Ada yang berbeda pada Porsche kuning ini. Tidak kentara, namun pemerhati Porsche pasti langsung tahu ada Aerokit Cup telah terpasang di mobil milik Rayhan ini. Di sisi samping ia langsung nyambung dengan fender tanpa ada gradasi. Namun di depan apron, persis di tengah, benar-benar menjadi poros perhatian. Komponen dasarnya memang apron depan itu, yang memanjang rendah dan memiliki asupan udara yang kuat.

Paket Porsche Exclusive ini menawarkan komponen eksterior yang disetel secara aerodinamis yang menawarkan penyesuaian berbagai tingkat ekspansi. Termasuk spoiler belakang tetap dalam bentuk ‘duck tail’ yang legendaris, yang masuk sebagai upgrade teratas yaitu Aerokit Cup.

Ini bukan sembarang aero kit. Sudah diuji dan disempurnakan di terowongan angin Porsche. Mampu meningkatkan downforce dan meningkatkan handling, serta mengurangi ground clearance.

Nah…, hal ini menjadi challenge untuk menuntaskan modifikasinya. Teknologi Porsche mesti dihadapi oleh modifikator andal.

Sport car legendaris keluaran Porsche ini aslinya memang nyaman dikendarai harian namun memiliki durabilitas tinggi. Jadi dressed-up outputnya tak boleh keluar jauh dari karakter tersebut. Walaupun boleh anti mainstream.

Coupe legendaris keluaran Stuttgart ini akhirnya disetting dengan versi staggered fitment, baik lebar maupun diameter. “Saya bosan dengan fitment yang mainstream,” tegas Ryan Melano yang pernah bikin 21/22 fitment di Carrera berkode B4BAT.

Tapi sekarang, dibikin setup air sus yang mana bakal slammed out ketika air out. “Saya pelesetkan dikit ke 20/21 karena saya mau waktu ambles depan fender rata ke bibir velg dan di belakang 1/5 bagian velg ditelan fender, juga supaya ground clearance dapat diposisikan sejajar waktu ceper,” aku Ryan.

Pertanyaan besarnya adalah kenapa tidak bikin 20/20?

“Karena dari segi aesthetic saya enggak dapat image yang bagus dari posisi sidewall bannya,” ucapnya lagi. Atas dasar hipotesa ini, simulasinya kemudian dilakukan. Menggunakan ban stock, maka setingannya terlalu tebal. Amblesnya tak sesuai target. Sebaliknya, ketika memakai ban tipis, handlingnya sulit karena keceperan. “Saya rasa komposisi 20/21 ini yang paling top buat di coupe ini,” tegas Ryan.

Selain dimensi velg dan ban, kesulitan Porsche ini dialami pada struktur undercarriage. Kaki-kakinya Porsche ini cukup rumit dibanding mobil biasa. Posisi rear engine yang menyatu dengan gardan dan transmisi juga menjadi salah satu kendala dalam modif. Kepresisian dalam setting strut bags ini mutlak diperlukan.

Walhasil, DeepEnd ketika menyetir mobil ini punya rasa yang nyaman. Rigiditas travel suspensi juga masih berlaku. Kena poldur dan paving block, ya aman saja. Enak dimainkan di jalan raya, bahlan libas tol di atas 180 km/jam juga masih kuat feelnya.

Agar menjawab netizen mengapa sports car kok diberikan air sus, maka DeepEnd bisa menjawabnya dengan mudah. Bila segala pemasangan dilakukan presisi dan penggunaan semua aspek yang diperlukan dalam seting suspensi sudah tepat, air sus ini bisa juga buat dibejek high speed! Pun sudah dicek, tidak ada error atau fault codes dalam setingan ini.


Workshop:
Antelope Ban @antelopeban

Data Mods:
Front bumper Aerokit Cup, rear spoiler wing Aerokit Cup, Rotiform STR wheels 20×9.5 + 21×12.5 inches, Pirelli P Zero tyres 255/30ZR20 & 325/25ZR21, Prazis adjustable coilover over bags, Airlift 3P3H management, IPE F1 exhaust