Jika kita pergi ke Jogja, ada hal yang menarik akhir-akhir ini. Keberanian mereka bermain dengan suspensi udara diimbangi dengan penggantian cat mobil.

Coba tengok Civic ini. Basisnya FB. Menurut Muhammad Rosy Bayu Mukti yang jadi team leader modifikasinya, “Hal paling keren itu adalah bentuk mobilnya. Streamline, apalagi dari lampu depannya beda sama yang generasi sebelumnya yang bulat-bulet bentuknya.”

Civic memang banyak diincar untuk dimodifikasi. Lihat saja di Instagram. Paling umum memang racing style, tapi bukan berarti stance enthusiast enggak meliriknya. Seperti Muhammad Aufillah yang akhirnya kesenengan mobilnya dibuat jadi seperti ini. Lihat aja itu posenya, happy banget sampai sempurna lompatnya pas difoto. Mirip cheerleader menang kejuaraan.

Singkatnya, paling mudah mencium kesulitan modifikasinya jelas terletak pada akomodasi rodanya. Speknya 18 inci, biar bisa cium bumi, ketimbang 19 inci. Tapi lebarnya di depan saja sudah 9.5 inci dan di belakang 10.5 inci. Offsetnya juga nongol, minus 5 dan minus 15. Hal ini butuh radius di pinggul fender. Padahal sudah disiasati dengan ban Accelera 205/35ZR18 dan 215/35ZR18.

Kesulitan ini ditambah Aufi ingin tetap bodi sampingnya terlihat natural. Butuh kecermatan menyesuaikan shape sebab Civic ini punya citra berbeda jika dilihat depan-belakang. Maka, radiusnya pun perlu melihat all angle. Akhirnya, radius depan ketemu 3.5 cm kiri-kanan, radius belakang mentok di 5.5 cm.

Setelah jadi, baru dibuatkan body kit. Bumper berdasarkan Civic yang dipasarkan di Amerika. Sementara sampingnya custom design, simpel tak neko-neko. Gabungan itu tetap butuh penyesuaian. Istilahnya, mantesin. Setelah itu, bodi dilabur light blue-green. Ceritanya, Rosy melihat BMW M2 di Osaka Auto Messe 2018. Dibuat sedekat mungkin, berbekal capture image via kamera.

Walhasil setelah jadi, segar dipandang. Kadang hijau, kadang biru. Kalau ada matahari berada persis di atas, kelirnya jadi menghijau. Sedangkan saat di dalam basement, warnanya malah agak biru.


Kuncian terakhir, sewaktu parkir amat keren karena mencium bumi, dibawa jalan enggak kelihatan cingkrang. Sebab setelah air susnya menjadi patokan. Saat air out, ride atau high-ride mode. Faktanya suspensinya tetap empuk dan yang maha penting adalah dipakainya enggak nyusahin. “Untuk handlingnya masih stabil, dibawa lari 100 km/jam juga masih anteng,” ungkap Aufi.


Workshop:
Wheels & radius: Laris Understeel & Bodywork
Body kit: Arek Fiber @arek.fiber
Repaint: Skinner Autowork @skinner_jupiter_autobodyworks
Engine: Energy Motorsport
Carbon panel: Chris Carbon

Data Mods:
Work Meister M1 wheels 18x(9,5+10.5) inches, Accelera Phi tyres 205/35ZR18 & 215/35ZR18, Brembo big brake kit 6 pot/335 mm, UniversalAir air suspension 2 points + double compresor by Rainautopart, Spies Hecker paint light blue-green, Dastek Unichip Q+ piggyback, HKS turbo, Honda Odyssey RB1 sunroof