Tahun 2021 masih bukanlah tahun yang mudah, Covid-19 masih merajalela, dan ekonomi sendiri belum 100% pulih meskipun sudah lebih baik dari tahun 2020.

Tetapi, pasar truk tetaplah tinggi. Karena, kegiatan ekonomi banyak bergerak dibawa oleh truk. Alhasil, persaingan pasar truk pun tetaplah ketat.

Lalu, pemerintah kini sudah mulai serius mengurus dan membenahi truk yang ada di jalan. Karena perlu diingat, banyak sekali kasus kecelakaan karena truk yang tidak teregulasi.

Sebagai salah satu pemain truk terbesar di Indonesia, Krama Yudha Tiga Berlian Motor atau KTB selaku distributor Mitsubishi Fuso Truck and Bus Corporation, kini mulai bekerja sama dengan Kementerian Perhubungan, melalui penguatan sistem Runner Telematics terhadap regulasi Kemenhub PM 60 / 2019 Tentang Penyelenggaraan Angkutan Barang Dengan Kendaraan Bermotor di Jalan.

Alexander Hilmi Perdana, S.Si.T., M.Si., Kepala Sub Direktorat Angkutan Barang Direktorat Angkutan Jalan, Kementerian Perhubungan, menyampaikan “Sampai dengan saat ini, Mitsubishi Fuso masih menjadi satu-satunya brand kendaraan niaga yang sudah siap mendukung Kemenhub dalam mewujudkan manajemen lalu lintas yang baik dan diharapkan dapat meningkatkan keamanan jalan melalui sistem Runner Telematics.”

Regulasi ini sendiri memiliki sangkut paut dengan sistem GPS pada truk. Sistem ini sendiri harus memiliki fitur:

  • Pengawasan kendaraan secara realtime

  • Monitor kecepatan dan lokasi kendaraan pada peta

  • Info lokasi keberangkatan dan kedatangan kendaraan

  • Info rute, titik angkut / titik kirim

  • Pembatasan wilayah secara digital

  • Lama waktu berkendara, jarak berkendara

  • Durasi berhenti

  • Durasi mengemudi

  • Lama waktu mesin beroperasi

  • Peringatan pelanggaran batas kecepatan

  • Manajemen aset

  • Dokumen kendaraan

  • Manajemen pengemudi

  • Histori rute yang dilalui

  • Info volume BBM dalam tangki

  • Info durasi kendaraan dalam keadaan diam.

Semua fitur tersebut akan ada dalam sistem Runner Telematics yang dapat diakses oleh sistem Kemenhub.

Selain itu, KTB juga ingin meyakinkan konsumennya akan teknologi common-rail yang sebenarnya sudah diterima dengan baik oleh konsumen. Teknologi mesin ini sendiri harus diimplementasikan jika ingin mencapai kadar emisi standar Euro 4.

Mengikuti persiapan standar ini, KTB pun tengah mempersiapkan infrastruktur seperti kesiapan operasional Dealer sehingga ketika Euro4 diimplementasikan, KTB siap memberikan dukungan penuh kepada pelanggan.

KTB juga  memprediksi permintaan pasar kendaraan niaga di tahun 2021 akan meningkat 30%, setara dengan 64,900 unit, berdasar pada kondisi terkini pasar otomotif. Meski pandemi Covid-19 masih akan berlanjut di tahun 2021, KTB berharap permintaan pasar akan membaik.

Alhasil, KTB menargetkan pangsa pasar 48.1% dan penjualan 31.220 unit. KTB yakin target ini realistis, apalagi karena ada fitur Runner Telematics, Dealer Management System (DMS) serta berbagai sumber lain terkait data informasi pelanggan.

“KTB akan tetap bersikap positif, fokus target pangsa pasar tinggi seperti di tahun 2020. Kami akan menghadirkan serta memperkuat solusi digital melalui integrasi data dari berbagai sistem digital yang kami miliki seperti Runner Telematics, Dealer Management System (DMS) serta berbagai sumber lain terkait data informasi pelanggan. Kami ingin menjadi partner yang lebih dekat kepada pelanggan dan menyediakan layanan profesional,” ujar Naoya ‘Rocky’ Takai, Presiden Direktur KTB.