Mobil ini mirip Ronaldo.
Timnya, Juventus, menang di Juara Liga Italia 2018-19 dan 2019-20. Namun akhirnya CR7 pindah setelah 2020-2021 tak bisa mendapatkan tropi. Kini, ia di Manchester United, dengan sejumlah alasan hengkangnya dari Vecchia Signora ke The Red Devils.
FT86 ini pun begitu. Setelah sejumlah tropi kontes modifikasi didapat lewat bantuan bengkel sebelumnya, ia pindah haluan ke bengkel baru, Creative Automodified. Harpit Singh, sang punggawa Creative Automodified, sempat terkaget-kaget. Sebab mobil dalam keadaan full modif, kok mau dimodifikasi ulang. Ini membuat Harpit seolah mendapatkan pressure yang kuat, untuk menggenapkan mimpi lebih besar sang pemilik mobil, Ferdy.
Kaget kemudian berubah menjadi semangat. Beban tentu ada, tapi kastemer adalah pangeran. Namanya juga pangeran, pengen tampil beda dan tidak mainstream.
Tuning project diawali dari bodi.
Peranti pendukung aerodinamikanya dipercayakan pada Aimgain GT2.
Setelah bumper depan, side skirt dan diffuser belakang terpasang, masih dicustom lagi untuk kemudian disatukan ke bodi standarnya FT86 ini. Tidak nampak baut-baut, semuanya terlihat natural dan clean.
Sejauh apa perubahannya? Disesuaikan dengan lebar velgnya. Dan itu belum cukup. Sebab ada tambahan splitter di sisi bagian depan dan samping. Lantas di bagian bumper belakang disematkan canard kiri-kanan supaya dari belakang tak kelihatan terlalu kosong langsung ke ban.
Bahkan sayap tinggi menjulang itu dimensinya ikut menyesuaikan diri dengan lebar bodi barunya. Finalisasi detail akhirnya diperkaya material forged carbon pada splitter, canard, termasuk sayap besar dan duck tailnya.
Yesss, semua itu terjadi gegara Work Meister M1 18x(11+13) inci. Aimgain GT2 jadi kelihatan ramping. Tapi memang itu tujuannya. Ingin mobil kelihatan lebar dengan bergaya street racing. Velg ini sejak dari “zaman Juventus” tidak berubah, tetap dipertahankan. Hanya mendapat sentuhan agar lebih freshy, yaitu permukaan bibir velg diberi carbon.
Walhasil, banyak yang bilang tampang depan mirip Lexus. Bahkan Lexus LFA. Juga ada yang nyebut mirip yang di Need For Speed.
Tapi yang jelas, panggilannya sekarang menjadi Pikachu, spesies Pokémon yang merupakan makhluk fiksi seperti tikus kuning dengan kemampuan listrik nan kuat. Pikachu menjadi ikon budaya pop Jepang dalam beberapa tahun terakhir, serta salah satu maskot utama untuk Nintendo.
Julukan Pikachu bisa jadi terambil dari kuning solid, padat dan fancy, yang catnya dicustom sendiri memakai produk Aika Paint, menggusur warna asli merah.
Selebihnya, tak begitu ekstrem dilakukan modifikasi di sektor lainnya.
Mesin sebatas penggantian simpel. Audio pun untuk kepentingan musikalitas harian. Perubahan interior hanya sebatas pada penggunaan forged carbon.
Namun bagi DeepEnd, yang patut diacungi jempol selain modifikasi eksteriornya, Pikachu ternyata bukan manekin. Pikachu bisa berlari kencang tanpa habis nafas. DeepEnd melihat kepala sendiri bahwa mobil ini bukan mobil patung.
Jadi ini Pikachu atau Ronaldo?
Yang pasti, the corn is turning gold!
Workshop:
Creative Automodified @creative_automodified
Data Mods:
Custom body kit, custom wing, custom diffuser, custom splitter, custom canard, Work wheels Meister M1 18x(11+13) inches, AP Racing brake 6 pot/355 mm & 4 pot/355, Cusco strut bar, Cusco rear camber, Cusco rear toe arm, Air Lift Performance suspension 3P, Flux sub woofer 10 inches, Crescendo 3-way speaker, Crescendo power monoblock, Venom processor, forged carbon audio box, forged carbon interior trim, HKS air filter, GReddy oil filter, HKS oil cap, HKS radiator cap