Buat DeepEnd, Mercy ini luar biasa. Layak untuk jadi Hall of Famer. Catatan DeepEnd tentang Wiro, begitulah E250 ini dijuluki, adalah tentang 3 hal. Yang menjadi sebuah kesimpulan perjalanan Wiro di 2018.
“He will do anything at any cost to scent this beloved country.”
Pertama, gagah membawa nama Indonesia dalam pameran modifikasi mobil dan aftermarket di Jepang. DeepEnd tahu persis jalan ceritanya, bagaimana Wiro bisa sampai di sana. Detail sedetailnya. Bagi Chandra Kenzo, sang pemilik Wiro, Indonesia itu maha penting. He will do anything at any cost to scent this beloved country.
Publik Jepang yang kutub Eropanya sangat prestisius, geleng-geleng kepala melihat mobil Eropa ini dimodifikasi dengan ‘stand out’. Bahkan di sebuah private gathering, yang dihadiri top level management bahkan owner dari Work, Bride, Endless, Fujitsubo, bahkan e-Bay Japan, Wiro diperbincangkan. DeepEnd saat itu jadi saksi mata bagaimana para bos global aftermarket brand, cukup terpana melihat kemampuan anak bangsa kita. Membuat melek mereka, sudah membuat DeepEnd goose bumps. Cerita seru ini belum pernah DeepEnd sampaikan pada Chandra Kenzo, kecuali lewat artikel ini.
Kedua, Wiro memperoleh banyak piala yang bernilai dan disegani di pameran dan kontes modifikasi mobil Indonesia. DeepEnd punya datanya, hanya malas mencatatnya di sini. Tapi percayalah, bahwa tuning scene lokal, pasti kerap melihat pencapaiannya di media sosial. Menang sana, menang sini, piala ini dan piala itu.
“Orang bilangnya stance. Bibir fender ketemu bibir velg. Tidak ada kelebihan yang berlebihan. Karena setiap orang mempunyai selera masing-masing.”
“Orang bilangnya stance. Bibir fender ketemu bibir velg. Tidak ada kelebihan yang berlebihan. Karena setiap orang mempunyai selera masing-masing,” ucap Surya Burladas, konseptor dan kordinator modifikasi Wiro. Aliran di modifikasi banyak sekali. Beda mazhab, beda keyakinan. Tapi dari sudut pandang yang suka mobil stance, mobil ini handsome dan ajib dilihat.
DeepEnd hanya ingin bilang pada all hater commentator, bahwa amatilah, periksalah dan rasakan dulu sebelum memberikan komentar di kolom caption. Terlalu mudah menilai yang kompleks, menjadikanmu kecil di mata publik.
Ketiga, mobil ini layak jalan. Terkait baris-baris terakhir, paragraf di atas, bisalah kita menunggu pembuktiannya. Sungguh DeepEnd minta pada Surya Burladas, bahwa DeepEnd tak ingin hanya motret di lokasi. Ini pesan yang tegas dari DeepEnd, yang secara gentle disambut Surya, anak Sumatera Selatan yang merantau ke Yogyakarta.
Olehnya, Wiro dibawanya dari Stadion Maguwoharjo sampai ke Pangkalan AU Lanud Adisutjipto. Mobil dikendarai kami berdua. Tentu setelah air sus disetel sedemikian rupa, agar posisi tinggi yang nyaman dan masih enak dilihat dari luar. Tiba-tiba, saya minta Surya untuk lepas tangan, dan benar, mobil tidak lari ke kiri atau ke kanan. Semua karena permainan caster, toe dan camber dikalkulasi manual dengan tepat.
Soal ini, DeepEnd memang rada maksa sih. Mesti nyoba mobil langsung, tak sekadar percaya data tertulis. Pengen merasakan hal yang sama ketika flashback ke akhir November 2018. Jelas sekali saat itu, Wiro telah membuktikan diri lancar dikemudikan dari Jogja ke ICE BSD untuk ditampilkan di The Elite. Dari informasi beberapa saksinya, DeepEnd berkeyakinan memang tidak ada satu detikpun dinaikkan ke atas towing.
Wiro memang edan!
Accelera Tyres
ACCELERA PHI
“Kita pakai ban lokal Indonesia karena kita support produk Indonesia,” tegas Surya. Dibawa sampai ke Jepang, distributor dan dealer di Jepang pun memberikan pujian. Sebab Accelera baru saja masuk ke Japan market akhir 2017. Sehingga melihat Wiro, apalagi wujudnya Mercy yang orang Jepang amat kagumi dan impikan, dimodifikasi seperti ini, Accelera Japan pun kerap berulang kali bilang pada pengunjung pameran, “Ini buktinya ban kami dipercaya dan diaplikasi di Mercy.” Surya memasang Accelera Phi dengan dimensi depan 225/35ZR19 dan belakang 275/30ZR19. Kelebihan ban Accelera menurut Surya Burladas, “Nariknya lebih bagus dan lebih enak.”
Avant Garde Wheels
SR8
Velg ini masuk pada seri JR dengan kode SR8. Didesain dengan concave center. Memakai material T6-6061, yang ditempa dengan mengoptimalkan rasio kekuatan-berat dari masing-masing roda. Punya opsi diameter 17 hingga 22 inci. Chandra memilih 19 inci pada mobilnya. Ukuran lebarnya 10.5 inci di depan dan 12 inci di belakang. Offsetnya, biarlah Chandra, Surya dan DeepEnd yang tahu.
Manual Spooring
HARUS TAHU DAN BISA ILMUNYA
DeepEnd tanya pada Surya, apakah spooringnya manual dilakukan sendiri? Dijawabnya dengan tegas, “Iya!” Ini baru asyik. Lah wong Akira Nakai dari RWB aja nyetelnya manual di depan mata DeepEnd. Aplikasinya tidak terlalu sulit, “Karena camber kit + toe dan caster kit sudah bisa disetel. Jadi tinggal diseting, tarik benang,” ungkap Surya. Setelah itu, untuk mendapatkan camber depan-belakang lebih balance, “Bagian bonggol belakang saya kepras 5 mm.”
Problem lain muncul pada baut rivets yang terlalu panjang hingga mengenai big brake kit. Mudah ditebak, baut tersebut dipotong hingga tuntas, agar clear BBK.
Radius Fender
NATURAL
Mobil ini diradius supaya mendapatkan ground terendah. Di depan besaran radiusnya adalah 4,5 cm, dan di belakang diradius sejumlah 9 cm. Namun, mobil ini sama sekali tidak widebody. “Hanya diradius dan ditarik sedikit fender secara natural,” ucap Surya.
Data Mods:
Tyres Accelera Phi 225/35ZR19 & 275/30ZR19, wheels Avant Garde SR8 19x(10.5+12) inches, big brake kit AP Racing Radi-CAL, custom natural radius, custom lips spoiler, air sus Accuair VU4, sound system full Venom, paint Black Pearl Violet, turbo Precision PTE 6766 dual ceramic ballbearing T4 twinscroll
Workshop:
Concept & executed: Ladas Garage @suryaburladas
Detailing: CAF Carspa Jogja @caf_carspa.id
Painting & body work: Skinner Jupiter Auto Works @skinner_jupiter_autobodyworks