Volker Leutz mendesain bodinya, diawasi oleh Robert Lesnik, sang design manager W205 yang kemudian sukses juga ikut meluncurkan Mercedes-Benz W212 (Facelift), Mercedes-Benz W222
Mercedes-Benz GLA dan Mercedes-AMG GT.

W205 merupakan mobil pertama yang menggunakan platform Modular Rear Architecture (MRA) yang serba baru. Struktur baru secara signifikan lebih ringan, menggunakan aluminium secara ekstensif di seluruh tubuh, menghasilkan penurunan berat 100 kg. Menurut Mercedes-Benz, strukturnya jauh lebih kaku dibandingkan kendaraan lain di kelasnya.

Walaupun begitu, engineering result ini tak sepenuhnya sempurna. Sebagaimana banyak yang menyebut, bagian belakang W205 menjadi titik lemah. Nampak turun menggelayut, padahal jarak roda dan fender cukup renggang. Kunciannya hanya pada reduksi ketinggian bodi. Dengan ini…, bodi W205 jauh kelihatan lebih enak dipandang.

Tapi oleh Raindy (bosnya Rain Auto Parts), isu tersebut menjadi zero. Faizal, sang pemilik W205 ini, pun senang.

Minimalis manis.
Simply the best.
Too much is needless.
Mungkin itu ya yang bisa DeepEnd artikan pada kondisi terkini pada sedan ini.

Cukup dengan BBS 19, semuanya menjadi sahih.
Lebar masuk akal, 9.5 dan 10.5 inci.
Ban seperti biasa, memakai Accelera Phi 215/45 dan 225/35.
Plus full air sus kit by Air BFT.

Suspensi udara Air BFT ini menggunakan new management yang dimana sudah dapat diupgrade dengan high sensor dengan tujuan bisa membaca beban mobil. Cara kerja yang lebih cerdas dan sangat responsif, sehingga mempermudah dalam pengaplikasian dan penggunaannya.

Tapi selain itu, desainnya kini lebih kece. Sekece mobilnya sekarang!


Workshop:
Rain Auto Parts @rainautoparts