Pada artikel sebelumnya DeepEnd membahas mengenai dua kakak beradik, William dan Raymond, dengan Audi mereka. Kali ini William punya gawean iseng.
Cukup unik ternyata. Datang dengan Fiat Abarth 595 Turismo. DeepEnd pun kepo bertanya alasannya William memilih Abarth ini. Ternyata gegara bodi mobilnya unik dan desainnya berpanutan pada Fiat Abarth 595 tahun 1970.
Sejarah menciptakan nilai. Jenis ini ada 2, Abarth 595 ‘Turismo’ dan Abarth 595 ‘Competizione’, dua Abarth otentik dengan sifat standar dan tuning. William membeli yang standar, yang oleh desainer mobilnya, Carlo Abarth, terlahir sebagai Karl Albert Abarth, ditujukan untuk individualitas dan kenyamanan.
Versi ini penyetelannya menyangkut mesin dan geometri, di samping detail interior dan eksterior tingkat tinggi bagi para pelanggan yang mengidentifikasi dengan nilai-nilai seperti keanggunan yang lebih eksklusif, penyempurnaan, kenyamanan dan sporty yang berorientasi pada dunia ‘Gran Turismo’.
Mobil ini dilengkapi mesin 1,4 Turbo T-Jet yang tenaganya ditingkatkan menjadi 160 HP (118 kW) berkat kit tuning engine standar. Torsinya 230 Nm pada 3.000 RPM dalam mode Sport. Kecepatan tertinggi adalah 211 km/jam sementara akselerasi dari 0 hingga 100 km/jam dicapai dalam 7,4 detik. Namun kinerja Abarth yang cukup kencang ini hadir dengan konsumsi bahan bakar yang sangat hemat: 6,5 liter/100 km dalam siklus gabungan.
Dalam hal keselamatan, Abarth 595 mengikuti standar superior yang dijamin Abarth 500. Seperti pada semua Abarth lainnya, ia menawarkan sebagai standar perangkat TTC (Torque Transfer Control) yang berguna meningkatkan transfer torsi drive ke roda, meningkatkan pegangan jalan mobil tanpa mengurangi kesenangan saat mengendarainya. Mobil ini dilengkapi lampu depan Xenon dengan fungsi lampu yang dicelupkan dan dikendarai untuk meningkatkan emisi cahaya dan kinerja luar biasa di semua kondisi cuaca. Keuntungannya, perangkat ini menghasilkan intensitas cahaya dan durasi lampu halogen standar tiga kali lipat.
Namanya juga penggila otomotif, William belum tuntas puasnya pada Fiat Abarth 595 Turismo ini. Sudah baik secara basis, sehingga mudah diupgrade secara tampilan. William kadung gatal memodifikasi. “Awalnya ingin seperti Hothatch Italia,” ungkapnya soal konsep modifikasinya.
Kenyataannyan, mobilnya memang jadi berbeda. Muncul perpaduan antara Italia dan Jepang. Ini jadi antimainstream. WedsSport TC105N cocok buat hothacth, mobil tanpa ‘bagasi’ alias tanpa boks ketiga. Dimensinya 17×7.5 inci, rata depan dan belakang tapi memiliki offset yang berbeda, ET 30 di depan dan ET 25 di belakang. Bolt patternnya 4×98.
Kelebihan lainnya ada pada warnanya, Fire Engine Red dengan finishing glossy. Merahnya itu amat sangat masuk dengan kelir Grigio Cenre (ash grey) plus stripe Abarth. Padahal, “Warna aslinya itu silver. Cuma kita repaint merah supaya ikutin stiker flagship Abarthnya,” ungkap William. Sedikit cerita dari cat bodinya adalah bahwa Carlo membeli warna abu ini pada angkatan udara Italia yang berada di seberang pabriknya.
TC105N merepresentasikan budaya balap otomotif. Desain sepuluh spoke itu telah digunakan bertahun-tahun dalam perlombaan ketahanan, drift dan lainnya di seluruh dunia. Model yang revolusioner dalam konstruksi dan desain ini tak hanya cukup kuat menangani cengkeraman dan kekuatan lateral dalam jumlah besar, dan tentunya jauh sangat ringan ketimbang replikanya.
Workshop:
AT Motorsport @at_motorsport
Data Mods:
Wheels WedsSport TC105N 17×7,5 inches, tyres Michelin Pilot Sport 215/45ZR17, coilover suspension Bilstein, OEM carbon rear diffuser, exhaust tip Abarth