Pandemi virus corona telah membuatnya kita semakin “istimewa”. Di tengah perlambatan penyebaran virus dengan pengurangan jumlah mobil di jalan, pesawat di udara, dan kegiatan offline, manusia menjadi amat-teramat-sangat rumahan.

Mulailah mereka membaca ulang majalah-majalah koleksian, lanjut membuka album foto, once click dengan salah satu memori, manusia akan habis-habisan mengejar, kalau bisa memburunya sampai di tempat persembunyian. Well, pandemi Covid-19 telah menunjukkan bahwa penyakit menular tidak mengenal batas dompet. Masker dicari, nostalgic car pun sama nasibnya.

“Lagi kuliah, gua pake Estilo. Kebetulan pandemi jadi gatel,” ucap Felix Halim. Doi keingetan, pengen punya lagi. Estilo miliknya dulu produksi tahun 1993. Warnanya abu. Masih ada lampu sen di spakbornya. Pakai Recaro SR3 yang dipasang Sumber Mas pakai besi siku. Velgnya Work Ryver Cross dan ban Yokohama AVS.

DeepEnd usil tanya, apa sih enaknya Estilo?
“Mobil city car zaman dulu, enggak ada ada enak-enaknya. Tapi kalau pas lagi baru, itu jelas enak banget,” aku pemilik Revolution Wheels & Tyres di bilangan Radio Dalam, Jakarta Selatan.

Setelah dapet Estilo ini dari dokter bedah di Jakarta, persis 12 bulan lalu. Kondisi lumayan bagus. Panel-panel bodinya masih tegak. Natnya semuanya bener, enggak melatat meletot. Sudah dicat dari silver ke biru. Tapi tangan Felix masih enggak mau diem. Bumper depan-belakang diganti baru. Lantas kap mesin, atap dan fender dimulusin lagi.

Mata milenial dan mata anak lama mestinya boleh sama.
Soal apa? Soal bagaimana melihat mobil lama yang disegerin lagi.
Caranya? Ya tanya, serap ceritanya dan pahami seru dan sulitnya membuat segalanya menjadi personal hunting.

Oke, kita bedah ya. Bukan ngebacain, tapi share pada DeepEnder.
Pertama, kabinnya. Mata DeepEnder pasti langsung tertuju pada area setir dan dasbor. Hmmmm, agak kelewat dikit. Selain dasbor, cek panel pintu depan dengan cangkang speaker, konsol tengah termasuk pegangan rem tangan, jok depan-belakang dengan bracket belakang, plafon kabin, panel pintu ke-3, quarter trim panel interior belakang dengan semua penutupnya, kompartemen penyimpanan sisi belakang, kotak bagasi dengan bibirnya, panel bagasi belakang, panel jok belakang, bahkan spidometer.

Sederet komponen tersebut adalah full JDM EG6 SiR interior. Yes, the whole interior conversion! Biayanya? Kisaran 70 juta rupiah paling murah. Masih fresh, busa joknya tetap kuat, lipitnya lengkap, warnanya juga belum pudar, kulit jeruknya tak ada yang lecet.

Kedua, setir dan shift knob dari GReddy. Awas nulis namanya jangan salah. Felix memilih setir Standard Edition dengan color stitching khas GReddy, material kulit luks dan palang tiga black anodized. Ukurannya berdiameter 340 mm diameter dengan horn button berlabel mereknya. Di sisi sebelah kiri, ada GReddy seri 304 pada shift knob. Bahannya polished stainless steel, punya desain bola berbentuk Sphere, berdiameter 45 mm dengan berat 363 gram.

Kesannya bersih, rapi dan presisi. Kedua komponen ini dibelinya sewaktu Felix berkunjung ke Tokyo Auto Salon 2019. Surganya modifikasi mobil. Itu hanya berjarak satu bulan saja sebelum dunia berperang melawan pandemi.

Yang menarik adalah Felix membeli setir dan shift knob yang memiliki warna korporat GReddy yaitu Yellow, Teal and Blue, dimana warna ini sangat match dengan interior JDM EG6 SiR. Jangan-jangan Felix punya eidetic memory (biasa disebut photographic memory), kemampuan mengingat gambar walau hanya melihat singkat dan hanya sekali.

Ketiga, soal kaki-kaki. Ini tentang cita rasa. Kunciannya ada di Tein Flex Z dan knuckle depan EG6. Dari sini akan timbul safety dan confidence. Pada suspensi itu disetel sedemikian rupa, khususnya pada rebound dan spring rate.

“Butuh sebulan, buat ngiter kaki-kakinya,” sebut Felix. Memang tak mudah, sebab ini mobil retro.
Sedangkan front knuckle EG6 SiR seolah membuka kotak pandora.

BBK Spoon Sports cuma bisa nempel di knuckle JDM, enggak bisa di Estilo yang dijual via APM. Harga knuckle 5 juta, seken sebagai barang copotan. Felix bilang, “Dibantu sama teman-teman di Indonesia Civic Estilo.”

Felix kemudian melengkapinya lebih fungsional lagi.
CE-28 16×7 inci dan ET 42 datang dengan stok gold. Spec masuk, lanjut ditancep. Buat nempelnya dipasang baut roda ARP. Sedangkan bannya dipercayakan pada Advan Neova 205/50R16.

Di bagian bodi, diaplikasi front lips dan duck tail Spoon. Di area dapur pacu, nempel strut bar dan knalpot juga dari Spoon. Merek ini memang disukai Felix. Ia mengaku, “Gua senang Spoon karena barang-barang mereka itu purposenya jelas, bukan dekoratif.”

Felix juga peka akan detail.
Bahkan soal kecil seperti parking pole Honda Access bisa naik setiap kali dipencet. Radiator Sard dipasang yang panjang, biar mesinnya lebih adem. Bushing-bushing bahkan sudah diganti dengan polyurethane.

DeepEnd di akhir liputan bertanya 3 hal yang paling unggul di mata Felix?
“Pertama, kondisi overallnya excellent, Kedua, susah sekali dapat interior EG6 yang mint like new. Ketiga, nilai sentimental value gua,” tegasnya mengakhiri liputan.


Workshop:
Revolution Wheels & Tyres @revolution_wheels