Kembalinya Budi ke gelanggang memang mempengaruhi peta industri modifikasi di Tanah Air. Banyak pihak menoleh pada Cayman miliknya. Barangkali memang takdir, menjadi contender di dunia ini. Pergerakannya senyap, bahkan tanpa bayangan. Budi ini mengingatkan pada George St. Pierre di Ultimate Fighting Championship (UFC), yang setelah juara dunia kelas welter selama 12 kali berturut-turut, kemudian tiba-tiba pensiun pada 13 Desember 2013, dan lantas tiba-tiba (lagi) dia kembali ke UFC 217, 4 November 2017, untuk selanjutnya mengalahkan lawannya The Trash Talker, Michael “Count” Bisping, dengan technical submission, tepatnya melalui rear naked choked (RNC).
Hell yeah. Budi memang pemain lama. Dulu memodifikasi mobil dengan 2 playground, di area kontes dan di arena balap. Selayaknya di era DJ Agoose dan Indika bikin banyak muda-mudi kelayapan keluar malam, mereka memodifikasi mobilnya ala anak selatan Jakarta. Velg besar, potong dikit pernya, dan tarik pinggiran pinggang bannya. Bedanya, Budi melanjutkan weekendnya dengan berbalap ria di Sentul. Untuk seorang yang perawakan tinggi, badan sehat dan energik, doi boleh dibilang tak ada matinya saat itu. Tapi Tuhan memang berkehendak lain. Pemilik Jakarta Vapor Store (JVS) ini 10 tahun lalu putuskan pensiun dari dunia kita ini.
Lantas kenapa balik lagi? “Susah diceritain, tapi emang passion di otomotif, kayak di balap juga balik lagi,” tegasnya sambil menatap langit-langit gerai JVS. Sekarang ini, “Environment-nya lebih menantang. Wawasan kita benar-benar diuji. Misal, wheel fitment mesti benar-benar diukur. Salah 1 mm saja, bisa melenceng tampilan mobilnya.”
Menurut pengamatan DeepEnd, perilaku modifikasi mobil saat ini terlihat banyak perkembangannya. Dulu dan sekarang, bisa sama-sama all out modifikasinya. Namun kini, kalkulasinya lebih matang. Trennya pun lebih jelas. Serta spirit otomotifnya semakin hidup. Tapi sebenarnya, DeepEnd bisa bilang, “Semua ini karena Kiki Nugraha.” Kawan sekolah ini lah yang menjadi pemicu hijrahnya Budi. Oke, stop the story, DeepEnd coba irit bicara, lebih karena Budi sudah ketemu tandem yang tepat untuk diskusi tentang modifikasi mobil.
Aero Kit
DIINSPIRASI SEKOLAH TUA
Rocket Bunny milik Pandem ini menggunakan bahan FRP berkualitas tinggi dan waktu pengawetan yang tepat untuk mencegah distorsi. Fiber reinfored plastic (FRP, plastik yang diperkuat serat/polimer) adalah bahan komposit yang terbuat dari matriks polimer yang diperkuat dengan serat. Serabut biasanya kaca (dalam fiberglass), karbon (dalam polimer yang diperkuat serat karbon), aramid atau basal. Polimer sendiri merupakan epoxy, vinylester atau poliester thermosetting plastik, meskipun resin fenol formaldehida masih digunakan.
Sebagai penambah wawasan, FRP biasanya digunakan di industri kedirgantaraan, otomotif, kelautan dan konstruksi. Plastik yang diperkuat serat sangat cocok untuk setiap program desain yang menuntut penghematan berat, rekayasa presisi, gap toleransi yang amat sedikit, dan penyederhanaan bagian-bagian dalam produksi maupun operasi.
Berbeda dengan pembuatan kit yang kebanyakan memakai tanah liat atau urethane, Pandem membuatnya memakai teknologi laser scan bodi utuh (full vehicle laser-scan) via render digital 3D rinci. Pada Porsche ini, Kei Miura, sang desainernya, terinspirasi oleh desain sekolah tua yang diharmonisasikan ke kontur dan karakter bodi Porsche Cayman. Data digital kemudian diteruskan oleh mesin CNC di rumah Kei Miura. Rocket Bunny ini tidak diproduksi massal, hingga ini menjadi karya seni yang superior. Yang menarik adalah GReddy, label balap terkenal dan pemenang banyak pameran mobil percaya pada Pandem. Alasan utamanya adalah konstruksi kualitas tinggi dan fitment yang hanya dapat diproduksi oleh manufaktur presisi.
