Saya memanggilnya Kang. Lebih pas daripada Abang. Kalau bertemu dengannya, kesannya energik, rame hore dan jenaka. Coba deh denger pengakuannya tentang Toyota FT86. “Mobil ini sport tanggung. Jadi semuanya lebih karena estetika,” tegas Kang Lian S. Nasution. Emang bener-bener blak-blakan. Sepanjang obrolan pagi itu, DeepEnd menemukan banyak hal asyik dari kelahiran Bogor, 31 Desember 1962, yang weekdaysnya di Jakara tapi weekend di Bandung.
Secara beliau sudah seumuran menteri-menteri Kabinet Kerja, jadi kita bisa memahami perbedaan antara Jakarta dan Bandung dari bapak 4 anak ini. “Budaya mobil di Jakarta itu idenya nggak terbatas, tapi orang Bandung seninya lebih masuk.” Jadi lihat saja gagasan memasang pintu bundir, tetap bisa terlaksana dengan mulus dan rapi. Kebiasaan memakai pintu bunuh diri ini sudah dilakukan sejak ia memodifikasi Mercy G280. Ide boleh mahal, eksekusi harus presisi.
Balik lagi lagi ke FT86. Semua berawal dari rajinnya ia ke Kinokuniya. Plaza Senayan hanya sepelemparan batu dari kantornya. Namanya juga bankir, jadi wajib teliti. Doing research setiap kali buka majalah Jepang. Tentang FT86, Lian melihat potensi ke depannya, terkait dengan banyak aftermarket yang dirilis. Kemudian segeralah menelpon Ivan Sadik. Dulu Kakanwil Toyota di Jabar, sekarang sudah menjadi COO di Auto 2000. Tujuannya, “Minta cepet mobil datang.” Natal 2012 sampai rumah, pas ulang tahun dinikmati bentaran, dan 2 Januari 2013 mobilnya sudah dikirim ke workshop.
Bicara sedikit soal mobil-mobil modif sebelumnya. Odyssey memakai 22 inci. Pakai per RS dengan banyak banget velg yang dicoba, “Yang penting bisa dibawa Jakarta-Bogor-Bandung.” Ya salam! Terus G-Class birunya, ganti biru yang berbeda, lantas putih, kemudian putih dof, terakhir candy orange. “STNK sudah berubah 3 kali.” Hasilnya, masuk Motor magz 4 artikel, jadi covernya di 2 edisi berbeda, “Sampai sekarang, koleksi majalah Motor masih ada selemari.”
Oke kalau begitu, DeepEnd mau bongkar cerita soal kebiasaan bongkar-pasang ini. Dilihat-lihat, Kang Lian mirip Pak Jokowi yang suka bongkar pasang menterinya. Pertama, soal kementerian velg. Tercatat, 5 model velg pernah terpasang. Dari ukuran 20, 19 dan 18 inci. Mulai dari ADV, Work sampai Watercooledind. Menurutnya, velg yang cocok adalah tipe concave. Yang deep tapi tidak terlalu dalam. Musababnya ada pada pinggang mobil yang agak lebar tapi pendek. Khusus yang sekarang terpasang, WCI LP1 yang cukup unik, terkesan memutar dan penuh setiap sudutnya. Diameter boleh “hanya” 18 inci, tetapi lebarnya merupakan teror bagi toko velg yang tak punya mesin canggih, yaitu 12 dan 13 inci. By the way, apa tipsnya berani beli banyak velg? “Makanya kalau mau modif, mesti cari istri yang baik,” cetusnya sambil ngakak.
Kedua, terjadi pada kementerian cat. Gerakan #ganticat ini sama agresifnya dengan #gantipresiden. Aslinya orange metalik yang begitu mengkilap dan segar, malah diganti ke orange solid. Tapi siapa bisa larang? Namanya selera dan pilihan, no one can judge him in negative way. Lantas tak lama, pindah aliran ke Nardo Grey, cat abu-abu Ferrari yang lumayan jarang digosipin. Namun saat difoto DeepEnd, catnya baru saja dibungkus Teckwrap warna satin grey. Harganya 1 roll 9 juta perak, dan dilebihkan 3 juta biar terpasang rapi jali. Ada satu info dari tukang stikernya Kang Lian, “Teckwrap gampang pasang. Merek sebelah, lemnya kuat tapi bahannya tipis. Sedangkan Teckwrap, bahannya tebal, lemnya kuat.” Lecet tipis, poles dikit hilang. Treatment khusus nggak ada. Hanya saja penggemar traveling ini memperkerjakan 8 orang agar sehari kelar pasang stiker ini.
