McLaren, sebuah nama yang menggetarkan, sejak masuk persaingan mobil sport di tahun 2011, lewat MP4 12C. Padahal model pertama itu, biasa banget tampilannya, walaupun di sisi lain kinerjanya diperhitungkan. Dilanjutkan pada 2013 dengan Supercar P1, mobil sport hybrid plug-in mid-engine produksi terbatas memanfaatkan tenaga hybrid dan teknologi Formula Satu, yang dianggap sebagai penerus McLaren F1.

Setahun berikutnya, 2014, muncul 650S, pengganti MP4 12C. Desainnya masih mirip-mirip, tapi ada garis-garis yang lebih funky. Yang tak hilang adalah kemampuan mesinnya, suspensi dan body lateral yang akhirnya sangat menyenangkan untuk dikendarai. Di Jakarta, pada awal peluncurannya, dibanderol 2.9 milyar.

DeepEnd mencobanya di segala jenis jalanan di Bogor.
Sangat stabil dan lebih dapat dikontrol.
DeepEnd seperti menjadi sentris di dalam kabin. 650S ini terasa segalanya dari 1 posisi.

Pertama, feeling tak terganggu. Jangkauan mata ke sisi depan kiri, pandangan hingga ujung belakang dari balik spion kabin bahkan surveillance di sisi blind spot amat sangat mudah dikontrol. Singkatnya, 650S ini mengerti pengemudi, bukan sebaliknya dimana pengemudi nampak susah payah mengikuti mau si mobil.

Feeling ini agak mirip dengan Porsche namun dalam versi lebih solid.
Dalam banyak pemberitaan, semua McLaren memiliki DNA dasar yang sama. Komponen umum utama adalah sasis serat karbon dan bak kabin, V-8 3.8 liter twin-turbo, transmisi kopling ganda tujuh kecepatan, suspensi double-wishbone dan tata letak kokpit unik. Serta keunikan pada kontrol A/C yang terletak di panel pintu.

Bedanya, hanya pada kode nama.
Untuk 650S artinya dekat-dekat dengan 650 hp, tepatnya 642 hp pada 7,250 rpm. Sementara torsinya 500 lb-ft pada 6000 rpm keluar dari mesin M838T yang didesain baru pada internal dan sistem pembuangan yang diredesain untuk mengurangi tekanan balik.

Maka sore itu, DeepEnd dan Ryan Antelope begitu menikmati performanya. Sebagai disebut di atas, karakter mesinnya ini mampu mengikuti kapabilitas pengemudi. Tidak meledak-ledak seolah-olah ingin segera melesat dari ketapel. Kurvanya naik, dan terus naik, sesuai pijakan pada pegal. Dan turun sesuai nafas yang dibuang. Inhale dan exhalenya mudah diatur.

Mengemudinya tidak pegal, apalagi makan hati.
Not at all.
Suara mesin, bagai memberikan jalan pada knalpot PI titanium dari IPE. Lengkingan IPE open. Biasanya McLaren enggak ada suaranya, dikarenakan turbo engine.

Triknya, kanlpot tersebut diberikan catless dan x-pipe supaya tenaga lebih muncul dan berasa. Akan tetapi tak semudah itu. Kendalanya, begitu katalis diangkat, tarikan menjadi sedikit lebih kendor. Maka itu dibutuhkan reflash untuk menaikkan posisi timing, boost turbo dan horse power. Setidaknya menjadi 780 tenaga kuda.

Walau begitu, kenaikan signifikan tersebut tidak menjadikannya tunggang langgang tak terkendali. DeepEnd perlu meletakkan pujian pada mobil ini. Very fun to drive.

Selebihnya hanyalah mengganti roda dan suspensi.
Mengaplikasi AL13 dengan seri DT004.
Dimensinya 20×9 dan 21×12 inci yang dibalut ban Michelin PS4S velvet yang sampingnya beludru dengan ukuran 245/30ZR20 dan 325/25ZR.

Desain velgnya modern mesh yang unik. Sebab menampakkan kalipernya secara dominan. Selain itu, keunikan ada pada flank terlihat senyawa namun ujung palangnya sama sekali tak menempel nempel (elevated). Velg ini difinishing matt black plus polish cooper.

Sama sekali tak ditemukan kesulitan dalam pemasangan velg. Hanya pada desain awal saja yang butuh kalkulasi, baik motif yang tepat dengan bodi mobil yang pendek dan berlengkung, ataupun dengan fitment dimensionnya.

Ternyata yang sulit, bukan rodanya.
Melainkan memasang knalpot. Butuh waktu 3 hari. Sebab ruang kompartemen di mesin kecil nan sempit. Jadi pas katalis diturunkan, makan komponen di sekitar mesin kudu dicopot semua.

Sedangkan suspensinya, tak begitu diutak-atik lagi. Ingat, moto McLaren adalah “Born On The Race Track”. Jangan disunat. Cukup memakai lowering spring H&R. Double suspension hydraulic McLaren yang bisa mengatur damper sesuai kondisi jalan. Suspensi adaptifnya kelewat canggih. Pokoknya soal suspensi, McLaren itu hebat!


Workshop:
Antelope Ban @antelopeban

Data Mods:
AL13 wheels DT004 20×9 & 21×12 inches, Michelin tyres PS4S, H&R lowering spring