Tak usahlah bicara harga belinya berapa. Wraith ini pokoknya harganya milyaran, include pajak. Saya pun malas untuk tahu harganya. Lebih baik pandangi, rasakan dan bercintalah dengan mobil ini. Jadi mari kita nikmati saja masterpiece Inggris ini. Kalau luarnya saja, semua orang juga pernah lihat. Walaupun jarang populasinya, paling tidak, publik hanya melihat versi empat pintunya. Model dua pintu seperti ini, makin susah lagi kita bisa menyaksikan kehadirannya.

Maka, saya penasaran masuk kabin. Secara sekunder, data kabinnya sudah saya baca. Too many to count, tentang ornamen yang sophisticated, tentang material yang kelas bintang delapan, dan tentang fungsi yang amat mempedulikan konektivitas dengan nilai sebuah merek Rolls Royce.

Di kabin itu, ada yang namanya Starlight Headliner. Sayang, saya mencobanya siang hari, karena pak bos izinkan hanya 2 jam untuk memakai mobil ini. Atap mobil bagian dalam itu kalau pintu dibuka, akan memendarkan lampu-lampu kecilnya. Ada fungsi hospitality yang memudahkan akses masuk/keluar, sekaligus memotret dan memberikan efek selebriti pada pemilik mobil ini. Spot kejutan ini saya coba berulang kali, seru juga, berasa macam artis Hollywood.

BMW saya di rumah cuma 4 spot saja lampu kabinnya, 3 di atas spion kabin dan 1 di atas bagian tengah. Sedangkan Wraith milik Mr. JHL ini punya ratusan titik lampu. Saya terus terang tak mampu menghitungnya. Wraith diperbolehkan memillih 800 hingga 1600 lampu sesuai pesanan sang calon pemilik. Kita berasa “under the star”. Bagaimana rasanya di bawah bintang? Mungkin kamu bisa rasakan kedalaman lirik yang dibuat oleh John Stephens untuk sang penyanyi John Legend.

Here we are, under the stars
Heaven is not so far
Heaven is not so far
Heaven is not so far
Under the stars

We’ll find a love to hold our hand through the cold
We’ll find an angel light out in the storm
We’ll see a light to lead us all the way home and
Wherever we go we will know

Let’s raise a toast to all the good days to come
Let’s celebrate the sea that come out of one
Let’s save a kiss for us and the night is done
Oh my love, I’ll keep you warm

Dibuat dari untaian serat optik yang lembut pada berbagai kedalaman dan pada sudut yang berbeda, menyebabkan cahaya terlepas dari berbagai arah dan pada intensitas yang berbeda. Karena bisa dipesan, maka kecerahan setiap ‘bintang’ dapat disesuaikan agar sesuai dengan suasana hati kamu. Mau cukup terang untuk bersantai dan membaca di bawah, atau cukup redup untuk menciptakan cahaya yang halus dan santai. Bebassss! Tapi “1% people” jamak menuntut yang terbaik, at all cost. Di luar apa kata Om John legend, yang saya baca di perpustakaan, cahaya lampu membuat mood kamu berubah. Harapannya tentu yang terbaik, entah memperbaiki swing mood, membuat suasana hati lebih romantis, atau bahkan bisa menenangkan pikiran. Selain itu, pemilik Rolls Royce bukankah seorang superstar, yang selalu layak mendapatkan sorotan kilat lampu?

Sesuai standar operasi kerjanya, konstelasi masing-masing Starlight Headliner membutuhkan sembilan jam kerajinan tangan awak Rolls Royce. Namun pola yang dipersonalisasi memerlukan tempelannya sendiri, yang membutuhkan waktu lebih dari 17 jam untuk menyelesaikannya. Dua pengrajin Rolls-Royce merelakan keahlian mereka untuk menciptakan fitur luar biasa ini. Ini adalah aliansi sempurna dari keahlian tradisional dan teknologi modern. Yang jelas, kedua pengrajin itu kemudian memastikan bahwa tinggi serat benar di sisi tersembunyi, dan permukaannya tampak sempurna di permukaan kulit yang terlihat, siap untuk bersinar. 

Fotografer: David Srihanoko