Alasan beli, “Karena memang senang Starlet.”
Sesimpel itu.
Mobil dibeli saat kuliah residen dokter spesialis. Awalnya dibangun tanpa konsep yang jelas, “Saat itu ada keterbatasan dana dan waktu.” Dan akhirnya Arief Siregar akhirnya mampu melewati perjuangan pendidikan, dan kemudian memulai menemukan konsep mengembalikan mobil ini ke marwah aslinya “JDM car”.

Perlahan tapi pasti Arief memprioritaskan modifikasi pada sektor mesin. Starlet yang masuk ke Indonesia semuanya menggunakan mesin karburator, sehingga banyak yang terchallenge untuk engine swap ke mesin injeksi.
Untuk swap engine non turbo, kecenderungannya memakai mesin 1.300 cc injeksi dengan kode 4E-FE, sementara pada mesin 1.500 cc injeksi dipakai yang berkode 5E-FE. Sedangkan untuk mesin turbo banyak yang menggunakan mesin dengan kode 4E-FTE, 5E-FTE dan 2E-TELU bawaan mesin turbo Starlet kotak.

Harganya 4E-FTE kini sudah lebih 2 kali lipat. Untuk yang memakai turbo, bisa mencapai 50 juta, sementara 1 dekade lalu bisa dibeli seharga 20 juta perak. Itu baru mesin saja, belum wiring dan pengerjaan. Sebab ini mesin “impor”, jadi kondisinya perlu dicek ulang, dan kapan perlu dibutuhkan overhaul yang ongkos kerjanya saja bisa seharga mesin tersebut.

4E-FE generasi pertama dipakai sebagai basis mesin 4E-FTE. Mesin turbocharged yang menghasilkan tenaga 133 hp)pada 6.400 rpm dengan torsi 157 Nm pada 4.800 rpm. Diproduksi secara eksklusif untuk Toyota Starlet GT Turbo (JDM) dan penggantinya Toyota Glanza V (JDM juga). Menjadi mesin konversi yang sangat populer dipindahkan ke bodi Toyota kecil seperti Corolla, Soluna atau Starlet yang cocok dengan suku cadang standar Toyota.

4E-FTE punya connecting rod yang lebih kuat dari 4E-FE, piston kompresi yang lebih rendah yang dikurangi dari 9.6: 1 menjadi 8.5: 1, serta cranckshaft (poros engkol) yang lebih kuat. Turbocharger yang dipasang pada 4E-FTE adalah model CT9 milik Toyota, yang memiliki fitur internal waste gate dan memiliki 2 mode: 0,4 bar (5,8 psi) rendah dan 0,65 bar (9,4 psi) tinggi.

Mode boost rendah dikendalikan secara elektronik oleh solenoid valve dan ECU dan high boost dikendalikan oleh aktuator yang terhubung ke turbocharger. Yang unik, 4E-FTE juga memiliki intercooler berpendingin udara yang dipasang di atas.

Pada mobil Arief, kelahiran Medan 1981 ini, EP71 yang 1.300 cc berkarbu, kemudian dipasangkan mesin injeksi 4E-FTE Automatic ECTS. Pada aslinya, 4E-FTE dikawinkan dengan transmisi Toyota C52 (untuk EP82 Starlet GT) dan transmisi C56 (untuk EP91 Glanza V). Namun pada Starko putih ini, transmisi tersebut orinya 4E-FTE. Bawaan EP82 turbo.

Sedangkan mesin diset semata untuk bisa dipakai harian yang nyaman namun bertenaga. Gesit dipakai dalam kota, efisien untuk luar kota, erkon pun dingin tanpa perlu keringatan dalam kabin. Boost turbo diset pada 0.6 bar maksimal. Ini merupakan standar bawaan. “Tetap segitu karena sudah cukup nyaman untuk city riding,” ungkap Arief yang menyetel kompresinya di 8.2:1.

Internal mesin 4E-FTE kuat sekali, sebagai mesin seri E terkuat yang pernah diproduksi. Mesin irit yang menyimpan banyak potensi untuk digali lagi. Walau begitu, Arief hanya perubahan piping saja untuk menyesuaikan ruang mesin. Secara keseluruhan, “Cukup puas dengan performa mesin!”

