Dibanding orang lain di Indonesia ini, DeepEnd mungkin yang paling sering naik Ferrari.

Sejak awal 2000, sampai sekarang. Hampir 2 dekade.
Dari numpang, nebeng, ngetes sampai dikasih kesempatan nyetir.
Dari meliput atas nama kerjaan, nongkrong ngopi-ngopi, sampai pindah clubbing zaman dugem jahanam dulu.

Cuma ya itu, kagak ada yang standar. Palingan yang standar ya Testarossa pas jenguk di awal tahun ini. Masuk kabin, ngolong, denger mesin dan knalpot. Enggak sempat ngerides.

Dan di akhir tahun 2020, lagi-lagi DeepEnd dikasih lagi kesempatan ketemu Ferrari.

Ferrari F458 tahun 2011 milik Mr. X.
Serem juga knalpotnya. Saat langsam, bisa bikin terangsang. Apalagi kalau tekan pedal gas, pasti langsung menggelinjang dengar raungannya.

Warna bodinya putih. Ada striping di tengah, memanjang ke belakang. Juga di side panel. Hal ini menginspirasi warna velg barunya.

Bibirnya itu candy red polished. Ada gelapnya, ada sisi kilapnya. Enggak tenggelam diduetkan dengan warna ban. Masih bisa dengan mudah membayangkan besarnya diameter velg.

Velg ini modern 10 spoke mesh. Satu bentuknya U, satu lagi bentuknya V. Dua model yang ditumpuk. Tengahnya dibikin satin black, dan ada aksesori merah di satu batangnya. Efeknya, kalau lagi jalan, kelihatan merahnya rolling karena merahnya visible. Jika terlampau banyak, malah kayak kunciran. Terlalu ramai.

Dari ukuran, velg ini masuk kategori moderat.
Cuma yang membedakan ini agresif. Fitmentnya rata bodi, tapi mobilnya ceper.

Nah, pertanyaannya adalah, “Kenapa bisa rata bodi?”
DeepEnd kejar terus, biar tak mati penasaran.
Walhasil, modifikatornya nyerah, dan mau cerita sebagian.
Ternyata ini akibat kombinasi offset yang tepat dengan penggantian per H&R.

Khusus offset, ada angka yang tak diopen. DeepEnd tahu, tapi atas nama off the record, tak kami beritakan. Namun boleh selewengkan dengan istilah “permainan agresif offset” dengan setingan pendek.

Setelah offset ketemu, velg diputuskan memiliki lebar 9.5 inci. Jika memilih lebar 10.5 inci, enggak ada ban yang jatuhnya bagus, dimana profil samping ban yang depan-belakang mestinya dibikin sama. Sementara lebar 10 inci di ukuran 21, cukup sulit juga bannya. Selain susah pada stok, juga kelihatan terlalu lebar di 265/30. Disamping posisinya makin lebih tinggi.

Di ukuran yang terpasang sekarang ini, muncul 2 merek yaitu Continental dan Pirelli. Dan menurut DeepEnd, traksi P Zero terasa mantab. Lengket waktu menikung, zig zag dan start from zero. Memandang sidewallnya pun jatuhnya bagus.

Kemudian kunci berikutnya, bagaimana teknis pernya?
H&R lebih pendek 3 cm dari per asli mobil. Suspensi asli juga sudah coilover. Setelannya menyesuaikan tinggi per H&R yang sudah pendek itu.
Setelah per baru terpasang, lantas coilover dipendekin lagi untuk dapetin ground clearance yang optimal. Kuncinya ada pada viewing angle melihat mobil tersebut. Bagaimana tetap terlihat sporty, sehingga kelihatan eksotiknya.

Harap diingat, di bagian depan terdapat suspension lifter. Dimana saat bertemu emergency, F458 masih bisa dinaikkan 50 mm alias 5 cm. Berguna saat towing, atau bertemu poldur. Namun dalam posisi ceper, lifternya tetap difungsikan.

Dengan kondisi begini, apa rasa mobil? Tetap terasa nyaman, tapi bukan limbung. Kental kesan rasa lebih empuk dari standarnya. Kebetulan DeepEnd sempat mencoba sesaat tiba di workshop. Kuncinya ada pada spring rate H&R yang rada beda, alias lebih kecil sedikit. Bobot Ferrari juga tak berat. Artinya per asli bisa jadi terlalu berat digunakan pada mobil yang tak terlalu berat itu.


Workshop:
Antelope Ban @antelopeban

Data Mods:
AL 13 wheels DT 017 21×9.5 & 22×12.5 inches, Pirelli tyres P Zero 255/30ZR21 & 335/25ZR22, H&R spring Luxury