R8 merupakan salah satu keputusan terbaik Audi yang pernah dibuat. Menurut desk research yang dilakukan DeepEnd, R8 nyaris sempurna, kecuali satu yang hilang yaitu kekuatan yang ‘kasar’ (brute force). Melihat R8, yang terbayang adalah sensualitas, diinginkan dan sublimely balanced. Bobot ringan dari bodi dan struktur yang kesemuanya aluminium, dan sistem all-wheel-drive standar semuanya berkontribusi pada sifat khusus mobil. Itu dimulai dari R8 420 hp, 4.2 liter V-8, yang kemudian membawanya ke wilayah supercar. Tapi V-10 yang dipasang di belakang punggung pengemudi yang ada di artikel ini merupakan amunisi yang boleh dinikmati daya ledaknya.

Model V-10 adalah mesin yang diluncurkan di Lamborghini Gallardo LP560-4 tahun 2008 lalu, termasuk kepala silinder. Perbedaannya terletak hanya sistem asupan dan pembuangan, serta elektronik. Satu lagi pembedanya, sebagai respek pada silsilah keluarga Volkswagen, R8 V-10 memiliki rating 525 hp, lebih rendah 27 horse power dari Gallardo. Kalau dulu ada anekdot, “Mau gahar pake Ferrari, kalau kaleman ya Porsche”, kira-kira seperti itulah Gallardo dan R8 V-10 ini.

Maka bicara kecepatan, R8 masuk barisan supercar yang elegan. DeepEnder patut memperlakukan pedal dengan sedikit rasa hormat. Singkatnya, tak perlu kaki kanan secara otoriter selalu berjaga dalam posisi menekan pedal gas. Mainkan dengan perasaan aristokrat yang mengerti ritme adrenalin. Kombinasikan dengan anggur merah dan musik yang ritmis.

Meskipun sistemnya all-wheel-drive, R8 berperilaku seperti mobil belakang. 30 persen dari kekuatannya, dikirimkan ke roda depan setelah terdeteksi wheelspin. Terdapat 4 titik speed sensor and traction system, yang membuat mobil bisa membaca berapa pembagian berat bobot pengereman berbanding terbalik dengan kecepatan yang dicapai pada titik pengereman tersebut.  Cakupan distribusi beratnya sekitar 44 persen di depan dan 56 persen di belakang, dan mesin yang lebih besar tidak menambah banyak bobot. V-10 ini hanya 68 kilogram lebih berat daripada versi V-8.

Tapi…, barang bagus boleh dong ikutan bersolek. Ramadani Lim, melakukan game changing dengan berjibaku pada modifikasi under body line area. Objective-nya membuat ‘Neck Breaker Concept’. 10 tahun lalu para senior bilangnya ‘patah leher’. Taktikalnya menambahkan sentuhan art pada supercar. Fokusnya pada komponen gelinding. Ban selebar mungkin, velg max out, tanpa gesrot.

Mulainya dari velg. “Brixton Forged PF1 Duo Block berdimensi 20×9.5 inci di depan dan 20×12.5 di belakang,” ungkap Ramadani alias Cun Cun. Velg ini berkonstruksi 2-piece non welded dengan register antara front face dan inner barrell. Jika tentang warna, Brushed Glossy Monaco Cooper seperti arloji yang masih mulus patinanya.

“Velg forged itu sebaiknya dibuat Bespoke, artinya, velg ini dibuat sesuai order. Mau offset berapa, mau lebar berapa, model apa dan finishing seperti apa,” tegas Ryan Melano dari Antelope, yang punya tugas di kaki-kaki R8 putih ini. By the way, Ryan punya otak sudah kaya apps kalo soal bespoke fitment. Masukin variabelnya, input jawaban fitur satu demi satu, klik check list dan abrakadabra jadi. Soal berikutnya hanyalah persoalan waktu tunggu datangnya velg dari negeri Paman Trump, bisa 8 atau 12 minggu by air.

