Kilometernya 6.400. Umurnya saat dibeli, sudah 29 tahun. Setahun hanya jalan 220 km. Sebulan jalan 18 km. Kondisi sekarang. Selepas 3 tahun, kilometernya sudah di 7.306. Nambah cuma 906 km. Setahun 302 km. Sebulan 25 km. Fixed kalau selama 3 tahun ini Reza Abdullah hanya mutar-mutar komplek buat manasin jip putihnya ini, dan bikin tetangga jeles.
“Berbagai pengujian dilakukan di ladang batubara Jerman, Gurun Sahara dan Lingkaran Arktik pada tahun 1974.”
Kalau diajak jalan, karakter mobil ini memang slow but sure. Namanya juga Gelandewagen (kode varian G), yang berarti kendaraan segala medan. Hasil kolaborasi Mercedes-Benz dan Steyr-Daimler-Puch (kini: Magna Steyr) yang dimulai 1972, dimana Mercedes-Benz berfokus pada desain, mesin dan pengujian, sedangkan Steyr-Daimler-Puch bertanggung jawab pada rancangan bodi hingga sistem penggeraknya. Karenan tujuannya untuk ketangguhan, berbagai pengujian dilakukan di ladang batubara Jerman, Gurun Sahara dan Lingkaran Arktik pada tahun 1974.
Untuk itu, kita harus siap di dalamnya. Siap untuk tak ngebut, siap santai tak bisa meliuk. Pahami karakternya. Pun begitu, siap-siap saja untuk mudah diapresiasi oleh orang sekitar. “Ferrari California pernah kasih jempol saat di Pakubuwono,” ungkap Reza. Cuma yang namanya Mercy, treatmentnya adalah city slicker. Intinya, tak boleh kena debu.
Mesinnya menggunakan mesin 6 silinder segaris berkapasitas 2.800 cc dengan pasokan bahan bakar injeksi. Kodenya M110. Tepatnya M110.994. Mirip dengan kepunyaan Mercy Tiger. Tapi pada jip dengan mode penggerak 4-time wheel drive ini, mempunyai rasio kompresi lebih rendah, yakni 9,0:1. Milik Reza tampil dengan transmisi manual 5 percepatan, dan mesinnya sendiri sanggup menelurkan tenaga maksimal 150 hp/5.250 RPM dengan torsi 226 Nm/4.250 RPM.
Akhir Desember 2015, berkat iklan Kompas, Reza menelpon ke salah satu dealer Mercedes-Benz untuk berkunjung setelah makan siang melihat stock sales. Per telpon, incarannya dibuka 290 juta. Ternyata sesampai di sana, sudah ditikung orang. Walau unitnya masih bisa dilihat dan dicek. Tapi ya itu, sudah laku.
Sedih. Tentu saja.
“Pada 2015 ternyata ada audit dari Jerman. Dan ada 2 unit G-class yang keluar dari buku. Depresiasinya sudah titik nadir.”
Tersisa G300. Sama-sama putih. Namun sang ayah maunya 280GE. Polosan bentuknya. Tanpa aksesori yang jelimet.
Apalagi itu program seru buat treasure hunter. Pada 2015 ternyata ada audit dari Jerman. Dan ada 2 unit G-class yang keluar dari buku. Depresiasinya sudah titik nadir, nol.
Sampailah seorang malaikat, memberi kabar. Unitnya ada di sebuah akun jualan. Dibuka 375 juta. Lebih mahal 85 juta. Bujuk rayu, kirim kode dan akhirnya bertransaksi di angka 335 juta. Kondisinya malah lebih gurih. Bodi semakin rapi. Cat sudah bersih dan kinclong. Mesin tidak merengek. Beberapa bagian bahkan disentuh aksen Selatan, terutama pada front face yang lebih kental kelir hitamnya.
Senin menjadi hak milik. Sabtunya dibawa ke Didit, juragan Garage Auto Project. Body repair and paint specialist yang beralamat di jalan Manggis I Blok B No.36, Jakasetia, Bekasi Selatan, ini kebagian urusan non mesin.
Tugasnya Didit banyak! Pertama, area bagasi dirombak. Sistem pintu berubah menjadi barn door. Why barn door? Karena cocok dengan era pintu itu beredar, 1987-1989. Biding di e-Bay deal di 640 Euro. Nyampe sini nambah lagi ongkir 2 jutaan plus pajak masuk 1.6 juta.
