Jadi…, keinginan ngulik Santa Fe ini sudah ada sejak Agustus, tepatnya di GIIAS 2018 kemarin. Pasalnya, DeepEnd banyak dicolek dan diinfo oleh sohib-sohib aftermarket. Mereka bilang, mesti coba Santa Fe yang baru. “Lo pasti doyan. Kenceng gila,” bisik salah satunya. Santa Fe ini generasi keempat. Perdananya tampil di Geneva Motor Show 2018. Itu bulan April. Indonesia sudah langsung kebagian, enggak pake nunggu ke 2019.
Mereka bilang, mesti coba Santa Fe yang baru. “Lo pasti doyan. Kenceng gila,” bisik salah satunya.
Mobil ini adalah mobil yang besar dan gagah sekaligus luwes di banyak medan. Yang DeepEnd takjub adalah Hyundai tidak membuat Santa Fe terlalu sport, dan tidak juga tanggung. Ini cocok buat buat moda keluarga modern. Hyundai nampaknya fokus dengan penyempurnaan. Beberapa kekurangan yang ada di Santa Fe di generasi sebelumnya, telah hilang sekarang.
DeepEnd mendapatkan Hyundai Santa Fe versi diesel, R2.2 CRDi. Tantangan karakter city slicker, kemudian commuter hingga adventurer, dicoba selama 5 hari. Perjalanan beragam, meliputi 3 kota, Jakarta, Bogor dan Pelabuhan Ratu.
Maka sesuai rencana, Santa Fe ini masuk di lobi mal besar. Beberapa kali, keluar masuk. Security berulang pula memberikan hormat yang sama, membuka pintu dengan hati-hati dan santun melepas pergi. Parkir di depan lobi pun, walau agak lama, tak diusir-usir. DeepEnd keluar dari mobil, pun masih diberi hormat. Untuk membalasnya, tentu saya segera pergi dari situ. Sebuah sitkon yang menarik yang didapat dari kendara ini.
“Ujian kecil inilah yang membuat saya pede membawanya ke Ciletuh. Yesss, di sana ada tanjakan yang nyeleneh. Bukan cuma satu, tapi belasan.”
Bukan sekadar 1 mal. Tapi plus dengan hotel bintang 5. Nampaknya perlakuannya sama saja. Saat saya masuk basement, saya sudah tak menemukan lagi masalah pada tanjakan parkiran. Naiknya mantap, tanpa ada sedikit electronic stucked seperti generasi ke-3. Maka…, ujian kecil inilah yang membuat saya pede membawanya ke Ciletuh. Yesss, di sana ada tanjakan yang nyeleneh. Bukan cuma satu, tapi belasan.
Tol Bocimi sudah selesai setengah rute. Pertama kalinya DeepEnd mencetak 160 kpj disaksikan Gunung Salak yang bertengger di sebelah kanan. Ban 235/55, yang membalut velg 19×8 inci, lumayan jejek di jalanan. Konstruksi suspensi MacPherson Strut di depan dan multi link di belakang, bisa baik bekerjasama dengan shock absorber gas yang bertipe multiple shoch reduction damper. Cukup empuk, dibandingkan kompetitor di kelasnya. Di tikungan, sudut depan mobil dengan mudah masuk cornering, sementara roda belakang mengikutinya dengan disiplin.
Kapasitas mesin 2.199 cc dengan rasio kompresi 16 itu didukung sistem asupan berjuluk Turbo Charger e-VGT dan sistem bahan bakar Common Rail. Bore x strokenya: 85.5 x 96.0 mm. Mesin ini menghasilkan 193 ps pada 3.00 RPM dan torsi maksimum 45 kg.m di rentang 1.750 hingga 2.750 RPM.
Karakternya seperti sleeper, tapi tanpa raungan knalpot. Sayup-sayup, bunyi mesin dieselnya tetap ada, sebagai ciri khas yang wajib kita dengar. Kick down sedikit, majunya banyak. Apalagi kalau bisa jaga momentum. Sambil tengok RPM, kita bisa lebih efektif membuat Santa Fe ini akselerasi. Caranya? Jaga momentum diantara 1.750 sampai dengan 2.750. Dapet puncaknya, lanjut gas. Minta pasanganmu, lihat wajah pengendera yang disalip, manyun atau enggak?
Transmisi A/T yang terkenal saat ini ada CVT, DCT dan torque converter yang diaplikasi Santa Fe. Torque converter memakai sistem tekanan oli transmisi dalam perpindahan gearnya. Sedangkan e-VGT adalah electric variable geometric turbocharger, dimana turbochargernya bekerja dengan sistem electric, bukan manual yang menunggu putaran mesin tertentu.
Sistem ini bekerja sejak putaran bawah, hingga paling atas. Singkatnya, responsif di semua putaran. Power seperti selalu nongol, dan itulah yang membuat tidak ada turbo lag.
Buat DeepEnd, enak diambil momentum di rentang 1750-2.750 RPM. Enggak habis-habis torsinya. Boleh kick down, atau berkutat pada paddle shifter.
Tapi pas di Ciletuh, dilarang gunakan jari mindahin paddle shift. Kelokan tajam, jalanan sepi, aspalnya bagus, bawaannya pengen ngegas. Sementara laut nan indah yang membuai, bisa bikin mata enggak fokus. Walaupun Santa Fe sudah dibekali ESC (Electronic Stability Control), jadi bodi enggak lari-lari, lantas ada HAC (Hill-start Active Control) untuk nanjak, dan DBC (Downhill Brake Control) untuk turun, tetaplah safety first. Kalkulatif lebih asyik, agar tiba selamat sampai rumah.
HAC & DBC
PENYELAMAT DI BUKIT
Sebuah kendaraan memiliki kecenderungan untuk berputar kembali di bukit yang curam ketika pengemudi mulai berakselerasi setelah berhenti. HAC (Hill-start Active Control) mencegah kendaraan berguling kembali dengan mengoperasikan rem secara otomatis selama sekitar 1,5 detik. Rem dilepaskan ketika pedal akselerator tertekan atau setelah sekitar 1,5 detik.
Sementara DBC (Downhill Brake Control) merupakan fitur yang amat membantu pengemudi saat menuruni bukit yang curam tanpa pengemudi menekan pedal rem. Ini memperlambat kendaraan di bawah sekitar 10 km/jam dan memungkinkan pengemudi berkonsentrasi pada kemudi kendaraan. Mohon diingat, DBC akan default ke posisi Off setiap kali kunci kontak dihidupkan. DBC dapat dihidupkan atau dimatikan dengan menekan tombol.