Pas nyampe, DeepEnd langsung lemes dan speechless lihat CL 55 AMG ini.

Kepengen.

Aslik, kepengen banget. Porsi panjang dan tingginya terlalu bagus. Konturnya memiliki desain yang long lasting. Wheelbase lebih pendek dari S-Class, tapi berbagi mesin yang sama dengan S 55 AMG. CL-Class sendiri merupakan jajaran grand tourer mewah yang punya singkatan Jerman Coupe Leicht (Coupe-Light) atau Coupe Luxusklasse (Coupe-Luxury).

Tapi buat Andre Tenardi mobil ini adalah target lama.
“Memang suka dari dulu, dan termasuk salah satu jenis Mercy yang langka di Indonesia.” Fiturnya sudah air suspension, velg 20 inci dan big brake kit.

Perlu diketahui, walau dulu main mobil, tapi ia kemudian memilih mendirikan Garasi 19 di wilayah Bangka Raya, Jaksel. Bengkel khusus Harley-Davidson, bukan bengkel mobil. Tapi taste H-D kan selera kelas wahid, terlatih punya attention to detail yang luar biasa.

Konsepnya minimalis dan elegan, tanpa melupakan kesan sporty.

Tantangannya, ya PSBB. Makan waktu lama buat proses bangun mobilnya.
Apalagi karena mobil ini sudah 20 tahun, jadi sekalian banyak yang direstorasi. Seperti sudut-sudut interior, vakum pintu, dan kabin pun dibuat segar kembali. Di sektor kaki-kaki seperti tie rod, long tie rod, ball join, dan banyak lainnya, turut diganti baru. Di bagian mesin malah kena servis total.

Sedangkan cat yang masih orisinal, hanya disol di bagian-bagian tertentu, plus kena sentuhan vernis full body supaya mulus. Lumayan menghabiskan banyak waktu dan dana, tapi totalitas itulah ciri khas anak Harley-Davidson.

Dari situ, Andre membuatkan add on carbon lips, diffuser dan carbon duck tail. Ini trik simpel yang mengena dan tetap pertahankan unsur sportynya.

Kemudian Andre beranjak ke velg, “Gua ingin memberikan kesan luxury dan elegance pada mobil ini. Supaya BBK-nya kelihatan, palang 5 dari HRE 847 ini menurut saya cocok untuk diaplikasikan di mobil tahun seperti CL ini.”

Di dua bagian itu, Andre belum pusing.
Penyakit mobil seri CL (dan SL) generasi 2000-an ini biasanya pada sistem suspensi hidroliknya. Kebanyakan karena sudah umur, jadi rusak. Sebagai ilustrasi, biaya shockbreaker hidrolik copotannya saja sudah di angka 8 jutaan. Itu untuk 1 buah, bukan sepasang. “Jadi mending dipasangin bolt on kit air suspension Air Gen dan KSport air management. Harga yang lebih bersahabat dan dipastikan puas bisa amblas,” ucap Andre.

Suspensi udara ini nyaman dipakai. DeepEnd ikut putar-putar Blok M-Kemang buat mencoba CL 55 ini. Masak cuma motret, merasakan mobil jadi keharusan, biar enggak dibohongin bengkel.

Di salah satu sudut jalan Tirtayasa Raya, DeepEnd minta Andre meminggirkan mobilnya. DeepEnd kemudian duduk di seberang jalan, sekadar memandang saat amblas. Ini tentang kenikmatan.

Juga tentang bagaimana kita menghargai mobil modifikasi.

Ada keringat mekanik saat menyeting roda agar pas supaya bisa superkandas. Cara montir menemukan solusi mentok pada shockbreaker, mentok pada bibir fender, mentok pada ban. Usaha pemilik W215 ini mondar-mandir tempat spooring supaya cambernya pas dan tidak ngesrot.

Respect!


Workshop:
Wheels: Riverside Wheel @riverside_wheels
Air suspension: Akasia Motor @akasia_motor
Body work: LM&T @lmt.modification
Engine: Garasiku Workshop @garasiku_workshop
Detailing: TDA Restoration Specialist @tda_restoration_specialist

Data Mods:
HRE wheels 847 20x(9.5+11) inches, Toyo tyres Proxes T1R 255/30ZR20 & 305/25ZR20, Air Gen suspension, KSport air management, custom carbon add on lips spoiler, custom diffuser, custom carbon duck tail