Liputan DeepEnd selalu sangat menarik. Kemarin, bertemu dengan salah satu respected person dalam dunia otomotif di Indonesia. Seorang penikmat durian, hobi menyelam serta memiliki G-class yang cukup unik dan menarik untuk kita nikmati.

Beliau adalah Peter Anugrah yang sudah cukup dikenal dan kini publik otomotif semakin diingatkan pada beliau lewat kehadiran Mercedes-Benz 280GE. Berkelir merah merona, dan punya platform short wheel base (SWB). DeepEnd dapat informasi dari Detail 8. Jagoan detailing bodi yang bermarkas di MGK Kemayoran ini kebagian mengkinclongkan cat merahnya dan membersihkan semua kotoran yang menempel. Tony Tjitradjaja, sang owner Detail 8, berbisik, “Ini mobilnya papan atas!” Segeralah DeepEnd tangkap!

“Mobil ini sudah sempurna pengerjaan bodinya. Istimewa catnya. Sehingga menjadi challenging dalam proses detailingnya. Solusinya wajib extra care. This is retro, bro. Super extra work,” ucap Tony.

Sedikit berbicara ke masa lalu, 280GE ini masuk ke bumi pertiwi pada tahun 1985. Konon katanya, hanya terdapat 100 unit untuk kategori SWB. Hampir 3 dekade berselang, pucuk dicinta ulam pun tiba. Kalau jodoh ya tak lari kemanapun, ada 1 unit terkapar melambaikan tangan minta tolong kepada Peter untuk direstorasi.

Dibawalah ke Garage Auto Project. Didith, sang ‘dokter’ di sana, membantu melakukan operasi besar-besaran. “Sempat ditanya sama yang punya bengkel, beneran ini mau dipretelin? Belum ada saat itu yang restorasi G-class sampai harus melepas bodi dan sasis seperti ini,” cerita Peter tentang ‘Nut & Bolt Car Restoration’ ini.

Restorasinya pun lebih mengedepankan pemasangan optional parts. Kaca samping diubah menjadi kaca geser. Velgnya memakai velg Puch G 4×4 berukuran R16 yang dibungkus ban Achilles Desert Hawk X MT 2365/85. Yang membuat 280 GE ini terlihat unik, terdapat karet di masing-masing kubah rodanya yang seharusnya hanya ditemukan di 290 GD.

Kejutan tak cukup sampai situ saja. Kursi belakang yang seharusnya hadap-hadapan diganti formasinya, menjadi menghadap ke depan. Kemudian agar lengkap, diberikan seat belt juga. Uniknya, jok yang dilapisi bahan tartan motif kotak-kotak ini merupakan Recaro edisi khusus untuk Puch G 4×4.

Setir digantinya dengan generasi yang lebih tua, sehingga klakson pun harus menggunakan tuas pencet layaknya wiper. “Saya cari dan masukin sendiri dari Jerman untuk jok dan lainnya,” tambah warga Kebon Jeruk ini.

Di sektor mesin, 280GE menggunakan mesin tipe M110.994, yang dari lahirnya memiliki kompresi rendah. Namun oleh Peter diganti menjadi kompresi tinggi, dan perubahan pada silinder headnya. Kemudian ia pun melengkapinya dengan Bosch K-Jetronic.

Transmisi ditukar dari manual menjadi automatic. Differential locknya kini sudah berbeda. Awalnya 280GE ini memiliki diff lock di bagian belakang. Namun berdasarkan informasi yang berkembang di dunia per-G Class-an, tahun 1987 terdapat varian yang memilik Double Differential Lock versi otomatis. Bergelutlah Peter mencarinya, hingga ia berhasil mendapatkannya satu bongkah.

Setelah semua selesai, target yang terpasang tinggi, harus direalisasikan. Mobil ini dibawa melintasi pulau Jawa dalam ajang Ring of Java. Tak ada kejadian serius. Juga tak ada kerusakan dalam melakukan perjalanan ini. Sejak dari Jakarta menyusuri Pantura sampai Banyuwangi, serta kembali ke Jakarta melewati jalur selatan hingga Ujung Kulon, masih segar bugar tak kurang suatu apapun.


Workshop:
Body & painting: Garage Auto Project @garage_auto_project
Chassis, engine & interior: Arland Garage @arland_garage
Detailing: Detail 8 @detail8

Data Mods:
All restoration parts Puch G 4×4, Recaro seats, light alloy rims Puch 4×4 R16, Achilles Desert Hawk X MT tyres 235/85R16, centre rear sliding window, high compression M110.994, modified cylinder head, automatic double diff lock Mercedes-Benz, automatic transmission converted