka DeepEnd adalah soal #LocalPride. Mr. HP memasangkan Ironcraft, local exhaust namun dengan rasa mancanegara. Performa yang muncul, kemudian diimbangi dengan coilover ISC dan underbrace Ultra. Kencang sigap, tapi kendali tetap stabil. Padahal, “Kompresi kita biarkan standar karena untuk plan upgrade berikutnya,” bisiknya.

 


Workshop:

Engine: RDM Motorsports @rudierdm36
Paint, body retouched & carbon work: Auto 39 @dimasofficial_39
Interior: Cabin @cabin_car_leather
Wheels & under carriage: Riverside Wheel @riversidewheel
Exhaust: Ironcrafts Performance Exhaust @ironcrafts_exhaust


Data Mods:

Body kit M3 E46, custom carbon spliter Auto 39, cat Spies Hecker designo selenite grey, clear coat Glasurit, velg Racing Dynamics RS2 19x(9.5+10.5) inci, ban Pirelli PZero 235/35ZR19 & 255/30ZR19, big brake kit Brembo GT, racing under brace Ultra, coilover ISC, jok Recaro Sportster, setir M3, engine cluster M3, piggyback Dastek Unichip, stroker kit 3.0, exhaust Ironcraft, LSD M3