Senin subuh 23 Juni 2025, alarm hanya sekali bekerja di pukul 04.00 WIB. Tak perlu bikin pekak 2-3 kali untuk membangunkan DeepEnd. Skak mat! Bangun, packing, mandi, shalat dan menunggu taksi biru pengantar DeepEnd ke kereta cepat Whoosh.

Pagi itu, rencana test drive digelar di depan mata.
Satu Suzuki Fronx bahkan sudah terpajang di dalam area stasiun.
2 kali DeepEnd mengitarinya.
Damn…, dari sudut manapun Fronx memang aduhai.

Sepertinya Fronx adalah jalan tengah.
Sebuah keseimbangan.
Menjadi solusi yang berada di antara dua kutub yang berlawanan.

Coba tanyalah pada adam dan hawa.
Adam suka dengan gaya SUV-nya, yang disebut sebagai SUV Coupe Style.
Sedangkan Hawa merasa cocok dengan dimensinya yang kompak.

Tapi di stasiun kereta cepat itu, DeepEnd belum bisa test drive.
Masih harus nyemplak Whoosh.
Selama 30 menit, hanya bisa berharap, dibolehkan naik Suzuki Fronx dengan kelir ice grayish blue.

Dan Tuhan memang Maha Baik. Doa terkabul. Biru yang hanya ada di varian tertinggi itulah yang DeepEnd kendarai. Ice grayish blue adalah hero color Suzuki Fronx di Indonesia.

DeepEnd bareng kawan media Jawa Pos, Carvaganza, dan Zigwheels menyatukan isi pikiran kami berempat, dan dieksekusi selama ngetes. Tak perlu buka kaca untuk mengejar irit dengan mematikan AC. Hasil rembukan, menyetirlah sesuai driving skill  dan kebutuhan jalanan. Selayaknya mengemudi sehari-hari kita, tentu dengan mengutamakan keselamatan berkedendara. Lanta sejak start dari Suzuki Nusantara Jaya Sentosa di bilangan Ahmad Yani, Bandung, kami semua tak hilang bersenang-senang di dalam kabin Suzuki Fronx.

Bagaimana tidak?! Dengan rentang harga SGX – AT (2TONE) Rp. 324,600,000, SGX – AT Rp. 322,600,000,
GX – AT Rp. 296,600,000, GX – MT Rp. 278,800,000, GL – AT Rp. 273,800,000, hingga GL – MT Rp. 261,800,000, Suzuki Fronx punya benang merah yang sama dalam hal memiliki interior beraneka solusi.

Mobil nomor 8 biru itu tampil dengan spec paling tinggi yaitu SGX.

Hybrid yang bisa dipantau dari engine cluster, transmisi otomatis 6-percepatan dengan teknologi mild hybrid SHVS (Smart Hybrid Vehicle by Suzuki), head unit layar sentuh 9 inci yang kompatibel dengan Apple CarPlay dan Android Auto, serta ada head-up display yang membuat pengemudi tetap fokus di jalan dengan informasi perjalanan di depan mata.

Secara umum, bukan saja Adam dan Hawa benar, namun interiornya memanglah menjanjikan. Harga segitu, fitur cukup melimpah. Worth buying compared to everything Suzuki has given us.

DeepEnder tahu kan pinggang DeepEnd punya sejarah masalah nan kelam?! Kedua jok depan, dan salah satu sisi jok belakang, benar-benar cocok dengan bodi. Bahan pelapis joknya, walau ssynthetic leather + fabric material, tapi empuk, tidak panas, dan tidak licin. Dimundurkan pun, masih ada leg room buat penumpang belakang.

Pada jok belakang, menurut DeepEnd ini mutlak penting direview. Tulang belakang terasa punya “dudukan” yang tepat. Saat duduk, kedua paha tidak bergeser-geser. Sudut lutut luas pergerakannya. Head rest bisa naik turun. Bahkan kepala masih punya space kiri-kanan-atas untuk pivoting. Visualisasi jarak dan lebar pandang tak ada gangguan.


Tak hanya itu, Suzuki Fronx juga menerapkan Noise, Vibration, and Harshness (NVH) Reduction. Teknik yang dilakukan bekerja untuk meminimalisir suara bising dari luar, getaran mesin, dan kekasaran jalan yang masuk ke dalam kabin. Hasilnya, pengalaman berkendara di Fronx menjadi lebih hening, nyaman, dan minim gangguan. Ngobrol berempat benar-benar nyambung, jalan terus tanpa ada gangguan suara dari luar mobil yang masuk ke dalam kabin.

Bisa dibilang, interior Suzuki Fronx ini menawarkan kombinasi gaya, kenyamanan, dan fitur modern. Suzuki Fronx tidak hanya soal desain yang stylish, tapi juga tentang pengalaman berkendara yang tenang dan menyenangkan.

DeepEnd kasih bocoran, Suzuki Fronx menjadi model terbaru yang menggunakan ICE-µ Premium Window Film sebagai perlengkapan standar (OEM). Kaca film ini menahan panas, menolak sinar UV, dan tidak mengganggu sinyal elektronik kendaraan, fitur penting di era mobil pintar saat ini.

By the way, cerita tentang test drive belum selesai.
DeepEnd akan kupas di artikel selanjutnya.
Don’t miss it.