Toyota-Astra Motor resmi merilis Toyota Supra di GIIAS 2019 lalu. Saat itu belum muncul harga, tapi sudah dibuka keran pemesanannya. Di dunia maya, netizen bahkan memberikan respons pro-kon akibat Toyota Supra yang dibangun dengan kerja sama Toyota dan BMW ternyata bermesin hampir serupa dengan BMW Z4 dari BMW. Secara historis, Supra generasi kelima (J29/DB) itu sama dengan Z4 (G29) generasi ketiga.
Pada mobil milik BMH Garage ini bersemayam B58B30 yang mengusung mesin 6 silinder 3.000 cc plus twin-scroll turbo bertenaga 335 horse power. Memiliki mode “Sport”, sistem kontrol iklim zona ganda, infotainment Toyota Supra Connect, dan fitur canggih bernama Toyota Supra Safety Suite yang mencakup pengereman darurat otonom, peringatan lajur, monitor blind spot, kontrol jelajah adaptif dan peringatan lalu lintas lintas belakang.
Jika melihat di buritan kanan, terdapat emblem GR yang menandakan bahwa mobil ini juga memiliki fitur Toyota Gazoo Racing Recorder. Sebuah inovasi yang memungkinkan tercatatnya data perilaku mengemudi ke SD card.
Sehingga sejatinya, DeepEnd menganggap Supra berhasil mencuatkan coupe sport Toyota yang kali ini ditambahkan kesan futuristic racing plus segudang fitur menarik di dalamnya.
Jadi ketika bertemu dengan si J29 merah, tak pelak hanya kekaguman belaka yang muncul. Segala pro-kon itu hilang, sudah tak penting lagi. Mereka berargumentasi padahal tidak bertemu langsung. J29 saja belum, apalagi G29.
Tapi bukan BMH Garage kalau membiarkan mobilnya standar.
Dari Alphard hingga F488 semua kena sentuh tangan dinginnya.
Begitupula Supra Prominence Red ini.
Aerodinamika bodi walau bengis namun efektif menghasilkan downforce. Nampak berat di belakang, panjang di depan, tetapi akibat mesin yang dipindahkan sejauh mungkin ke belakang, dan serendah mungkin, akhirnya mampu mengoptimalkan pusat gravitasi untuk distribusi bobot depan-belakang sebesar 50:50. Stabilitas dan ketepatan, dua aspek yang ini muncul sebagai penguat image.
Maka BMH Garage cukup memberikan sentuhan melalui carbon di lips spoiler depan-samping-belakang. Saat dilepas pabrikan Toyota, bagian ini mempunyai kelir hitam. Perkara ini diserahkan pada ahlinya, Auto Spot, untuk seluruh add-on carbonnya.
Selanjutnya, ya sudah pasti velg dan ban.
Darahnya BMH Garage itu di dua sektor ini + air sus.
Walaupun Rotiform hanya menampilkan ukuran LSR paling kecil 18×8.5 dan paling besar 19×10 inci, BMH Garage tak berhenti begitu saja. Kadung suka model meshnya, ia lantas bisa menempelkan velg 3-piece itu dengan dimensi 19x(10+12) inci.
Pada ban, BMH Garage mempercayakan pada Accelera Phi dengan dengan ukuran 225/35ZR19 di depan dan 285/30ZR19 di belakang. Ukuran ban ini dikejar agar cocok dengan lebar velg, dan punya lengkung bahu ban depan-belakang yang serupa. Lipatan fender Toyota Supra masih orikintil, dan memang ini yang dituntut BMH Garage pada setiap bengkel velg dan kaki-kakinya.
Velg selebar mungkin yang bisa masuk, dan dikombinasikan dengan suspensi udara AirBFT yang dituntaskan kosmetiknya dengan hardline yang tersusun rapi.
Dan coba lihat dalam keadaan air out. Bodi Supra yang kandas melekat aspal, memang menggemaskan. Coupe sport yang adaptif dengan gaya stance. Boleh diacungin jempol pada BMH Garage yang berhasil mentransformasikan tampilan tunggangannya. Kombinasi roda, sistem air sus dan garis badan Supra sangat pas dan sempurna. Belum lagi derungan suara dari knalpot Armytrix.
Lengkap sudah DeepEnd menikmati modifikasi J29/DB karya BMH Garage. Bagi DeepEnd, apa yang kental terasa sore itu adalah adagium “Your Mind Is A Weapon”. So please keep it loaded, BMH Garage!