Page 4 - DEEP END EDISI 14
P. 4
Terjadi perdebatan seru diantara forum penyuka Tsubaki punya fender paling lebar dibanding RWB
Porsche, khususnya datang dari para purist yang sangat yang sudah ada. Per sisinya, lebih lebar 1.5 inci. Total
fanatik dan militan. Diskusinya menarik. Masing-masing menjadi 3 inci, alias 7.62 cm. Ambil filosofinya, sekali “Pengen ngeluarin sisi art Indonesia,
mengambil posisi benar. DeepEnd juga tak memihak lagi, enggak ada mobil di dunia yang satisfy everybody.
satupun. Namun..., terlepas dari segala argumentasi Ruang luas di dalam spakbor itu kini diisi Rotiform CVT Batik, iya desain batik
tersebut, untuk Tsubaki ini, aslik keren banget. 18x(10.5+13.5) inci. Lebarnya luar biasa. Sayang, Deep- yang disembur dengan gaya street art.”
End diminta merahasiakan angka offsetnya. Namun saat
Dari soal apa? Pertama, ini Porsche yang logis out of Tsubaki, saat itu Heavenly 7, dilaunching, desain velg tegas Bakajin.
the box. Bakajin tak memainkan peran the observer's CVT belum release. Sehingga velgnya boleh dikatakan
paradox, namun dengan jeli memanfaatkan teori 'the masuk kategori bespoke.
power of not yet'. Ini bukan yang teorinya mbak Carol
Dweck, tapi teori modifikasi yang belum teraplikasi. Masih 'di luar kotak', coba pelototi wingnya. Cakep Sebagai informasi, pemilik NeverTooLavish dulunya
nian gagasannya. Bahwa harus ada unsur #LocalPride kuliah di Aussie, dan juga sibuk modifikasi mobil, serta
yang mesti disematkan. "Pengen ngeluarin sisi art ikutan ngontes juga di Auto Salon cabang Perth. Deep-
Indonesia," tegas Bakajin. Batik, iya desain batik yang Ender bisa lihat yah, benang merah antara background
“Porsche Heavenly 7 disembur dengan gaya street art. Siapa lagi kalau bukan NeverTooLavish dan realitanya mereka berhasil meng-
garap sayap belakang RWB Indonesia #7 ini. Toh tak
NeverTooLavish, yang bikinin jaket jeansnya pak Jokowi
berlukiskan kepulauan Indonesia. berdampak pada downgrade fungsi sayap.
a.k.a Tsubaki,
begitu nama panggilannya.”
| ED.14/JULI 2019 ED.14/JULI 2019 |