BMW 645Ci ini merupakan generasi kedua dari jajaran Grand Tourer BMW Seri 6, dan dijual dari tahun 2003 hingga 2010. Body stylenya dibagi jadi dua yaitu 2-door coupe (kode model E63) dan 2-door convertible (kode model E64). Menggunakan shortened version dari sasis seri 5 E60 dan selanjutnya berbagi banyak fitur. 645Ci menambah dosis teknologi saat itu dan bahasa desain BMW. Selain berbagi arsitektur dengan E60, lebih tinggi dan memiliki panjang keseluruhan yang lebih besar daripada Seri 8 yang lama, dengan jarak sumbu roda hampir 5 inci lebih panjang.

“Duduk di bagian belakang, masih nyaman. Bawanya juga enak seperti bawa Seri 7.”

Mobil itu awalnya dikritik, karena styling yang kontroversial dan sistem iDrive yang rumit. Mengusung mesin V8 berkapasitas 4.4-liter yang mempunyai 333 tenaga kuda dan torsi 332 N.m yang tercatat muncul pada 3.600 rpm. Dari 0 ke 100 kpj, bisa dicetak dalam 5.4 detik. Enaknya mobil ini walaupun coupe tapi luas dalamnya. “Duduk di bagian belakang, masih nyaman. Bawanya juga enak seperti bawa Seri 7,” aku Tandy Sutanto. Desainnya amat menarik dari segala sudut. Trunk lid yang digunakan mirip Seri 7, tetapi secara keseluruhan, pintu dua berototnya malah terlihat bagus.

Tandy, salah satu respected person di dunia modifikasi Tanah Air, memilih untuk tidak too much dalam kuantitas sektor. Melainkan fokus pada pemilihan item yang benar-benar signifikan pengaruh perubahannya.

“Velgnya sempet salah lebar dan offset, tapi diganti another set brandnew!”

Pada velg, pilihannya HRE. Seri klasik. 305 kodenya. Forged dan 3-piece. Tandy memilih satin charcoal. Ukurannya besar, 21 inci untuk diameter dan lebarnya belang, 9 inci di depan dan 10.5 inci di belakang. Klasiknya muncul dari desain bintangnya. 305 merupakan tribut pada era dimana velg-velg custom menjadi pilihan. Semacam nostalgia. Yang menarik, “Velgnya sempet salah lebar dan offset, tapi diganti another set brandnew!”

Ban Accelera Phi melenggang masuk ruang spakbor, membungkus velg, dengan ukuran 255/30ZR21 dan 295/25ZR21.

Sedangkan ban, pilihan kepada Accelera Phi nampaknya menjadi rasional ketika berbicara ukuran. Saat itu, ukuran 21 inci tidak ada dalam stok toko manapun. “Kalaupun ada saat itu ban Jepang, tapi usianya mundur 7 tahun,” ucap Tandy. Ban Accelera Phi melenggang masuk ruang spakbor, membungkus velg, dengan ukuran 255/30ZR21 dan 295/25ZR21.

Tinggal tugas KW Suspension untuk meredam tekanan dan guncangan dengan 3 varian berbeda. Struts terbuat dari stainless steel. Memiliki composite spring yang terbuat dari bahan komposit poliamida yang tahan aus dan dioptimalkan gesekan dengan sisipan stainless steel.

Dibandingkan dengan coilover biasa, KW Suspension menggunakan benang trapesium yang dioptimalkan untuk gesekan dan kotoran. Kemampuan merendahkan ketinggian mobil antara 10-40 mm untuk suspensi depan dan 20-50 mm untuk bagian belakang.

Terakhir, pemilik showroom Metroauto di bilangan Bursa Otomotif Sunter ini, memantaskan eksterior dengan body kit Wald International. Bahannya plastik yang diperkuat serat (FRP, fibre-reinforced plastic). Sports Line ini terdiri dari front spoiler, side step dan rear skirt. Namun Tandy tidak memakai D.T.M Sports muffler yang berbentuk oval, namun berganti dengan Eisenmann.

Walaupun premium car, harap diingat: #StandarSajaTakCukup!

 


Workshop:

Wheel & tyres: Concept Motorsport @conceptmotorsport

Muffler: Asco Motorsport @ascomotorsport


Data Mods:

Add on body kit Wald International, coilover KW Suspension, muffler Eisenmann, wheels HRE 21x(9+10.5) inches, tyres Accelera Phi 255/30ZR21 & 295/25ZR21, setir BMW M3