Ketiga, pada kementerian sayap. Wing berapa kali ganti? “Wah saya punya berapa set ya?! Hiji dua tilu, lima sama ini. Orijinal ada 2, yang bikinan ada 3.” Pernah pakai Rocket Bunny V2 yang berbentuk ducktail aero wing. Berikutnya ducktail model Legsport yang dikarbon. Ketiga, fully custom carbon. Lantas Rocket Bunny V3 terpasang sebelum digantikan oleh MP Speed yang ganteng bertengger sekarang ini.
Body Kit
MP SPEED vs ROCKET BUNNY
Lian Nasution mengaku, “Tampilan full depan adalah tampilan paling keren, terus pintu yang diangkat ke atas!” Bumper depan-belakang sekarang MP Speed. Kenapa merek ini dipilih? Lakonnya kaya alasan logis. Menurut Lian, “Banyak merek lain mengeluarkan desain bumper depan dan belakang itu sama dengan versi standar FT86. Jatuhnya seperti face lift doang.” Nah, MP Speed berani beda, konsep pun beda. Apalagi saat dikombinasikan dengan custom fender yang terinspirasi Aimgain, dengan penyesuaian pada fender dengan menginput lekukan, menjadi nice combo.
Kang Lian membocorkan rahasia body kit sebelumnya. Saat ia membeli body kit Rocket Bunny Ver.1, sejarahnya penuh lika-liku. Impor Rocket Bunny tak bisa langsung masuk Indonesia. Jepunnya ogah. Tapi orang kita tak kurang akal. Mampir dulu di Malaysia. Perjalanan total 2 bulan. “Dipikir plastik ternyata fiber,” akunya. Kalau fullset 60 juta. Tapi bumper depan-belakang semua terlihat standar, maka Lian hanya membeli sfender dan side skirtnya saja. 33 juta sampai Bandung. Kini body kit itu ada di rumahnya. Diam, menunggu tuannya ikhlas melepasnya.
Engine
210 HP 210 KPJ
Mesin direflash, radiator lama diistirahatkan. Tenaganya makin kencang, bisa dilihat dari horse power yang naik 40%. Klaim pabrikan 200 HP. Lantas tambah lagi 10 HP dari knalpot mid pipe dan knalpot HKS. Jumlah HP sama dengan angka top speed yang pernah dicapai dari Bogor ke Jakarta. Minggu malam 23.30, “Gua bisa nyampe 210 kmh. Dari bawah ke atas dapet terus, udah kayak supercharger.” Masih bisa naik top speednya? “Masih dong, cuma gw bawa bini.” Setelah itu, Kang Lian memasang muffler Fujitsubo dan header Tomei yang uniqual length. Tenaga sama tapi suara lebih rumble, “Suara mah enakan ini, kasar.”
Workshop:
Body & paint: FA Autoworks @franky_fa
Carbon: Prestige Carbon @prestige_carbon
Wheels & tyre: Permaisuri Ban @permaisuriban, CGI Motorsport @cgi.motorsport
Air suspension: Akasia Motor @akasia_motor, YM Autowheel @ymautowheels
Mesin: SS Performance Shop @ssperformanceshop, Elika Automotive Performance @elikaautomotive
Data Mods:
Velg Watercooledind LP1 18x(12+13) inci, ban Pirelli PZero Rosso 285/35ZR18 & 335/30ZR18, lug nut Rays Titanium, air suspension & management system K-Sport, front strut bar Tanabe, rear strut bar Cusco, under brace Cusco, lower control arm Cusco, front/rear bumper MP Speed, rear spoiler MP Speed, roof spoiler MP Speed, custom expanded fender Aimgain based, custom side skirt Aimgain based, exhaust manifold system IPE, muffler & mid pipe Fujitsubo, down pipe HKS, momentum air filter GReddy, ECU reflashed by Ecutek Tuning Pro, racing radiator Blitz, radiator cooler Spade, oil progressive equipment HKS, hosing Samco, pulley Toda, vacuum gauge Simota, throttle controller Pivot, intelligent monitor GReddy, tachometer gauge monitor Blitz, high capacity system Pivot, battery perform monitor Pivot, hand rest GT86 Armster, custom carbon work Prestige (interior, front lips, fender fin, diffuser, rear/roof spoiler, cover mirror, engine bay), carbon headlamp Intec, brake light Spyder