Maunya disebut begitu itu.
Stance sopan.
Velg sopan.
Camber sopan.
Radius sopan.
Masih belum cukup, sebab ketambahan lagi kata “tampan”.
Jadinya sopan cakep.
Sebab wagon dilahirkan sebagai mobil cinta keluarga.
Oleh karena konsep itulah, DeepEnd berangkat jam 23 dari Bogor, istirahat 2 jam di KM 456, lanjut motret wagon ini di pantai selatan Jogja jam 11 pagi, dibarengi hujan yang enggak sopan ngocor terus dari langit.
Sebenarnya, bodi aslinya sudah seksi. Tapi justru modal bagus begitu, jadi incaran Handrian Permana buat dikonversi jadi stance sopan. Bukan diawut-aeut loh ya. Pokoknya, kalau soal progress, Handrian menyerahkan bulat-bulat pada Saat @m.sa_at.
Padahal kendala Saat selalu ada di tengah jalan, tapi akalnya selalu on fire.
Khususnya buat ngejar ground mobil.
Depannya bergetar pas jalan pendek.
Belakangpun enggak bisa rebah.
Akhirnya kaki-kaki diselaraskan, biar rebahnya kelihatan lezat.
Apalagi sudah memakai suspensi udara bolt on Feelair.
Manajemennya pun di merek yang sama.
Caranya diawali potong fender dengan mazhab natural.
Radius fender depan 2.5 cm.
Di belakang 4 cm.
Lantas ada juga karya lokal.
Full camber kit by Laris Understeel.
Velg kemudian memakai BBS RS 19x(9.5+10.5) inci.
Bubble step lips.
Ngikutin lekukan bodi.
Bannya pake lokal.
Tapi rasa ekspor.
Accelera Phi 215/35 dan 225/35.
Selebihnya, Handrian menempatkan BBK CTSV Brembo Mazda.
Spec depan 355 mm/6 pot.
Rem belakang memakai 345 mm/4 pot double caliper.
Bagaimana…, ngiler?
Workshop:
Bengkel kaki & bodywork: @laris.understeel
Bengkel mesin & knalpot: @GTpeformance