Janji sama bapak-bapak itu gampang resepnya.
Apa?
Sabar.
Sabar yang pastinya penuh pahala.
Bapak-bapak tuh kebanyakan prepare.
Cuci lagi.
Gosok terus.
Microfiber ama Kanebo aja dibedain urutannya.
Maka jangan heran, DeepEnd pilihkan tempat yang posisi duduknya bisa memandang mobil The Lolipop berjejer area parkir.
Sengaja sudah dibooked agar teman-teman The Lolipop bisa mejeng tanpa diganggu tamu lainnya. Soalnya, Lolipop kan permen gula dengan tongkat kecil yang bisa dan dihisap atau dijilat. Sangat privat. Geli-geli lucu.
DeepEnd menunggu sambil makan mie ayam.
Ditemani babat kuah.
Dilengkapi teh tawar panas.
Nikmat tiada tara!
Setelah itu buka laptop.
Edit foto.
Cek video.
And posted it.
Dan setelah sejam…, mulai satu demi satu masuk itu mobil-mobil lawas pemakai velg-velg legend.
Pas jumpa, pada resik-resik nan apik.
Kata orang Medan, “Sorrr kali aku liat motornya.”
Plus, jumpa bapak-bapak itu sama saja quality time.
Campur tawa-tawa respect!
Volvo 850 1996
Owner: Mas Diponegoro
Mata DeepEnder coba melotot lebih menonjol lagi. 850 ini memakai gaya Clubmaster style. Mulai fog lamp, wiper lamp, rear wing, door sill plate dan rear curtain. Lantas di kompartemen, terdapat head unit original Volvo versi premium sound double dyn dengan kelengkapan 8 speaker yang juga originalnya Volvo 850 plus CD changer 6 keping cakram.
Sedan bermesin B5254S 5 cylinder 20 valve ini gress BNIB! Dengan mode kendali FWD, NA, automatic dan punya color body name artic white. Selain Clubmaster, itu Dekra DT5 benar-benar bikin awesome.
Data Mods:
Clubmaster fog lamp, Clubmaster wiper lamp, Clubmaster rear wing, Club master door sill plate, Clubmaster rear curtain, DTM DT5 Dekra 18×8 inches, Accelera Phi 205/40R18, Bilstein shockbreaker, custom spring, custom front add-on spoiler, USDM side marker lamp, custom exhaust system + full monel piping, deleted catalytic converter, free flow resonator, original Volvo 850 tail pipe, Recaro Type LS N-Joy, Tomcat full original, short net headrest, Italvolanti steering wheel, luxury blue 20% window film
Mercedes-Benz 300 E 24V 1991
Owner: Harris Paramita Sukardi
W124 Sportline ini CBU bekas Kedutaan Argentina ini begitu disayang-sayang. Ibaratnya, kalah lah bini ketimbang Diamante Blau on Blau ini. Bahkan lebih full spec dengan mesin M-104, lebih tangguh berkat 3.0 litres 6 cylinder in-line dan tentunya yang menjadi berbeda adalah jumlah 24 katupnya.
Sedangkan materi dressed-upnya, apalagi kalau bukan Brabus Monoblock 3 dengan 19×9.5 inci all around yang ditopang ban Accelera Phi 215/35ZR19 dan 225/35ZR19. Harris dengan teliti mengaplikasikan Bilstein yang part number peruntukan 300 E 24V dan Sportline spring dari H&R yang juga memiliki part number. Bahkan di buritan terdapat all red lamp USDM by Brabus.
Data Mods:
Fully USDM style, Brabus Monoblock 3 19×9.5 inches, Accelera Phi 215/35ZR19 & 225/35ZR19, Bilstein Sportline shockbreaker, H&R springs, 400E front & rear bumper, 400E fog lamp, USDM front licence plater filler, EUDM rear license plater filler
Volvo S70 T5 1997
Owner: Harris Paramita Sukardi
Yeayyy, this mothafaka with a low mileage of 59K is still original since it came out from the dealer! Kata sang owner, “It’s still pure original leather but I replaced the seats with Recaro Ergomed DS assembled in Japan which is adapted to Asian body size.” Bahkan, head unit and 10 cd changer are also original from Volvo.
Cuma…, mau dipake kencang, agak eman-eman. Mau diajak touring, sayang odometer. Jadi DeepEnd merasa terhormat bahwa mobil ini bisa hadir di peliputan. Apalagi ketempelan Brabus Mono 3 yang dibeli fully original from brand new.
Karena mobilnya? Bagaimana dengan Pak Harris sebagai pemiliknya? Tengoklah fotonya. Gambar kan bisa menjelaskan lebih banyak ketimbang kata-kata lisan.
Data Mods:
Bilstein sport kit, Brabus Monoblock 3 17×8 inches, Michelin Pilot 4 215/45ZR17, AC Schnitzer tail pipe, Magneti Marelli 3rd fog lamp, Philips yellow bulb w/ yellow condom
Toyota Starlet 1.3 SE 1995
Owner: Bowo Purwoko
Mobil ini dirawat telaten, disiplin dan core to the core. Contoh pertama, engine restore total setelan ATPM pada jamannya by Jonas Motor. Seterusnya, gunakan OEM spec, khususnya di area undercarriage. Mulai dari suspension balance tower A/B/C/D dan rear literal balance. Lanjut ke lower arm Toyota. Ball joint, tierod, rackend dan shockbreaker depan milik EP9. As roda diambil dari OEM Toyota yang di-CNC dengan hub OEM Toyota berbaut sepih yang lagi-lagi dari OEM Toyota. Sementara disc brake 288 mm juga OEM. Yang sedikit beda hanya rear absorber dari merek mobil lain, Lancer EX, yang kemudian dikombinasikan dengan spring OEM dan support OEM EP85.
Tampilan dibuat clean and tidy dengan clear coat single layer Sikkens oleh MU Garage. Dimana hal ini wajib dilakukan setelah Bowo memasang variasi yang mencuatkan rona segar dan kilap di Starletnya ini. Seperti edisi nineties tail pipe Lorinser, head lamp coners plus rear lamp dari EP85 yang kebetulan dapatnya NOS. Velg OEM VW transporter 17×7.5 dengan adaptor depan 300 mm dan belakang 350 mm yang dibikin fit oleh Mulyono Sarinande. Bannya sudah jelas ada di ukuran 205/40, dan dipercayakan pada Falken ZIEX 205/40.
Mercedes-Benz 300 E Sportline 1996
Owner: Olly Adianto W
Ini si paling kocak. Kalau enggak pelor, ya bikin ngakak. Antara dua itu ajalah. Tapi sebagai Brabus enthusiast, Olly kental spiritnya. Kalau DeepEnder melihat Boxernya hanya memakai 17 inci di Mono tiganya, apa jadinya kalau DeepEnder melihat Kijang kapsulnya loyal-setia-waspada memakai velg merek yang sama?!
Boxer ini minimalis kesannya. Yaitu tadi, “hanya” 17 inci, kaki-kaki Sportline W124 dan sound system seadanya. Justru dengan otorisasi minimalis itu ia bisa masuk ke ruang konvoi sekaligus midnite run. Gaya iya, kebut dijabanin.