Selebihnya, keselarasan menjadi kunci modifikasi sektor lainnya. Body kit terjadi full convertion EP71 turbo. Original, bukan kaleng-kaleng. Dari kejauhan sudah sangat terlihat, panel-panel bodi bukan tampilan yang common.

Rincian detail lainnya cukup banyak. Namun ada beberapa yang mendominasi perhatian. Antara lain knalpot Fujitsubo yang memang spec EP series, dengan karakter silent tetapi mendukung performa mesin. Velg TRD FT2000 yang terbilang cukup rare dan menjadi incaran para Toyota enthusiast. Coilover dari Tein, lagi-lagi untul EP series, dipilih karena handlingnya yahud, walaupun sifatnya agak keras.

Mobil istimewa luar dalam.
Dibeli dengan hasil keringat dan setia menemani suka duka perjalanan hidup Arief. Tapi juga istimewa oleh konsep dan result modifikasinya. Lain deh rasanya kalau aplikasinya pakai hati.

Car Detailing

TELATEN UNTUK PROTEKSI MOBIL RETRO

Untuk mendetailing kendaraan membutuhkan estimasi waktu yang lebih panjang, karena proses pengerjaan yang sangat lebih detail dan teliti. Proses perawatan detailing pada Starko putih ini melibatkan hampir seluruh komponen yang ada pada mobil. Menjangkau hingga bagian atau sela-sela yang sulit.
Beberapa komponen yang turut dirawat adalah bagian dalam pintu, baut, jok, plafon, sunroof, laci-laci mobil, velg, lampu mobil hingga karpet. Perlu prinsip kehati-hatian sebagai SOP, sebab mobil lama tentu saja sudah menurun kekuatannya. “Sulitnya poles mobil lama, harus ekstra perhatian. Misal, apakah catnya ori atau tidak. Belum lagi karakter cat lama, terkadang enggak ada vernisnya. Jadi ekstra hati-hati, takut botak,” ucap Tony TJ, owner Detail.8 yang kini menetap di jalan Tanah Abang 4 No. 28, Jakarta.
Namun pada Starko Arief ini masih segar dan kekar. Termasuk kondisi catnya. Detail.8 mempunyai 3 tahap kunci yaitu:

1. Tahapan Preparasi dan Compounding
Setelah dicuci bersih dan kering, kemudian lakukan clay dan hilangkan noda, kerak dan kontaminasi lainnya. Dilanjutkan correction guna mengembalikan kecerahan warna cat, menghilangkan goresan dan baret. Tahapan ini ditutup dengan compounding menggunakan chemical yang lebih kasar dari polishing, dan kemudian diratakan kembali permukaan catnya. Kudu telaten. Supaya tidak gagal, defect atau terkikis terlalu banyak, mesin polesnya diputar digerakkan dengan presisi dan halus.

2. Tahapan Intermediate
Di tahapan ini ada polishing dan finishing. Polishing akan membersihkan bekas compounding dari hologram atau light swirls. Dilanjutkan ke finishing yang orang awam taunya proses ini adalah cat dibuat seperti basah dan tampak kilap. Tak dibutuhkan kecepatan tinggi pada mesin poles, cukup foam poles yang sangat halus dan ratakan ke semua bagian cat hingga meresap sempurna.

3. Tahapan Coating
Sebelumnya dilakukan precoat yang akan membentuk lapisan semi permanen untuk memperkuat hasil correction. Guna lainnya, agar dalam penutupan terakhir melapisi coating, cat tidak kembali baret halus. Tahapan ini ditutup dengan coating. Dimana cairan coating akan melapisi pori-pori cat, sehingga cat akan mudah dibersihkan dan tidak mudah jamuran.


Workshop:
Engine: Indonesian Starlet Club Padang @iscpadang
Detailing: @detail.8

Data Mods:
Toyota 4EFTE engine swap ECTS AT/E82, Fujitsubo exhaust, EP71 Turbo full original body convertion, Toyota parking pole, EP71 side visor, EP71 full dashboard convertion, EP71 burger tray, EP71 speaker console, Momo steering, Recaro seat LX + head rest string, Pioneer full audio 3-way, Tein coilover for ep series, TRD wheels FT2000 15×6.5 inches, Falken tyres ZIEX 195/50R15