Yang kedua memasang W460/461 grey karo (polterstof grau) seat fabric. Ini adalah pelapis jok yang bermotif tartan (kotak-kotak seperti catur). Warnanya abu muda dan abu tua. Reza peroleh di Rusia. Dibelinya 19 meter, totalnya 600 Euro.
Ketiga, Didit mengembalikan pada kondisi aslinya. Velg dikembalikan ke velg kaleng. Ban disesuaikan ukurannya. Lantas ada beberapa parts di mesin yang memakai Tiger, akhirnya direkondisi ke G-Class sebagaimana mestinya.
Terakhir, sebagai pemanis dipasangi fog lamp bulat. Lagi-lagi, e-Bay jadi dewa penolong. Harga fog lamp ini 2 jutaan udah sampe sini. Fog lamp setinggi iPhone 7+ ini kehadirannya memantaskan dengan lampu depan mobil. Sebagai penutup, 280GE putih kemudian memakai pelindung batok lampu dan sein. Retro style, classy spirit.
G-Class 460/461
KENDARAAN UNTUK MEDAN YANG SULIT
Mercedes-Benz Gelandewagen juga dikenal sebagai Mercedes Gelaendewagen, Gelandewagon, G-Wagen, G-Wagon, G-Model, G-Class, G-Klasse, Clase G dan banyak lagi. Dalam bahasa Jerman Gelande berarti medan, juga medan yang sulit. Wagen berarti kereta atau kendaraan.
Sehingga jika dianggap terjemahan bebas Gelaendewagen adalah Mercedes-Benz All Terrain Vehicle. Namun secara resmi, Mercedes-Benz menyebut “G” sebagai cross country vehicle.
460 populer di kalangan penggemar militer dan off-road, oleh sebab pada awalnya Mercedes-Benz G-Class lebih ditujukan untuk kepentingan militer. Tapi dengan cepat, mampu menarik perhatian pemimpin dunia. Di tahun 1979, Mohammad Reza Pahlevi, memesan G-Class versi sipil sebagai mobil kenegaraan dan para pengawalnya. Reza selain Shah Iran, juga saat itu pemegang saham Mercedes yang signifikan.
Militer pertama di dunia yang menggunakannya adalah Angkatan Darat Argentina (Ejército Argentino) yang dimulai pada tahun 1981 dengan model militer 461. Polisi, unit keamanan negara, militer dan lembaga pemerintah di Rusia memakai G-Class. Sebagian besar versi sipil berwarna hitam. Di Korea Utara, tentaranya memperoleh G-Class. Pada pemakaman Kim Jong Il, mobil jenazahnya diapit oleh G-Class.
Sementara di Tanah Air, Paspampres (Pasukan Keamanan Presiden Indonesia) menggunakan G-270 CDI untuk armada mereka dengan lampu sirine dan sejumlah ornamen pelindung. Di era lebih modern, model baru G300 CDI pada 2010 diperoleh tidak kurang dari 30 unit untuk keperluan pengawalan Presiden dan Wakil Presiden. Paspampres menggunakan CDI G300 hitam dengan Polisi Militer berwarna putih dan panji dengan lambang MP Indonesia.
Untuk pasar domestik, pada tahun 1984, Indonesia menjadi negara pertama di luar Austria yang mendapatkan lisensi perakitan G-Class. Model pertama yang ditawarkan adalah 280GE lima pintu seperti milik Reza ini. Sementara model 280GE sasis pendek (3 pintu) hanya dijual tahun 1985 saja, sehingga membuatnya langka dan diburu oleh para kolektor dan pecinta Mercedes-Benz G-Class.
Pada tahun 1980, Vatikan menerima pengiriman G-Wagen buatan khusus yang dilengkapi dengan atasan termoplastik transparan berjuluk Popemobile. Sekarang unitnya, biasa disebut juga sebagai Papa G, bisa dilihat di Museum Mercedes-Benz di Stuttgart, Jerman.
Tidak ada medan yang terlalu kasar untuk 4WD paling kompeten ini. 280GE sebelum 1990, bernuansa kotak, klasik dan kekar. Singkatnya: cukup sederhana, sebagai warisan militer yang tak bisa disangkal. Artinya, 280GE siap menghadapi semua hambatan apapun. Namun pada tahun 1990 G-Wagen memiliki mesin yang lebih kuat dan penyempurnaan yang lebih mewah. Model G500, apalagi G55 saat ini cukup mewah dan sangat cepat, tetapi masih mengungguli 4×4 lainnya saat off-road.
Workshop:
Garage Auto Project @garage_auto_project