Namun ada 1 rahasia yang tak terlihat sebenarnya. Aero kit ini sebenarnya dibuat Pandem untuk Cayman 987.1, sedangkan Cayman milik Budi bertipe 987.2 maka terjadi penyesuaian sedikit di bagian dudukan lampu belakang. Tak sulit, hanya perlu tangan dingin dan kreatif belaka.
GT Wing
STABIL SAAT MENIKUNG
Sebagai pebalap, Budi juga comeback. Akhir Maret lalu, menggondol juara 1 kelas Mercy di ISSOM Sentul. Memakai C-Class w202 bermesin c32, eks Haridharma Manoppo. Maka DeepEnd bertanya soal manfaat GT Wing sebesar Gaban itu. Selain estetika yang dicari, Budi mendapatkan kestabilan pada saat cornering. Dicobanya lepas dari Jakarta Outer Ring Road membelok menuju Jagorawi. Apalagi dengan Cayman 2.9 PDK ini adalah mobil tarikan belakang yang buritannya cenderung lebih “bergeser” saat menikung. Memang ada manfaatnya, bukan sekadar gaya.
Front Bumper
MORE ROUNDED
Sadarkah kamu, kalau front bumper Pandem diganti dengan TechArt? Modifkasi dilakukan oleh Platinum Motosport. Maunya Budi, kesan Porsche wajib tetap terlihat. Rounded! Padahal aero kit Pandem tersebut harganya hampir setara 1,5 kali knalpotnya. Menunggu 3 bulan, kemudian melihatnya agak bertabrakan grafisnya dengan sudut membulat Cayman. Kemudian front bumper TechArt yang sudah duluan dimiliki Budi, diberikan sirip mirip LBW. Bagian bawah dan sampingnya disesuaikan agar lebih ngeset. Sementara lampu kabutnya masih memakai TechArt. Singkatnya, oleh Vino Platinum, bagian tengah ke bawah dan samping dari TechArt dicustom menjadi seperti yang terlihat sekarang ini. Padahal dulu, Budi hanya sekadar ganti. Sekarang lebih detail dan berani mencacah bodi.
Exhaust System
URGENSI PADA KECEPATAN
Mesin belum kebagian pusing. Baru sebatas upgrade pada sistem pembuangan. Header mamakai Vase untuk memaksimalkan tarikan pada putaran bawah. Sebagai pebalap, hal ini menjadi urgensi. Harganya hampir sama dengan 2 kali membeli iPhone X. Catatan penting di sektor ini adalah Budi telah mengubah 3 kali knalpotnya. Valvetronic, TechPro hingga terakhir memakai Armytrix. Harganya lebih dari dua kalinya header. Hanya dalam seminggu, Winston dari Armytrix Indonesia memberikan support yang signifikan pada Budi. “Suaranya cocok, elegannya dapat, penampilan dan finishing lebih bagus dan detail,” tegas Budi yang juga memiliki brand Jakarta Barber Shop.
Workshop:
Aero kit: @inspiretuning
Custom paint & front bumper: @vinoplatz
Audio: @fi_audio
Exhaust: @armytrix_ind
Data Mods:
Custom paint “fashion grey” Spies Hecker, aero kit Pandem Rocket Bunny, custom front bumper TechArt based, velg Rotiform 19x(11.5+14) inci, ban Toyo R888 345/30ZR19 & 295/35ZR19, rem AP Racing Radi-Cal by STILLEN 18 inci with 6 pot, suspensi udara K-Sport with Airlift management system, head unit Kenwood DDX 917WS, front speaker Ground Zero GZUC650SQX, front amplifier Ground Zero GZIA4115 HPX-ii, subwoofer amplifier Ground Zero GZIA 1.600 HPX-ii, 2 subwoofer Ground Zero GZUW 10SQX