Harus ditekankan bahwa velg forged itu bukanlah velg sejuta umat. Artinya, kita bakal punya individualize sense untuk velg ini, dan hanya tuner dan fabricator yang menciptakan velg ini yang bisa pasang sempurna. Tak lupa, pemilik mobil yang juga kudu punya taste dan wawasan. Istilah bespoke miriplah dengan bikin jas di taylor kenamaan di kotamu. Dibuat sesuai kontur fitment bada kita. Sesuai dengan bahan, warna, bentuk, detail, modelnya. Kalau di motor, mirip main chopper. Ergonomikal dihitung banget. Panjang tangan, posisi duduk, posisi eye level, mempengaruhi model chopper secara overall. Maka kembali lagi ke velg…, prinsip velg forged itu sebaiknya’Bespoke Fitment’. Artinya fitment custom nomor 1, baru dari situ ditarik ke model dan finishing. 

Ban
UKURAN BAN BERPERAN PENTING

Pertanyaan DeepEnd pada Ryan cukup tricky yaitu mengapa lebar velg belakang tidak di 13 inci, padahal diduga masih bisa masuk? Ryan menjawab, “Ban 325 sudah maksimum yang bisa dicapai mobil ini. Secara availability, stok ban lebih lebar ada di market. Tapi kalkulasinya terletak pada sistem QUATTRO yang nempel di mobil, jangan sampai nanti akan timbul masalah traction error. Karena penyesuaian ban depan dan belakang tidak sinkron.”

Dalam hal ini, Ramadani yang memiliki Autowasche Premium Carwash, paham soal teknis ini. Maka ia tak paksakan. Toh ia pun berpesan, mobilnya ingin dijadikan daily use super car. Michelin PSCUP2 255/30/20 dan 325/25/20 yang dikenakan memang bertipe hood ride handling. Traksinya lengket untuk menampung torsi dahsyat V-10. Sementara pada suspensinya, menggunakan adaptive magnetic force untuk menggalang kenyamanan dan sekaligus menampung keagresifan tenaga dan torsi dari mesin V-10. Mobil bisa nyaman, dan disesuaikan dengan karakter pengendalian. Singkatnya, suspensi pintarlah di mobil ini.

 

LED
PIONIR LAMPU LED YANG HEMAT 400%

Salah satu dari unique selling preposition R8 5.2 Quattro ini adalah mobil produksi pertama yang menampilkan paket pencahayaan all LED (light emitting diode), meliputi lampu daytime running dan indikator belok. Daya tariknya: distribusi cahaya yang homogen dan warna siang hari yang menyenangkan, dan Audi dapat benar-benar membanggakan keunggulan teknologi dengan lampu depan empat kali lebih hemat energi daripada lampu halogen.

Head lamp LED Audi R8 adalah perwakilan pertama dari lampu depan generasi baru yang menggunakan hanya dioda pemancar cahaya yang dengan sendirinya mengurangi emisi CO2. Paket lampu interior termasuk lampu LED footwell, sensor cahaya dan hujan serta pencahayaan kompartemen engine LED juga hadir sebagai standar.

Dr. Wolfgang Huhn, Kepala Bagian Cahaya dan Visibilitas di Audi, menjelaskan, “Banyak orang pada awalnya memandang perkembangan ini sebagai tipuan pemasaran belaka. Namun setiap orang yang telah melihat lampu-lampu ini beraksi tidak hanya tercengang oleh output yang luar biasa tetapi juga senang dengan distribusi cahaya yang homogen dan cahaya siang hari yang menyenangkan dari cahaya.” 


Workshop:

Wheels & Suspension: @antelopeban

Body detailing: @carplus.x.autowasche


Data Mods:

Velg Brixton Forged PF1 Duo Block 20x(9.5+12.5) inci, ban Michelin Pilot Sport Cup 2 255/30R20 & 325/25R20, muffler Akrapovic slip on, end tips Akrapovic carbon