Menarik mengetahui apa yang tegas disebut Mr. HTJ tentang mobil ini.
Mengapa membeli TLC VX200, bukan mobil (kompetitor) lainnya?
“Nyaman tapi 4×4. Untuk 4×4 lainnya, gagah tapi kagak nyaman,” ucapnya.
Mr. HTJ memang SUV-minded.
Ia mengoleksi mobil tangguh, bukan sentimental car.
“Tidak banyak elektrikal layaknya mobil-mobil lawas, lebih awet dan perawatan ke depannya mudah dan murah, dan bisa disimpan lama sebagai mobil koleksi,” ujar warga Kelapa Gading ini.
Dikombinasikan dengan karakter unggul mobil ini yaitu torsi besar, mesin (sangat) halus walaupun diesel, spek APM sehingga mampu mengakomodir Dex yang ada di seluruh penjuru SPBU.
“Walaupun bodi bongsor, dibawa dalkot tidak boros bbm, dan di rpm tinggi juga tidak kalah gesit dengan mesin twin turbo 4.8L. Bahkan di tanjakan curam sekalipun bisa dibejek dengan enteng dan menyalip dengan mudah juga, misalnya di tanjakan tol Cipularang,” ungkap pemilik tinggi 175 cm ini.
Kurang apalagi?
Kurang dressed-up sedikiiit.
Goalnya desain simpel, tapi terlihat sudah dimodifikasi.
Sebaliknya, jangan terkesan sudah modifikasi tapi orang-orang tidak terlalu bisa membedakan apakah sudah dimodifikasi atau belum.
Fokus pada modifikasi rodanya.
Out of the box. SUV Jepang tapi aplikasi velg ring 17 dan ban 285/75 ala American style. Rata-rata VX200 selalu ditempel velg besar dan ban tipis plus full body kit, “Sehingga terlihat feminin menurut saya,” tegas Mr. HTJ. Tapi…, ban butuh sabar, datang 5 bulan kemudian.
Roda besar harus ditopang kaki-kaki yang kokoh, sehingga shockbreaker diganti oleh Fox Racing. Otomatis berdampak pada bodi yang terangkat 2 inci. Gap ini mampu mengakomodasi ban ukuran besar. Penyesuaian tetap terjadi pada inner fender yang harus dipapas di beberapa bagian.
Impresi yang didapat berkat peredam kejut baru, membuat mobil jauh lebih stabil. Walaupun sedikit keras dibanding suspensi standarnya. Konsekuensi nan logis.
Namun Mr. HTJ kasih pendapat personal tentang Fox Racing yang dipakai, “Seolah-olah sedang nyetir dan duduk di atas sebilah papan yang lebar dan kaku. Kalau nyetir di jalanan rusak atau yang bergelombang, goncangan atau ayunannya tidak sebagian-sebagian, melainkan keseluruhan bilah papan tersebut, sehingga tidak mengguncang penumpang di posisi manapun, baik posisi supir atau penumpang semua posisi.”
Velg ukuran 17, US style dan beadlock, cocok dipadu dengan ban A/T. Manfaatnya ban ini cocok di segala medan. Aspal kurang ajar bisa dihajar. Jadi tak begitu was-was merusak velg. Bahkan genangan air juga mudah dilibas, sebab tak khawatir mobil kelelep.
Workshop:
Wheels: Arvia Pratama Tiara @apt_wheels
Tyres: Autostyle Indonesia @autostyleindo
Suspensi: Roma Motor
Audio: Music Art @music.art.id
Body kit: Inspire Motorsport @inspiremotorsport
Data Mods:
Fox Racing shock absorber + 2 inches lift kit, Fuel wheels Anza 17×9 inches, Yokohama tyres Geolandar A/T 285/75R17, Damn Goldman over fender, Damn Goldman rear spoiler, Alpine head unit F1 Gen 2, Venture Technology speaker